Lies muhshonati

Navigasi Web
TAWA SUNYI
Bersama Ibu Ikfina Fahmawati

TAWA SUNYI

Ternyata mengukur kecerdasan "lain'" seseorang itu tidak mudah. Akan tetapi hari ini semuanya mendadak tampak menjadi mudah. Apa pasal?

Iya, bagi saya pribadi, semakin anda merasa bodoh semakin cerdaslah anda. Kemana arah pembicaraan saya sebenarnya?

Bahwa hingga saat ini tidak semua orang tua menyadari tentang teori kecerdasan majemuk. Dimana seseorang tidak melulu dikatakan cerdas saat ia pandai berhitung, pandai dengan cepat menyelesaikan soal-soal.mapel eksakta dll.

Tetapi kecerdasan seseorang dalam mrnyelesaikan beragam persoalan-persoalan yang menimpa padanya dengan cara cepat, dan tepat bagi saya adalah kecerfasan luar biasa, sapapun dia.

Dan hari ini semua hal membuat saya terhenyak. Saat saya bergumul sesaat dengan anak-anak inklusi. Anak-anak yang dari kaca mata orang normal adalah anak - anak kurang beruntung bahkan dianggap sebagai pembawa beban.

Padahal dari mereka saya tahu, betapa hebatnya mereka mengelola pergumulan batin mereka sendiri. Mereka adalah kumpulan anak-anak berkebutuhan khusus , atau yang ekstrim menyebutkan sebagai anak cacat, yang berhasil sedikit membusungkan dada karna keberhasilannya.

Saya tidak menyangka, pengelolaan batin itu membuahkan banyak hasil saat itu. Beberapa medali dari perunggu bahkan emas telah mampu mereka persembahkan untuk diri dan orang orang terkasih di sekitarnya.

Sekumpulan anak-anak inklusi ini telah mengajarkan pada saya bagaimana tetap bertahan dalam gempuran badai yang datang dari diri mereka sendiri juga dari lungkungan sekitarnya.

Mereka berhasil bangkit melawan rasa malu. Melawan realita bahwa diri mereka nemang terlahir tak sempurna. Kesadaran bahwa keadaan mereka tak sama.

Mereka pernah punya rasa, mengapa ko saya dilahirkan tidak seperti yang lainnya. Mengapa ko ini menimpa saya, bukankah kelahiran ini bukan mau saya? Sementara yang lain bisa berbicara lantang , bisa bernyayi dan lain-lain. Mengapa saya hanya uum..aa..uu..ee...saya bisu bu! Seakan itu yang saya tangkap.

"Saya kan juga kadang-kadang ingin berteriak Bu?!"

Dan siapa yang mampu terus mengoceh tentang hal-hal tidak penting, saat berhadapan dengan si tangan satu, mata satu atau buta kedua-duanya. Atau siapa yang menyiratkan seolah-olah paling pintar saat berhadapan dengan para TG itu.

Mereka bukan manusia biasa bung! Mereka lebih dari anda! Mereka diatas batas! Persoalan mereka lebih komplek, masalah mereka lebih rumit. Menata mental itu bukan persoalan biasa bagi diaoa ssja, apalagi yang tidak nornak seperti mereka!.

Dan jika akhirnya mereka berhasil menata puzzle kegundahan hati mereka.Dan berbinar dengan kalungan medali di leher mereka, semua nenitikkan air mata...rasa syukur mengalir sederas derai tawa sepi mereka. Tawa sunyi...si bisu tuli!

#hormatihargaianakanakinklusi

#kendalikandirimuuntukmemintalebih

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post