Lista Uli Tamba

Bekerjalah dengan cinta, karena cinta dapat merubah segalanya.... Mengajar di SMPN 131 Jakarta Selatan...

Selengkapnya
Navigasi Web
TantanganGurusiana hari ke-356

TantanganGurusiana hari ke-356

Hilangnya si Bocah Gempal

Malam semakin larut, kelopak mata ini membasah seperti bumiku yang basah oleh siraman air sang Penguasa bumi. Diri ini terhenyak, tersadar akan fakta yang terpapar. Si kecilku dulu, kini telah beranjak remaja. Jemari gempalnya kini tak lagi selalu dalam genggaman. Kini tubuh kurusnya seolah telah mampu berdiri sendiri, tak perlukan genggaman wanita yang telah lahirkan dia ke alam ini.

Hal itu harusnya disyukuri, karena bocah gempalku sudah menjadi sosok laki-laki pada umumnya dan laki-laki sesungguhnya. Namun ada hal yang tak dapat dipungkiri, emak-emak jelita ini alias jelang lima puluh tahun, terkadang menolak fakta. Kenyataan bahwa bocah gempal dengan pipinya yang chubby, kini telah menjadi sosok makhluk baru. Seringkali kerinduan menyelinap, rasa rindu akan ketergantungan seorang bocak cilik yang selalu ingin berada di sisinya. Rindu pada pelukan tangan montoknya, rengekan merdunya, pipi tembamnya yang selalu bersedia kapan pun bibir dan hidung ini ingin menciumnya. Kemanapun dia pergi, sang jelita di masa mudanya akan selalu menyertai. Tiada hari tanpa lelaki cilik dan gempal ini kecuali jika sedang ke sekolah atau dirinya bekerja di luar rumah.

Jika sedang berhalusinasi, ingin rasanya dia selalu seperti itu. Menjadi laki-laki gempal ciliknya, yang mendampinginya dimanapun dia berada. Tapi hal itu tidak mungkin terjadi, manusia akan selalu melewati tiap fase dalam hidupnya. Suka atau tidak, kini dia telah bertumbuh dengan segala hal yang menyertainya.

Kini dia terlihat mandiri, kini lebih sering asik sendiri. Di rumah hanya seluas 150 m', kami seringkali jarang sekali bersua. Andai tidak dihampiri, dia akan sering berdiam diri di kamarnya berwarna hijau yang penampakannya sudah menyerupai sebuah studio musik mini. Belum lagi kini dia sudah memilki wanita tambatan hati, yang merampas sebagian rutinitas di dalam rumah. Terlihat ekspresi bahagia jika berada bersama wanita pujaannya. Baik saat bertemu atau pada saat berkomunikasi via gawai, melalui chatingan atau teleponan.

Itulah hal yang kini terjadi. Jelita harus menerima kenyataan. Terpaksa memendam berbagai rasa. Rasa memiliki dirinya secara utuh. Kini hal itu tidak dapat lagi terjadi. Harus merelakan diri melihatnya bertumbuh menjadi pribadi mandiri. Menikmati kehidupan seorang laki-laki berusian 17 tahun, dengan wanita muda yang kini mengisi hari-harinya. Hadapilah nyata yang ada wahai jelita. Perbanyaklah doa agar menyertainya. Tetaplah memberikan siraman cinta, walau ananda kini sudah beranjak remaja. Tetap berharap wahai jelita, dia akan tetap kembali dalam pelukan ibundanya tercinta.

L73TA

15.46, Jumat 050321

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Benar sekali bun... saya merasakan sendiri apa yang ada dalam ulasannya. Salam.kenal dan sukses selalu

05 Mar
Balas

Wow luar biasa tulisannya bunda. Keren... Sukses selalu

05 Mar
Balas



search

New Post