*AMBOI CAKSANA*

Karya Lili Priyani

Bijak bestari sejatinya lakon laku

Luwes santun pantas ditiru

Lembut jiwa rendah hati selalu

Tutur kata tertata sopan tak kaku

Inginnya diri dapat digugu

Apa daya manusia tak luput salah

Ada saja celah untuk tak baik-baik saja

Ingin kanan, namun kiri adanya

Mau enyah jahat, malah tertampak jua

Alangkah susahnya berhati emas kanaka

Sungguh beratnya ingin menjadi juwita laksamana

Begitu payahnya gemintang suci atma

Meraihnya perlu upaya

Melakukannya perlu kehendak paripurna

Kemauan tak cukup jika tak dibarengi dengan niat kuat usaha

Menekan ego, unggulkan hakiki hati

Agar sentosa aman bestari

Wahai jiwa berjiwa

Berdamailah dalam segala kejayaan balakosa

Tampakkan keluhuran budi

Bukan topeng kepalsuan

Kepatuhan pada ajaran, tak luput sujud dan menahan lapar: hakikat umat

Namun, mengejawantahkan semua dogma: itu yang utama

Jangan jadikan penutup diri sebagai tameng dan hanya jati diri

Ingin dianggap mulia, hanya karena senantiasa sujud dan puasa

Namun, laku luar biasa

Ucapan tak pantas meluncur

Tingkah tak sesuai, tak lagi terukur

Jumawa, padahal kerdil dari segala sisi

Bak sultan, padahal hanya jelata

Hormat digilai, padahal tak pernah hormat

Terkadang tampak lembut bertutur, padahal garang aslinya

Membuat tak nyaman sesiapa

Menghindar darinya, lebih baik

Daripada sulut geram

Daripada kalut gerutu

Daripada menimbun dosa

Daripada menumpuk bara

Enyahlah

:

_Darimu_ (yang katanya indah cahaya)

_Kupetik hikmah_

(Lemahabang, Ramadan 3; 14 Maret 2024)