Sifilis adalah penyakit menular seksual (PMS) yang ditularkan melalaui hubungan seksual dari penderita yang terinfeksi penyakit ini. Data yang diterima oleh Kementerian kesehatan (Kemenkes) pada 2022 menyebutkan bahwa kasus sifilis di Indonesia mencapai angka sekitar 16.283.

Beberapa wilayah di Indonesia dengan penderita sifilis terbanyak di antaranya adalah: (1) Papua dengan jumlah kasus mencapai 3.864, (2) Jawa Barat dengan dengan jumlah kasus mencapai 3.186, (3) DKI Jakarta dengan kasus mencapai 1.897, (4) Papua Barat dengan jumlah kasus mencapai 1.816, (5) Bali dengan jumlah kasus 1.300 mencapai, (6) Banten dengan jumlah kasus mencapai 1.145, dan (7) Jawa Timur dengan jumlah kasus mencapai 1.003.

Deretan angka – angka di atas, menunjukkan bahwa saat ini, Indonesia darurat sifilis. Besarnya jumlah penderita sifilis ini bukan tanpa sebab. Tingginya angka pergaulan bebas yang berujung seks bebas dan bergonta – gantinya pasangan zina menjadi sebab utama meroketnya jumlah penderita sifilis di Indonesia.

Tingginya angka pergaulan bebas, tidak terlepas karena maraknya pemahaman sekuler-kapitalisme dan budaya liberal di kalangan masyarakat saat ini. Pemahaman sekuler-kapitalisme telah membentuk masyarakat menjadi masyarakat yang materialis. Kebahagiaan hanya diukur sebatas mendapatkan kenikmatan jasmani dan berlimpahnya materi. Halal – haram tidak lagi dijadikan standar dalam mengatur kehidupan.

Apalagi, propaganda budaya liberal, “my body my authority”, semakin menjadikan masyarakat bebas lepas tanpa mau terikat dengan aturan apapun. Terlebih, tidak ada penjagaan dari Negara agar arus pergaulan bebas di tengah – tengah masyarakat dapat dihentikan.

Lantas, apakah kita akan membiarkan angka penderita sifilis ini semakin meroket?

Wallahu’alam bish showab