Berkat Undangan

(Tantangan Hari Ke-6)

#Tantangan Gurusiana

#LA

Zaman dahulu kala, sewaktu saya masih kecil (usia SD maksudnya, hehehe), menunggu berkat undangan yang dibawa Emak sepulang dari acara kenduri merupakan moment yang paling berkesan dan sangat dinantikan. Kenapa demikian? Karena biasanya Emak akan membawa berkat berupa telur rebus yang dikasi warna merah dan nasi kunyit. Nah, saat itu biasanya saya menunggu di depan pintu rumah, dan ketika Emak pulang saya akan teriak kegirangan sambil menyambar tentengan Emak. Tentengan yang berisi telur rebus dan nasi kunyit itu akan kami makan bersama-sama. Uniknya, telur rebus itu setelah dibuka kulitnya, akan kami potong 3 bagian dengan menggunakan benang jahit (kami 8 bersaudara, empat pasang. Tiga terakhir perempuan berturut.)

Ada yang hobi makan telur rebus? Ayo dicoba potongnya pakai benang jahit, rasakan sensasinya, hihihi. Itulah fenomena telur rebus sebagai berkat undangan kenduri atau pernikahan zaman dahulu. Saat sekarang, hal seperti ini sudah jarang sekali bahkan termasuk langka jika tuan rumah memberikan berkat seperti itu. Karena zaman makin modern dan orang-orang ingin yang praktis saja, berkat telur dan nasi kunyit perlahan berganti dengan souvenir beraneka bentuk sebagai tanda berkat dari tuan rumah. Namun, hari kemarin saat menghadiri acara pernikahan alumni kami, saya merasa takjub karena tuan rumah masih melestarikan budaya melayu dalam memberikan berkat telur rebus ini kepada para undangan, khususnya undangan perempuan. Untuk mengabadikannya, sayapun mengajak teman-teman untuk berfoto. Cekreeeekkkk....😁🌹

_Masa kecil zaman dahulu sangat berkesan buat saya, dan saya sering bercerita ulang kisah tersebut bersama anak-anak tersayang._