SAYA TIDAK BERILMU
Semakin lama saya belajar tahsin Al-Qur’an, kian banyak kesalahan bacaan saya yang diperbaiki oleh guru. Semakin banyak juga ilmu tajwid yang saya ketahui. Padahal, sebelum tahsin, saya merasa bacaan Al-Qur’an saya dalam kategori bagus.
Sebelum tahsin, saya tidak pernah mendengar kata nabr, hams, purjah, isymam, dan lainnya. Mendengar saja tidak pernah, parah. Ternyata, sangat banyak istilah dalam ilmu tajwid.
Hal yang paling membuat saya nyaman dan bangga, para guru yang membimbing saya tahsin, amat penyabar. Tidak pernah tampak raut muka marah, kesal, kecewa, dan sedih di muka mereka. Senyum keihklasan yang selalu terpancar.
Teori-teori para pakar tajwid digabungkan. Mereka jelaskan dengan detil dan dipraktikkan langsung cara membacanya. Talaqqi, ya, saya dan teman-teman berkesempatan menirukan bacaan guru. Jika salah, otomatis diperbaikinya. Dibimbing hingga tuntas dan pandai.
Semoga Allah Ta’ala mengokohkan hati-hati ini agar istikamah di jalan dakwah. Belajar dan mengajarkan Al-Quran. Belajar, beramal, dan mendakwahkan Al-Qur’an. Biarlah, semakin di penghujung waktu saya merasa semakin tidak berilmu.
#catatan ringan malam ini bakda pulang belajar tahsin
#TG-33
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar