Day14 #tantanganGurusiana

Bukan perkara versi siapa atau dari sisi mana kebenaran itu ditafsirkan. Bagi sebagian orang kebenaran itu relatif. Dan sebagian yang lain mengatakan kebenaran itu jelas. Maka polemik ini tidak bisa disatukan.

Mengutip pendapat salah satu ulama salaf dalam kitab nidzomul islam karya An Nabhani, bahwa dikatakan sebuah kebenaran ketika : pertama, ia mampu memuaskan akal. Dengan pencarian yang terus menerus, diskusi yang benar, dan dalil-dalil yang kuat menjadikan akal meyakini kebenarannya dengan berfikir, tanpa dogma dan paksaan.

Yang kedua, kebenaran tersebut harus sesuai dengan fitrah manusia. Fitrah untuk menyayangi (ghorizah nau'), mentaqdiskan sesuatu (ghorizah tadayun) dan mempertahankan diri (gharizah baqa').

Ketika sudah memuaskan akal dan sesuai fitrah manusia, maka kebenaran ini ketika dijalankan akan mengantarkan pada ketenangan jiwa. Semakin dipraktekkan dalam kehidupan, semakin tenang dan yakin menghadapi kehidupan. Kebenaran inilah yang ada dalam Islam.

Hanya saja Islam ternyata bukan sekedar agama individual saja tapi juga agama yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia baik tataran pergaulan, budaya, ekonomi, pendidikan hingga politik. Maka menerapkannya akan mengantarkan pada rahmatan Lil alamin.

Tidak hanya hak-hak muslim yang terjaga dan terlindungi, bahkan non muslim pun. Bukan hanya orang dewasa, perempuan dan anak-anakpun terjaga. Bukan hanya manusia, hewanpun hidup sesuai habitatnya.Maka akankah ada pilihan yang lebih baik dari sistem ini?