Semenjak aku memutuskan untuk tinggal di kampung halaman bundaku, beberapa kegiatan aku geluti. Aku mengajar di RA dan di SD sebagai tenaga honorer, dalam olah raga juga aku ikut di team Desa pada cabang olah raga voli bal.

Lima tahun berlalu, alhamdulillah... Akhirnya aku diangkat menjadi pegawai negeri lewat testing.

Ketika kegiatan voli pakem karena pemainnya banyak yang mengundurkan diri dikarenakan banyak faktor, selain hamil juga banyak yang kerja di luar kota, akhirnya aku coba main bulutangkis, aku fikir olah raga ini tidak membutuhkan banyak orang, asal ada 4 orang, permainan ini bisa dilaksanakan.

Hampir di setiap tahun aku mengikuti kejuaraan di tingkat desa. Dan alhamdulillah aku selalu keluar menjadi juaranya. Seperti sebuah lagu yang salah satu syairnya " Kaulah yang jadi juaranya ". Hi...hi..

Aku merasa diatas awan, sampai suatu hari ada pesan singkat di ponselku. Harap hadir di gor UPT Cihampelas membawa peralatan bulutangkis lengkap dan SK PNS. Aku butuh satu jam setengah untuk sampai pada tempat yang dituju dengan ditemani si putih motor kesayanganku aku melaju.

Disinilah aku merasa, aku bukan siapa-siapa. Aku pemain bulutangkis yang mentah. Saat kelompok Desa memuji dan mengakui permainanku, di sini, aku hanya pelengkap team saja. Team Kabupaten Bandung Barat di ajang Pekan Olah raga Pemerintah Daerah.

Tahun pertama aku main di singel hanya sebagai pelengkap juga. Sampai sekarangpun aku masih sebagai pelengkap. Karena aku pemain otodidak, tak pernah ikut latihan yang serius di club.

Pesanku, jangan merasa hebat karena pasti ada yang lebih hebat. Agar kita tidak menjadi manusia yang sombong. Sebab kesombongan hanya menjadikan setan terusir dari surga. Jangan juga merasa rendah karena dibawah kita juga masih ada yang rendah, agar kita bisa selalu bersyukur. Kata Fety Vera dalam lagunya " yang tengah- tengah saja."

Salam, dan selamat beraktifitas!!