LINA HERLINA

Menuangkan ide dalam tulisan adalah hobi yang menjadibenih cita‐cita untuk bisa mewujudkannya dalam sebuahkarya. Tahun 2005 hingga 2007 beberapa tulisan artik...

Selengkapnya
Navigasi Web
PUTRIKU ANGKATAN COVID-19 LULUS TANPA UN  Tantangan Hari ke-87 TantanganGurusiana

PUTRIKU ANGKATAN COVID-19 LULUS TANPA UN Tantangan Hari ke-87 TantanganGurusiana

Banyak hal-hal berubah dan berbeda sejak datangnya wabah Covid-19 yang berawal dari negara China. Kini, wabah yang telah merebak ke seantero dunia pun telah menciptakan banyak kisah di dunia pendidikan. Aku sebagai guru dan orang tua sangat merasakan dampak dari semua kejadian ini. Manusia adalah makhluk ciptaanNya yang tidak pernah bisa mengatur kehidupan kecuali sang pemilik kehidupan. Dialah Allah SWT yang telah menganugerahkan segala apapun agar manusia bisa mengambil hikmah dan pelajaran.

Putriku yang kini bersekolah dikelas XII dan kelas VI tidak pernah menyangka sama sekali akhir persekolahannya akan seperti ini. Tidak ada ujian, tidak ada perpisahan. Sungguh sangat membuat “baper”. Banyak video beredar tentang curhatan isi hati para siswa yang akan seharusnya merayakan kelulusannya namun ternyata harus menerima kenyataan yang tak sesuai harapan. Mereka mengistilahkannya “datang dengan pelukan, pulang tanpa jabat tangan”

Bisa dibayangkan pasti semua siswa masih mengingat momen hari-hari pertama mereka bersekolah di sekolah yang dicintainya. Kini setelah saling akrab satu sama lain,merasakan suka duka yang indah selama tiga tahun kebersamaan di kelas tentu sudah lain ceritanya. Cukup pantas andai perpisahan dilangsungkan dengan meriah sebagai tanda suka cita yang dirasakan. Namun semua rencana hilang dalam sekejap tanpa di duga. Pengumuman pemerintan memperpanjang masa karantina di rumah menambah tipis harapan untuk saling berjabat erat menandai sebuah perpisahan.

Jika ada orang yang bercerita itu ini tentang dampak wabah covid-19, maka putriku dua-duanya akan memiliki kisah tentang betapa hampanya perasaan mereka. Perjuangan belajar yang sudah dipersiapkan sedemikian rupa menghadapi UN harus kandas begitu saja. Baju dan sepatu yang sudah dipersiapkan harus tetap terpajang di lemari tidak seperti rencana nya akan terpampang di sebuah fotoselpi yang keren. Tiket wisata perpisahan hanya tercecer begitu saja di samping meja belajar karena batalnya momen piknik. Terhapus sudah bayangan foto seru di area tempat wisata bersama teman-teman yang akan jadi kenangan suatu saat nanti. Begitulah, sungguh sangat menggugah perasaan.

Angkata covid-19, begitu mungkin putriku akan mengenang masa-masa ini kelak. Masa yang sangat aneh dan hanya satu-satunya angkatan yang mengalami keajaiban seperti ini. Lulus tanpa UN adalah suatu hadiah istimewa sebab sungguh sangat mudah dan tidak perlu perjuangan. Namun sangatlah tidak berkesan jika “kemudahan” itu disebabkan oleh suatu hal yang sangat menyedihkan yaitu adanya wabah penyakit. Jika harus memilih, biarlah tetap memilih berjuang UN dari pada tanpa berjuang namun begini keadaannya.

Sebagai guru dan orang tua bagi mereka, aku hanya bisa memberikan dukungan dan hiburan atas pilihan sikap mereka atas keadaan ini. Jika mereka curhat tentang perasaanya yang “kesal” atau “sedih”, maka aku pun menjadi pendengar yang baik dari tumpah ruah emosinya. Jika mereka curhat tentang “impian-impiannya” maka akupun terus mendukungnya. Yang paling penting adalah bisa menciptakan atau mengelola emosi yang baik dalam menyikapi keadaan. Berusaha mengerti dan menerima dalam arti bersyukur atas apapun yang diberikan Allah SWT sebagai jalan takdir.

Kini, putriku yang belum menerima raportnya alhamdulillah sudah diterima di perguruan tinggi melalui jalur SNMPTN. Seperti memiliki kesaktian karena belum lulus SMA tapi sudah jadi mahasiswa, begitulah katanya, hehe …Sedangkan putriku yang SD sedang bersiap mengikuti testing ke sekolah lanjutan di pondok pesantren. Bila hasilnya diterima berarti kedua putriku memang memiliki kesaktian yang sama yaitu belum lulus tapi sudah lanjut studi. Memang beginilah kenyataannya, putriku lulus prematur namun dapat menembus dimensi waktu tiba-tiba dalam sekejap sudah naik level sekolah. Berbeda bukan berarti salah, berbeda adalah istimewa. Alhamdulillah apapun selalu kusyukuri sebagai wujud tanda cintaNya kepada kami sekeluarga. Aku hanya berharap dan berdoa semoga semua hal yang terjadi dapat memberi hikmah dan pelajaran yang baik bagi kehidupan siapapun ter masuk kehidupan kami ke depannya. Aamiin.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post