LITA SULISTYANINGTYAS

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
MAGNET IGI SANG JENDRAL

MAGNET IGI SANG JENDRAL

Awal pertama mengenal IGI dahulu masih bernama Klub Guru Indonesia (KGI) sudah merasa macth dengan segala kegiatannya, pelaksanaannya pun selalu di tempat-tempat mewah dan megah, sebut saja gedung Kemdikbud, Plaza Indosat dan Graha Telkom merupakan gedung “langganan” perhelatan kegiatan KGI (selanjutnya saya sebut IGI karena sudah berubah nama dari KGI menjadi IGI), begitu cintanya saya dengan semua kegiatan KGI sehingga hampir semua kegiatan itu saya ikuti dan hampir disemua kegiatan tersebut Pak Jendral hadir dengan senyum dan gayanya yang khas, pernah terbersit dalam benak saya IGI adalah Pa Jendral, Pa Jendral adalah IGI, kenapa demikian ? Karena saya melihat kahrisma IGI ada di dalam diri Pa Jendral.

Kegiatan IGI itu “GILA”, jaman dulu saja, waktu laptop masih tergolong barang mewah, IGI sudah menjadikan laptop sebagai doorprize dalam kegiatannya SAGUSATAB (Satu Guru Satu Tablet), ini juga yang menjadikan daya tarik IGI untuk diminati dan dirindukan kegiatan-kegiatannya oleh peserta. Kegiatan IGI baik yang gratis maupun yang berbayar (dulu masih sering gratis) tetap saya ikuti, dari satu tempat ke tempat lainnya, tanpa saya sadari, berkat IGI, saya sudah menjelajah hampir separuh tempat-tempat ternama di Ibukota yang tadinya hanya bisa dilihat dari media elektronik dan media cetak, lalu kegiatan saya hunting kegiatan-kegiatan IGI terputus disebabkan kegiatan IGI di laksanakan di luar kota, setelah itu gaung IGI di Ibukota Jakarta makin redup terdengar, terakhir mengikuti kegiatan IGI sekitar tahun 2012 yang bekerja sama dengan Pesona Edu.

Berdasarkan informasi dari sahabat saya yang bernama Tati Haryanti, yang pertama kali mengajak saya mengikuti kegiatan IGI mengatakan bahwa IGI punya facebook dan akan melaksanakan kegiatan KTI, maka saya segera intip-intip facebook, ternyata ada Facebook IGI DKI Jakarta yang dimotori oleh Bapak Fabian Helmi, yang menginfokan adanya kegiatan Karya Tulis Ilmiah berbayar Rp. 250.000,-, saya pun mendaftar sebagai peserta KTI (sudah termasuk biaya sebagai anggota IGI dan memiliki KTA IGI). Sejak itu saya kembali tergabung dengan kegiatan IGI yang namanya sudah berubah menjadi Ikatan Guru Indonesia disingkat IGI. Dari situlah saya kembali aktif mengikuti kegiatan IGI untuk pertama kali nya sejak bernama IGI, pada tanggal 21 – 22 Desember 2015, dan untuk pertama kali nya pula saya mengenal punggawa-punggawa IGI secara dekat, dulu saya cuma bisa kagum-kagum saja dari bangku peserta, punggawa-punggawa IGI tersebut adalah Ibu Yully Rachmawati dan Bapak Mohammad Ihsan dimana saya memanggilnya dengan sebutan Jendral, serta Bapak Fabian tentunya.

Kegiatan yang dilaksanakan adalah workshop Karya Tulis Ilmiah atau KTI, dengan narasumber Bapak Akur Sudiyanto dan Ibu Istiqomah Almaky, yang selain sebagai narasumber beliau juga sebagai penyelia KTI hasil kerja peserta. Peserta KTI berasal dari berbagai daerah diantaranya Kalimantan (Ibu Radiah), Lampung (Mas Igo Prayoga), Bekasi (Ibu Arie Arieq dan gank Robek nya) dan DKI Jakarta (saya, Ibu Tia Ferlina, Bpk Badrun Fuady, Ibu wahyu Sri W, Ibu Eva Verdawati dan Ibu Erika Ambarita) dan teman-teman IGI lainnya.

Jiwa patriotik IGI sejati benar-benar terpendam dalam diri Ibu Yully Rachmawati, dalam sakit yang menggelayuti dirinya, Ibu Yully tetap berupaya semaksimal mungkin tampil prima mendampingi para peserta KTI, disimpannya raut wajah pucat pasinya menahan sakit dalam menyajikan jokes segar demi membuat peserta dan kegiatan KTI berjalan dalam kegembiraan, menemani peserta bermalam di wisma P4TK Bahasa, menyambut dan menemani dalam menjamu Ibu Istiqomah Almaky keliling Mall Gandaria City (dekat lokasi KTI) disela waktu istirahat sebelum tampil sebagai narasumber keesokan harinya.

Magnet apa yang telah menarik saya begitu kuat sehingga saya menerima saja pinangan Bapak Mohammad Ihsan tanpa pikir panjang untuk turut meleburkan diri menjadi pengurus di IGI DKI, saya tidak punya modal apa-apa, setahu saya untuk menjadi pengurus IGI adalah orang-orang hebat, yang sangat kompeten atau memiiliki jabatan tertentu dan strategis,peraih juara lomba-lomba atau pun penemu inovasi baru sementara saya hanya seorang guru PNS DKI yang ketat dengan segala peraturan DKI. Saya sempat menyaksikan beberapa teman saya bahkan salah satunya adalah pengawas sekolah saya, Bapak Wiriawan, dilantik menjadi pengurus KGI, sekarang saya yang merasakan sendiri dilantik langsung oleh Bapak Mohammad Ihsan Sang Jendral, pada tanggal 16 Januari 2016, hampir satu tahun yang lalu, pada waktu itu masih menjabat sebagai Sekjen IGI Pusat. Saya bangga menjadi bagian dari IGI, saya memang belum memberikan apa-apa buat IGI, setidaknya, melaksakan amanah sebagai pengurus IGI DKI dengan baik dan benar adalah langkah awal saya dalam berkarya.

Kegiatan demi kegiatan terus mengalir, sehingga mengantarkan saya pada kegiatan Simposium Nasional IGI yang ke dua di Makassar pada tanggal 29-31 Januari 2016. Kegiatan lain yang tak kalah pentingnya adalah Gerakan Literasi Sekolah. Pada kegiatan tersebut saya menjadi Ketua Literasi Wilayah 1 Jakarta Timur, agar rencana mewujudkan DKI Jakarta sebagai Provinsi Literasi, maka perlu diadakan diseminasi Gerakan Literasi Sekolah. Proses pengerjaan diseminasi membuat saya harus mondar mandir dari sekolah tempat saya bekerja ke Kantor Suku Dinas Pendidikan Wilayah 1 Jakarta Timur.

Tambun, Bekasi

Jam 17.40

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post