Lisza Megasari

Guru di SLB Negeri Binjai, Sumatra Utara. Sudah menjadi guru SLB sejak 2006 dan menikmati pekerjaan ini sampai sekarang. Ibu dua anak ini pernah dipercaya mewa...

Selengkapnya
Navigasi Web
KONSELOR JIA YANG BAHAGIA (Sebuah Pendampingan LISZA MEGASARI)

KONSELOR JIA YANG BAHAGIA (Sebuah Pendampingan LISZA MEGASARI)

KONSELOR JIA YANG BAHAGIA

(Sebuah Pendampingan LISZA MEGASARI)

 

“Bunda Ega, bisakah bantu saya? ASI saya lancar, tapi mengapa menyusuinya terasa sakit?”, ujar suara bening yang ada di seberang telpon. Dugaanku pemilik suaranya adalah seorang perempuan muda berusia 20 tahunan. Sepertinya ini anak pertamanya.

“Wah, luar biasa ya ASI Bunda lancar. Hmm.. menyusuinya terasa sakit ya? Baiknya kita jumpa langsung untuk melihat bagaimana menyusuinya ya Bunda?”, jawabku.

“Baik, Bunda Ega. Tolong bantu ya?”, dia pun mengakhiri teleponnya.

 

*****

 

Hari itu aku berkunjung ke rumah Bunda Tara. Persis seperti tebakanku, usianya masih muda. 24 tahun. Bayi kecil di pangkuannya bernama Jia. Bayi perempuan pertama keluarga kecil itu. Bunda Tara bekerja di sebuah dinas pemerintah. Dia ditempatkan disana karena ikatan dinas dari sebuah sekolah pemerintah. Tipe seorang bunda bekerja yang cerdas. Ayah Jia adalah seorang dokter umum yang masih sangat muda. Dia terlihat cemas setiap melihat istrinya kesakitan ketika menyusui. Home visit ke pasangan muda dengan tipe terpelajar seperti ini seringkali membuatku lebih deg-degan, apalagi sang ayah adalah seorang dokter. Namun tentunya mereka masih memerlukan pendampingan sehingga menghubungiku. Aku harus lebih percaya diri.

 

Jia berusia 29 hari. Terlihat sangat sehat. Buang Air Kecil (BAK) lebih dari 6 kali dalam 24 jam. Buang Air Besar (BAB) juga lancar setiap hari. Berat badan normal sesuai Growth Chart WHO, karena sudah ditimbang sehari sebelum kunjungan. Tidak pernah mendapatkan asupan selain Air Susu Ibu (ASI) sejak hari kelahirannya, namun sesekali terpaksa diberikan ASI Perah (ASIP) menggunakan dot, karena bundanya kesakitan. Puting Bunda Tara lecet. Ketika Jia terbangun dan ingin menyusu, ku perhatikan Bunda Tara menyusui sambil menggigit kain untuk menahan rasa sakit di payudaranya. Ku periksa tidak ada masalah di saluran payudara. Tidak ada bengkak atau peradangan. Ini wajar karena ASI tetap dikeluarkan lewat menyusu langsung ataupun diperah. Sepertinya rasa sakitnya murni akibat puting yang lecet.

 

Kuperhatikan proses menyusu Jia. Dan benar dugaanku, ada yang kurang tepat dalam posisi dan perlekatan (poskat) bayi Jia di payudara Bunda Tara. Jia mengisap ujung puting saja. Perlekatan seperti ini membuat bagian puting yang lembut mengenai bagian keras di rahang atas bayi. Akibatnya, lecet pasti terjadi. Posisi Bunda Tara juga terlihat tidak nyaman memeluk Jia. Ketika memulai menyusui, Bunda Tara yang menunduk menyodorkan payudara ke mulut bayi. Akibatnya posisi punggung sang bunda membungkuk selama menyusui, dan secara tidak langsung membuat tangan bunda yang memeluk Jia juga terlihat tidak nyaman. Aku menduga tangan itu pasti sering pegal. Ketika kutanya, Bunda Tara menjawab, “Loh kok tahu tangan saya pegal setiap menyusui, Bunda Ega?” Aku hanya tersenyum.

 

Setelah mendengarkan seluruh keluhan sang bunda dan melihat proses menyusui sang bayi, aku pun menawarkan untuk membimbing mereka menyusui dengan teknik yang berbeda. Bunda Tara setuju dan sangat senang bila bisa dibimbing. Yang pertama, posisi sang bunda. Sebelum menyusui, bunda perlu berada di posisi yang nyaman. Lalu, bayi yang diarahkan ke payudara bunda, dan bukan payudara bunda yang dimasukkan ke mulut bayi. Bunda hanya mengarahkan bayi, namun bayi sendirilah yang akan mencari puting, lalu membuka mulutnya selebar-lebarnya dan memasukkan seluruh areola (bagian hitam puting). Jadi menyusui itu bukan dengan puting, namun dengan seluruh areola. Dengan perlekatan seperti ini, bibir bawah bayi akan memble keluar. In sya Allah menyusui tidak akan menyakitkan lagi.

 

Awalnya, Bunda Tara ragu apakah cara ini akan berhasil. Namun, semangat bajanya luar biasa. Itu adalah  semangat kuat setiap ibu yang sanggup menahan sakit demi bayinya. Dia mempersiapkan kain untuk digigit kembali ketika poskat yang tepat ini akan dilaksanakan. Dan tak berapa lama, muncullah ekspresi yang selalu membuatku bahagia itu. Ekspresi seorang bunda yang terkejut karena ternyata dia tak merasakan sakit ketika menyusui, padahal puting sedang lecet.”Loh kok gak terlalu sakit ya?”, seru Bunda Tara kebingungan. Ayah Jia di sampingnya juga terlihat bingung. Dalam adegan ini, hanya konselornya yang senyum-senyum. Senyum bahagia karena akhirnya bisa membantu.  

 

Happy breastfeeding ya Bunda Tara.

Doa Bunda Ega selalu untuk Bunda dan Jia.

Yakinlah, in sya Allah menyusuinya akan lancar hingga dua tahun nanti.. Sehat selalu.. Menyusui selalu..

 

#AkuKonselorMenyusui

#KonselorMenyusuiModul40JamWHO

#BinjaiPeduliASI #BPA

#AIMIBinjaiSoonToBe

 

*****

 

#TantanganGurusiana 01 lagi

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post