Lista Yosefa

Guru Bahasa Indonesia SMAN 1 Gunung Talang Kabupaten Solok ...

Selengkapnya
Navigasi Web

Mawar Terakhir (Cerpen TG-1)

Mawar Terakhir

(Cerpen: TG-1)

Aku sama sekali tak berani untuk menghubungi Amory, bahkan hanya untuk sekedar memberikan tanda suka saja di medsosnya aku tak berani. Biasanya untuk perkara mendekati cewek aku ahlinya, tapi tidak untuk Amory. Dia beda!

“Booooob, anterin Bundo donk,” sapaan mama membuyarkan lamunanku pada Amory.

“Ke mana Bund, jangan mau bilang shoping lagi ya? Tanyaku ogah-ogahan.

“Ng, Bundo yakin kamu bakal suka, ayo mandi dan rapih-rapih gih!

“Ke mana dulu?”

“Ke acara penganugerahan lomba fhotografi di Kampus Unand. Bundo ditelepon tante Mira tai pagi, katanya Amory masuk nominasi tiga lima besar. Tante Mira udah hampi sampai.”

“Benar Bund, ok aku siap-siap dulu, ntar yaaaa, sekejap,” kataku sambil berlari ke kamar mandi.

Aku semangat sekali di ajak Bundo kali ini. Bukan tante Mira teman Bundo tapi ini menyangkut Amory. Ini kesempatan yang tidak bisa dilewatkan begitu saja. Aku harus buktikan pada Ampry jika aku layak untuk diberinya kesempatan. Namun, aku sebenarnya juga kurang berani mengingkat sikap Amory yang kesal gara-gara si Chaca.

“Makasih ya, sudah datang,” kata Tante Mira sambil peluk Bundo.

“Iya, sama-sama. Ini untung Bobby mau mengantar, jika tidak saya juga bingung,” jawab Bundo sambil melirik ke arahku.

Adduh! Bundo, ngapain juga bawa-bawa aku segala. Aku jadi kikuk. Selayang kuperhatikan Amory melihat ke arahku, kemudian dia memalingkan wajahnya ke arah lain. “Wah Amory kok sepertinya tidak bersahabat gitu ya padaku?”

Acara dimulai, semua hadirin sudah memenuhi ruangan. Aku duduk di samping Bundo. Amory duduk disamping kiri Tante Mira. Kami semua fokus pada pembawa acara yang sudah membuka acara. Rasanya sudah terlalu lama pengumuman pemenang lomba fhotograpinya. Akhirnya, acara yang ditunggu-tunggu datang juga, ketika pembawa acara menyampaikan bahwa pengumuman lomba akan dimulai.

Pemenang favorit 1 dan 2 sudah diummkan, selanjutnya juara 3 dan 2, tak satupun nama Amory disebutkan. Aku mulai kecewa jika Amory tidak menang rasanya capek juga buang-buang energi ke sini.

“Sekarang tiba saatnya memanggil pemenang utama lomba Fhotografi dengan tema,”Babaliak Ka Nagari dan Anak-Anak Rantau” dimenangkan oleh..........” pembawa acara sengaja memperlambat penyebutan.

“Pemenang kita mengangkat tema Anak-Anak Rantau, dengan bangga kami serahkan piala penghargaan bergengsi ini pada Amorya Shandi.”

Seketika ruangan itu menjadi gemuruh dengan dengan tepuk tangan yang meriah. Aku dengan bangga melihat ke arah Amory yang masih tak percaya dia menjadi pemuncak ajang bergengsi itu. Dengan langkah ragu-ragu Amory ke depan bersama Tante Mira. Aku dan Bundo menyaksikan dari tempat duduk kami.

“Amory hebat ya Bob?”

“Iya Bund, keren. Nah! Sekarang Bundo setuju dengan penilaianku?”

“Iya, setuju. Eh Amory cantik nggak Bob? Tanya Bundo membuyarkan pandanganku yang sedari tadi tertuju pada Amory di atas pentas. Dia benar-benar jadi idola sepertinya.

“Apa Bund? Bundo bilang apa barusan?”

“Amorynya Cantik nggak? Tanya Bundo mengulang pertanyaannya.

“Ya, cantik Bund,”jawabku pendek, sambil kembali mengalihkan pandangan ke atas pentas. Di sana Amory sebuk dengan serah terima piala, sertifikat, dan hadiahnya.

“Ohh cantik ya, bukannya jorok? Tanya Bundo yang sepertinya sudah diiringi dengan ledekan untukku.

“Ah Bundo mulai dech,” jawabku sewot.

Acara usai, kami sudah berada di parkiran. Aku dan Bundo menuju ke mobil. Kudengar Tante Mira memanggil Bundo. Kulihat kedua ibu-ibu itu asyik mengobrol, aku langsung ke mobil. Di kaca spion kuperhatikan Amory masih saja menerima ucapan selamat dan karangan bunga dari sahabat dan temannya. Sungguh dia sudah menjelma menjadi sosok yang sangat tinggi di mataku. Dia dekat tapi sulit untuk kuraih. Tidak seperti kebanyakan cewek lain, atau seperti mantan-mantanku.

Amory kini menjadi idamanku. Kuingin dia menjadi mawar terkahirku. Tapi, aku sendiri tidak yakin apa bisa mendapatkannya. aku akan berjuang dengan caraku tanpa embel-embel orangtua kita. Aku ingin memilikiku Amory!

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Bisakah ia mendapatkan Amory dan menjadikan ia sebagai mawar terkahir? Kisah yang menarik

08 Dec
Balas

Bisa nggak ya si Bob memikat Amory? Kayaknya Amory cuek aja deh. Cerpen yang indah Bu.

08 Dec
Balas

Mksih salam....

08 Dec
Balas



search

New Post