Supervisi itu perlu. Supervisi bukan bersifat "menjadi gurunya" guru. Supervisi semestinya menjadi kesempatan yang selalu ditunggu-tunggu. Jika supervisi sudah mendarah daging dan ditunggu-tunggu, otomatis aka terasa seru.

Visi sebuah lembaga pendidikan merupakan hal yang mutlak untuk dituju. Segenap energi dan upaya akan dikerahkan oleh seluruh stakeholder lembaga tersebut tanpa ragu. Namun, supervisi yang elok tidak hanya berhenti sampai di situ. Mesti ada tindak lanjut agar jelas dan terbuka, tidak ada ranah abu-abu.

Bakda supervisi mesti ada tindak lanjut yang jitu. Tanpa tindak lanjut, maka hasil supervisi tidak akan bermutu. Diantara guna tindak lanjut dari supervisi ialah untuk menyampaikan apresiasi dan evaluasi atas penampilan seorang guru. Sang supervisor dengan guru yang disupervisi, duduk berdua dalam ruang dan waktu tertentu. Tidak boleh seorang pun mengganggu.

Jika ada hal-hal positif yang dlakukan guru, sampaikan apresias itu. Hal itu perlu bagi seorang guru. Apresiasi itu minimal sebagai batu pijakan motivasi untuk menjadi lebih bermutu. Demikian juga jika ada hal yang dianggap kurang baik, tentu dibahasakan dengan santun agar tidak membuat malu.

Saran-saran yang membangun dan terbaik, mesti disampaikan dengan bijak. Saran yang dimaksud tentu saja bagan dari upaya perbaikan diri dan lembaga, sebagai bukti bahwa kita sepakat bersama-sama untuk bergerak. Visi lembaga diurai bersama, dipahamai bersama, dituju bersama, dengan melibatkan orang yang banyak. Tentu saja, satu paket guru, orang tua, dan anak.

...

#Tagur -31