Lisa Lazwardi

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Menjelang Senja

Menjelang Senja

Tantangan Hari ke-43

Ada suatu hal yang tidak dapat dilawan oleh manusia walau secanggih apapun teknologi saat ini yaitu menjadi tua. Sudah kodratnya setiap insan setelah ditiupkan roh di dalam kandungan akan mengalami fase kehidupan seperti putaran jam.

Dari bayi mungil lucu yang kehadirannya ke dunia sangat dinantikan. Dilanjutkan masa kanak-kanak yang penuh keceriaan, remaja dengan segala warna, dewasa dan menua.

Saat menua inilah, sepertinya berangsur-angsur kemampuan manusia menurun. Hal ini disebabkan fisiologi tubuh yang makin melemah juga. Pada saat ini keadaan seperti terbalik, kalau dulu kita yang digendong, dilindungi, disuapi makan, dibimbing, di antar dan dijemput kemana pergi dan banyak aktivitas lain dibantu orang tua tapi sekarang sebaliknya, orang tua mulai membutuhkan perlakuan yang sama.

Teringat penulis akan kejadian beberapa tahun silam, dimana ada seorang nenek yang tinggal seorang diri. Dulunya beliau berjualan di pasar untuk menghidupi dirinya, ada juga sejumlah sawah dan ladang. Sebenarnya nenek ini mempunyai 2 orang anak laki-laki yang merantau. Tapi tak pernah pulang sampai akhirnya sang nenek meninggal. Waktu itu belum ada telpon rumah apalagi HP seperti sekarang.

Penulis tidak tahu kapan mulainya setiap anak-anak kecil memanggil "baru" beliau akan sangat marah. Lama kelamaan sang nenek mulai mengamuk kalau tiba-tiba segerombolan anak memanggi baru, nenek akan melempar mereka dengan batu atau mengejar mereka dengan kayu. Atuak dan Uwa penulis selalu melarang kami ikut-ikutan anak-anak tersebut. Dan ikut memarahi kalau berpapasan dengan gerombolan yang berlari karena dikejar nenek dengan potongan kayu.

Penulis juga pernah melihat bagaimana seorang Ibu beranak 4 memperlakukan Ibunya dengan kasar. Dan pada akhirnya saat ibu ini seusia ibunya dahulu, dia memperoleh perlakuan yang sama dari dari anaknya. Mungkin dulu anaknya melihat bagaimana perlakuan ibunya terhadap nenek dan sekarang mereka mengulang kejadian pada ibunya karena menganggap itu biasa.

Ada kearifan yang penulis lihat dari orang tua-tua di sekitar penulis. Di keluarga, kami selalu diingatkan untuk santun pada orang tua. Jika antri di RS, di bank atau duduk dimanapun dalam situasi ramai. Mama akan menegur kalau kami tidak menyapa atau sekedar tersenyum kepada orang tua di sekitar kami. Apalagi kalau menemani mama ambil pensiun, suasananya begitu akrab, sambil antri Bapak-Ibu ini bertegur sapa, bercanda dan bercerita masa-masa mereka masih bekerja dulu. Ada kebahagiaan tersendiri penulis lihat dalam kesantunan para lansia ini.

Kisah lain tentang Om dan Tante, orang tua dari sahabat kami yang merantau ke Jakarta. Om dan tante hanya berdua saja di rumah di kampung mereka yang berjarak 20 km dari rumah kami. Setiap kami berkunjung ke sana mereka akan mrnyambut dengan sangat bahagia sekali. Biasanya kami akan bercerita sampai jam 10 malam, rumah tante dipenuhi bunga-bunga cantik. Kedua orang tua kami ini memanfaatkan waktu luang di masa pensiun dengan mengoleksi bunga dan bercocok tanam.

Malang tidak dapat ditolak, tiba-tiba tante kena stroke, di saat kami juga sedang tidak ditempat. Beliau hanya berdua saja di rumah sakit. Anak perempuan di Jakarta dan anak laki -laki di Bandung. Tanpa menunggu anak datang tante di bawa ke sebuah RS oleh tetangganya. Tapi setelah dapat bantuan di IGD tetangga inipun pulsng, tinggallah mereka berdua di ruang inap. Anak-anak yang baru dapat kabar sedang bersiap-siap pulang.

Dari cerita Om, saat dirawat sikap perawat ada yang tidak santun. Sampai-sampai ada yang menghardik karena tante tanpa sengaja menumpahkan makanan di seprai. Om sangat tersinggung dan marah,"kami memang sudah tua, tapi dulu kami juga pernah kuat sepertimu. Saya dulu ketua pengadilan di sini, jangan kamu memandang rendah!" Perawat itu hanya diam, dan keesokan harinya ketika anak mereka sudah sampai tidak ada laki sikap yang tidak santun itu.

Atuak dan Uwa kami menurut orang sekitar beruntung karena masa tua dilewatkan bersama anak cucu. Dari 7 orang anak Atuak hanya satu orang yang merantau. Sehingga banyak anak cucu yang memperhatikan beliau di usia tua. Penulis merasakan betul setiap tahap penurunan fisiologi Atuak, dari yang dulunya bersepeda kemana-mana, kemudian jalan-jalan di sekitar rumah saja, akhirnya hanya dalam rumah, di tempat tidur dan penglihatan mulai mengabur. Sampai akhirnya dimandikan disuapi makan.

Di saat terakhir dirawat di RS dokter mengatakan tidak ada yang sakit tapi fungsi tubuh yang menurut karena usia. Pada akhir makan lewat sonde, karena kesadaran atuak mulai menurun. Semua anak cucu menemani di RS secara bergantian.

Mengapa Allah berikan kesempatan anak cucu merawat Atuak dan Uwa penulis rasa karena begitu juga dulunya Atuak dan Uwa terhadap orang tua mereka masing-masing. Kebiasaan mama setiap kami memasak makanan selalu mengambilkan dulu buat diantar ke Atuak dan Uwa, sampai saat Atuak sudah tiada, mama kadang lupa, selalu ambil piring dan menyimpan seperti biasa mau diantar ke rumah Atuak.

Para orang muda, tulisan ini untuk mengingatkan kita bahwa jika Allah takdirkan umur kita panjang, kita akan sampai pada fase lansia ini. Berlaku santunlah kepada orang tua di sekitarmu karena dulunya mereka juga sekuatmu, setangguhmu membela keluarganya, mungkin juga dulunya mereka orang yang banyak membantu orang banyak. Hanya sekarang fungsi tubuhnya sudah menurun dimakan usia. Ketika hari sudah menjelang senja untuk petjalsnan kehidupannya.

Karena kelak engkaupun akan sampai pada fase itu, apapun jabatanmu dan siapapun engkau di label duniamu.

*tulisan ini terinspirasi dari Ibu Aini yang kami titipi masker untuk orang tidak mampu dan memilih memberikannya kepada lansia di Durian Gadang. Terima kasih Ibu... #TantanganGuruSiana

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post