Lisa Lazwardi

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Setahun Berlalu (part 2)

Setahun Berlalu (part 2)

Tantangan Hari ke-49

 

Merupakan sebuah takdir yang telah ditentukan oleh Allah jauh sebelum kita hadir di dunia, Uni menderita Leukimia. Sebuah vonis dokter yang sangat mengejutkan. Uni yang seorang dokter tangguh, pelatih paski, dosen di akademi keperawatan yang tentunya sangat tahu tentang kesehatan. Seorang dokter yang selalu ramah dengan pasien sekaligus motivator terkuat untuk kesembuhan Uncu dulu, sekarang harus dirawat oleh teman sejawat di Rumah Sakit. Rangkaian proses pemeriksaan dilalui, cek darah berkali-kali akhirnya diputuskan untuk dirujuk ke Dharmais.

 

Sejarah mama ke Dharmais terulang lagi, kalau dulu penulis berdua dengan mama menemani Uncu di Dharmais. Sekarang kembali mama ke Dharmais bersama Uni dan Uda. Mama kami wanita yang kuat, sebagai pensiunan perawat yang lama dinas di ruang OK, pendampingan Mama membuat kami nyaman menjalani hari-hari berat di rumah sakit. Penulis tau ada rasa cemas yang besar di hati mama, tapi semua disembunyikan dengan ketangguhan yang membuat kami kuat melepas uni ke Dharmais dengan harapan kita bisa bersama kembali di sini saat Uni sembuh.

 

Kebersamaan kami berpindah ke dunia maya. Dari vidio call kita saling memberi kabar, kami salut dengan optimis Uni di setiap komunikasi telpon kita. "Bagaimana kabar Uni?" selalu dijawab dengan semangat ,"Alhamdulillah baik." Selalu jawaban penuh semangat yang menampakkan kekuatan. Sepertinya Uni tidak merasakan sakit. Padahal kemo yang sambung menyambung membuat pertahanan semakin lemah. Mama bercerita, Uni kesayangan dokter Dodi. Pasien yang paling mudah diajak kerjasama di setiap treatment yang diberikan. Tidak pernah ada keluhan dari bibir uni, walaupun Mama tau lelah itu mulai bertambah.

 

Sementara itu di rmah Batu Sangkar Arsyad sendiri. Penulis salut dengan kemandirian yang uni ajarkan ke anak-anak. Arsyad memilih sendiri di Batu Sangkar karena sudah kelas tiga SMP sedangkan dua orang kakaknya kuliah di Padang. Pernah penulis ajak untuk sekolah di Payakumbuh untuk sementara karena Mama dirawat tapi Arsyad merasa lebih nyaman di Batu Sangkar dengan teman-temannya. Setiap malam mereka belajar dan tidur bersama menemani Arsyad. Semua ini buah dari kebaikan yang sudah Uni dan Uda kepada teman-teman Arsyad.

 

Penulis dan Uncu mencemaskan bagaimana makan Arsyad, setiap minggu ke Batu Sangkar untuk mempersiapkan keperluan Arsyad. Tapi ternyata setiap hari ada saja teman dari Puskesmas Pariangan yang mengantarkan lauk untuk Arsyad. Ada tante Marni yang dari Puskesmas Limo kaum sangat rajin mengantar makanan. Pernah Uncu memberikan uang untuk membeli beras tapi Marni menangis dan menolak, "Ibuk keluarga kami," katanya berurai air mata. Uni..tentunya tidak mudah mempunyai saudara seperti Marni dan teman-teman lain. Penulis salut dengan persaudaraan yang Uni jalin, di saat uni jauhpun sekeliling memperhatikan Arsyad.

 

Lebaran pertama yang kita lalui tanpa bersama, anak-anak ke Jakarta untuk berlebaran di rumah sakit bersama mama. Rumah kita sepi, lantunan doa senantiasa terucap untuk kesembuhan Uni. Seperti apa dulu Uncu bisa kembali bersama kita, setelah dirawat di Dharmais, begitu juga harapan kami semua untuk Uni. Tapi ini Leukimia, dan kami semua memahami bagaimana sulitnya untuk bertahan di stadium ini. Seolah tidak memikirkannya kita semua tetap saling menguatkan. Semoga doa-doa ini diiijabah Allah Swt.

 

Sebuah anugerah terindah yang kami rasakan, ketika dokter Dodi memutuskan Uni boleh pulang dan kemo selanjutnya di Padang. Rumah kita kembali cerah, Alya, Rani, Annisa dan Vara sudah sibuk membersihkan kamar untuk mama Pit. Kekuatan besar dalam keluarga kita adalah kekompakkan dan saling support. Akibat kemo, rambut uni rontok dan botak, tapi Uni tidak sendiri. Begitu Uni sampai di Padang semua memutuskan untuk mencukur rambut juga. Mama, Uni Poo, Annisa, Savarra, Alya dan Rani semua membotakkan kepala. Begitulah keluarga besar kita, saling menguatkan satu sama lain. Tidak ada lagi pasien Leukimia , yang ada para ladies dengan kepala licin. Begitulah kita bersama melaluinya.

 

Besar harapan kita semua bahwa Uni akan sembuh total dan kembali menikmati kebersamaan di keluarga besar kita. (...) #TantanganGuruSiana

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Nangih Ola mambaconyo Lisa

22 Apr
Balas

Yang nulis nangih pulo Ola

24 Apr

Asyik ceritanya

22 Apr
Balas

Terima kasis sist.Salam kenal...

22 Apr

Lisa cerita yang sangat menyentuh sekali

23 Apr
Balas

Trima kasih Ibu Dwi

24 Apr

Lisa cerita yang sangat menyentuh sekali

23 Apr
Balas



search

New Post