Putriku yang sulung kelahiran 2002. Tahun 2020 ini usianya menginjak 18 tahun. Aku masih ingat apa saja yang terjadi dan kualami sepanjang 18 tahun masa membesarkan putriku. Lima tahun pertama adalah masa perjuanganku menghadapi penyakit-penyakit yang sempat di derita putriku. Sempat mengalami plek paru-paru harus minum obat setiap hari selama satu tahun, kemudian pernah juga dirawat inap dengan kondisi yang kritis. Bahkan di usia 4 bulan putriku sempat terdiagnosa ada kebocoran jantung namun baru bisa di echocardiograpi pada usia 4 tahun. Alhamdulillah semua dapat terlewati dengan baik hingga di masa masa sekolahnya putriku dapat menjalani aktivitasnya dengan sehat dan ceria.

Putriku bernama Azmi Putri Ardina, kini aku memanggilnya Teteh Azmi atau sering juga ku panggil Teh Ami. Waktu itu, menjelang usianya yang ke 5, aku mendaftarkan Teteh Azmi ke TK terdekat. Jadi bisa ke sekolah sambil jalan kaki saja. Tahun berikutnya Teteh Azmi sekolah di SD terdekat pula namun diantar jemput memakai motor ayahnya. Selama enam tahun prestasinya luar biasa hingga lulus kelas 6 mendapat predikat siswa dengan nilai hasil ujian nasional tertinggi. Waktu itu disebutnya rangking satu.

Masa SMP dilalui di pondok pesantren. Teteh Azmi sangat menikmati masa-masa di SMP dan mendapat prestasi terbaik pula. Namun sayang, cita-citanya untuk masuk SMA yang diinginkannya tidak tercapai. Waktu itu nilai UN nya kecil katanya karena menjadi peserta ujicoba UN angkatan pertama melalui UNBK atau Ujian Nasional Berbasis Komputer. Banyak siswa teman-temannya yang merasa gugup dan tidak optimal sehingga pencapaian nilai UN sekolahnya saat itu menurun rata-ratanya.

Walaupun akhirnya bersekolah di SMA yang lain, namun itu tidak menyurutkan semangat belajarnya. Teteh Azmi yang tekun dan rajin terus memantapkan diri untuk menunjukkan prestasinya. Hingga pada masa kelas 12 sering berkonsultasi dalam arti meminta restuku untuk memilih kampus IPB sebagai tujuan minatnya menggali bidang ilmu di sana. Aku pun mendukungnya sepenuh hati. Semua rencana dan strategi disusunnya dengan sungguh sungguh. Aku pun selalu mendoakan untuk keberhasilan dan kelulusan impiannya.

Tanggal 8 April adalah tanggal pemberitahuan kelulusan SNMPTN. Melalui jalur ini Teteh Azmi yang memiliki prestasi 10 besar di kelasnya berhak mengikuti seleksi tersebut. Berdasarkan pengumuman diberitahukan bahwa berita kelulusan akan disampaikan pada pukul 13.00. Sungguh hari itu terasa begitu lama menunggu pukul 13.00. Hingga tiba waktunya dengan ekspresi menegangkan akhirnya Teteh Azmi pun mengklik nomor pesertanya. Alhamdulillah ….jeritan histeris kebahagiaan diteriakkannya penuh kemenangan. Aku pun memeluknya dengan berderai tangisan haru. Sujud syukur kepadaNya atas semua anugerah ini. Teteh Azmi tembus ke IPB dengan mulus sebagai wakil satu satunya di kelasnya yang lulus SNMPTN.

Wahai putriku …Hari ulang tahun ibu masih akan tiba empat hari lagi, Tapi engkau telah memberi kado terindah hari ini Selamat sayang telah lulus seleksi SNMPTN ke IPB, terimakasih atas ketekunan dan perjuanganmu. Syukurku padaMu ya Allah atas segala limpahan nikmat dan anugerahMu Semoga langkah pertama ini menjadi jalan kesuksesan dan keselamatan dunia akhiratmu Aamin.

Doa syukur kupanjatkan dan ucapan selamat ku sampaikan pada Teteh Azmi dengan penuh kasih sayangku. Teteh Azmi pun akhirnya cerita bahwa tadinya tidak akan memberitahukan tanggal 8 pengumuman SNMPTN. Katanya, Teteh Azmi akan menyampaikan kelulusan – jika takdirnya lulus – nanti saja tanggal 12 sebagai kado ulang tahunku. Tapi karena aku kepo terus kapan tanggal pengumuman, jadinya tetap disampaikan tanggal 8 april ini. Aku pun bilang bahwa tanggal 8 atau tanggal 12 tidak ada bedanya. Mau hari ulang tahun atau bukan akan tetap bemakna sama bagiku bahwa akan selamanya ku ingat aku pernah mendapat kado terindah dari putriku.