Linggawati

Seorang Guru Ekonomi di SMA N 4 Prabumulih, Sumatera Selatan. Kelahiran Pangkalpinang, 24 Juli 1985. Riwayat pendidikan SD sampai SMA di PangkalPinang, melanjut...

Selengkapnya
Navigasi Web

Bagaimana Cara Belajar Online bagi Siswa yang Tidak Memiliki HP?

Sekolah kami secara administratif berada di sebuah kota kategori menengah. Akses ke pusat kota pun bisa dibilang tidak terlalu jauh, karena dalam waktu setengah jam bisa ditempuh. Tapi karena berada di perbatasan kota dan kabupaten sehingga siswa yang bersekolah di tempat kami cenderung berasal dari keluarga berlatar belakang sama yaitu petani karet.

Memang tidak bisa dipukul secara rata bahwa petani karet cenderung kurang memperhatikan pergaulan dan bagaimana anak mereka belajar. Tapi pada kondisi di sekolah kami, orang tua atau wali siswa kebanyakan menyerahkan sepenuhnya proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Jadi ketika siswa di rumah, orang tua kebanyakan kurang melakukan pendampingan pada proses belajar anak mereka di rumah.

Dalam masa pandemi covid 19 yang mengakibatkan pembelajaran dilaksanakan dari rumah, kami guru kewalahan menghadapi pola belajar siswa. Meskipun dari sekolah sudah ada jadwal pelajaran namun pada saat jadwal pelajaran berlangsung cukup banyak juga siswa yang mengabaikan untuk mengikuti pembelajaran daring. Jadi selama hampir 3 bulan pelajaran daring dilaksanakan masih ada kasus-kasus siswa yang sama sekali tidak mengikuti pembelajaran apalagi melaksanakan tugas.

Pada akhir semster sekarang di mana guru mulai melakukan pengolahan nilai, terasa sekali bagaimana susahnya guru mehimbau siswa yang tidak ikut pembelajaran dari rumah untuk melengkapi tugas pengganti kehadiran belajar online. Malah terasa seperti guru yang mengemis kepada mereka. Jangan bayangkan di sekolah kami ada sebuah grup WA yang isinya wali siswa, karena keberadaan orang tua yang melek dengan sosial media seperti WA sangat minim. Sehingga guru pun kesulitan berkomunikasi dengan siswa.

Rasanya kondisi ini banyak dijumpai guru-guru di Indonesia selama pembelajaran daring, terutama di lingkungan pedesaan. Kadang iri melihat sekolah tetangga yang berada di pusat kota dengan karakter keluarga yang heterogen dan cenderung peduli dengan pendidikan anaknya selama belajar di rumah. Terlebih didukung oleh prasarana di mana memiliki HP atau laptop dengan koneksi internet yang memadai. Bahkan pembelajaran daring dengan tatap muka secara online menggunakan aplikasi seperti zoom, webex, atau meet bisa dilakukan. Apa lah daya dengan kondisi di sekolah kami, yang terkadang siswa berteriak kehabisan paket, kesulitan sinyal, bahkan ada yang tidak memiliki HP. Nah, dengan kondisi yang tidak memiliki HP, kami guru merasa benar-benar kehabisan akal. Kami mencoba memaklumi kondisi ekonomi yang sulit, di mana harga karet yang semakin turun. Secara tidak langsung mempengaruhi kegiatan belajar di rumah mereka.

Alhamdulillah, per 17 juni daerah kami sudah ditetapkan zona hijau oleh gugus tugas covid 19. Akhirnya kami mulai mencoba tatap muka dengan sistem sekolah bergantian berdasarkan absen ganjil genap. Semoga tatap muka ini bisa kami jadikan ajang untuk mengumpulkan komponen penilaian siswa yang selama ini tidak mereka ikuti melalui pembelajaran daring.

#TantanganMenulisGurusiana Hari ke 28

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

terima kasih bu

21 Jun
Balas

Semangat bu

21 Jun
Balas



search

New Post