BATAS ANTARA 4

(Puisi LISZA MEGASARI - Keempat)

Satu

Dua

Empat

Seribu

Seratus ribu

Jangan..

Jangan sejuta..

Cukup..

Cukupkan saja..

Biarlah ia sekecil ukurannya

Mikro, tak terlihat

Tak usah membesar

Tak perlu ingin dikenal

Kami sudah cukup mengenal

Dampak besarnya dalam sejarah manusia

Cukup..

Cukup sampai di sini saja

Cukup..

Kami sudah cukup paham

Bahwa tak ada besar dan kecil

Tak ada tinggi dan rendah

Tak ada aku dan kamu

Hanya ada kita

Hanya ada kemanusiaan

Hanya ada kesadaran

Bahwa ke-aku-an bukan tujuan

Ke-kami-an juga bukan yang utama

Kemanusiaan sebuah keniscayaan

Apa itu warna kulit?

Apa itu warna mata?

Apa itu Timur, Barat, Utara, Selatan?

Apa itu wilayah?

Apa itu kepercayaan?

Keyakinan?

Dogma?

Ia tak kenal itu semua

Baginya semua hanya sel

Yang memberinya bahan untuk memperbanyak jenisnya

Ya, kita hanya sel

Kumpulan sel

Apa yang ingin dibanggakan?

Apa yang perlu dibanggakan?

Ia ada di antara tiada

Ia menjadi di antara tak berarti

Lalu kita?

Kita apa?

Apakah kita ada dalam ketiadaan yang lain?

Apakah kita menjadi dalam ketakberartian yang lain?

Kita apa?

Cukup..

Cukup pelajarannya

Tahu..

Kita harusnya sudah tahu

Sel butuh kesadaran untuk bisa merdeka darinya

Kumpulan sel juga semestinya sadar

Untuk merdeka darinya

Ia yang berarti penindasan

Ia yang berarti penjajahan

Ia yang berarti penihilan

Cukup..

Cukup pelajarannya..

Kemanusiaan sudah sadar

Atau seharusnya sadar

Atau akan dipaksa sadar

Apapun itu

Mohon cukupkan saja

Cukup

Kami paham

Kami akan paham

Bahwa bersama

Sadar

Merdeka

Adalah pelajaran di balik kecilnya sang batas antara

Antara hidup dan mati

Ia -kau kenal ia-

Ya, kami kenal ia..

(Bersambung)

*****

#TantanganGurusiana 12