Pagi ini diantara sibuknya rutinitas harian, aku dan teman-teman seperjuangan ingin menyempatkan diri untuk melakukan aktivitas refresing sesaat. Udara sejuk yang diiringi gerimis kecil tidak menyurutkan keinginan kami menuju Balai Kota.

Tiba disana cuaca terasa lebih cerah, matahari mulai menampakkan sinarnya menambah indahnya suasana kota kembang di pagi ini. Kami berempat yaitu Aku, bu Lilis, bu Emi dan bu Yan langsung menuju shelter Bus Bandros yang berlokasi di Taman Dewi Sartika depan gedung Bank Indonesia, Taman Wali Kota Bandung. "Waah...Bus Bandrosnya sudah penuh dan siap berangkat" kata supirnya. "Berapa lama kami harus menunggu bus berikutnya pak?"aku langsung bertanya, "sekitar 50 sampai 60 menit lagi" paparnya.

Sambil menunggu Bus Bandros berikutnya, kami tidak menyia-nyiakan waktu untuk berfoto di taman Balai Kota. Ada dua taman disana yaitu Taman Dewi Sartika dan Taman Badak.

Akhirnya pukul 11.00 Bus Bandros yang ditunggu-tunggu datang juga. Kami langsung mencari tempat duduk yang strategis. Kapasitas bus untuk 12 orang duduk dan 20 orang berdiri. Setelah semua penumpang naik dan duduk ditempat masing-masing bus mulai jalan.

Bus Bandros yang kami tumpangi berwarna merah dengan nomor bus 25. Ketika bus mulai jalan tour guide memperkenalkan diri nama beliau yaitu bapak Makmun dan sopirnya bernama pak Ahmad Sang.

Seru sekali mendengar tour guide bercerita, mulai dari mengapa namanya Bus Bandros?rel kereta api, Hotel Preanger, Braga tempo dulu, Museum, rumah kentang yang horor, dan banyak lagi yang lainnya.

Bus Bandros adalah singkatan dari "BandungTour on Bus". Diresmikan oleh Wali Kota Bandung Ridwan Kamil bertepatan malam tahun baru 2014. Nama Bandros diambil dari salah satu makanan khas daerah Jawa Barat.

Menurut penjelasan pak Makmun bus yang kami tupangi ini didatangkan dari shelter bus depan Museum Geologi, karena bus yang di Balai Kota hari ini banyak yang memboking. Jadi untuk ticketing dilakukan disana.

Rute perjalanan kami dimulai dari Balai Kota depan BI, Jl. Braga, Tamblong, Asia Afrika, alun alun, Banceuy, ABC yang ternyata singkatannya (Arab, Bumi putra dan Cina), pasar Cikapundung, Suniaraja, Wastukencana, Aceh, Lombok, Citarum lewat Masjid Istiqamah, pasar loak Cibeunying selanjutnya Pudai, Diponegoro berhenti diterminal bandros depan Museum Geologi untuk ticketing selama 15 menit. Waktu 15 menit kami manfaatkan untuk makan mie ayam di Taman Cilaki.

Bus akhirnya melanjutkan perjalanan melewati Gedung Sate, yaitu kantor Gubernur Provinsi Jawa Barat. Perjalanan kami terasa singkat karena tour guidenya ramah dan kocak.

Bus Bandros ini ternyata dikelola oleh dua pihak yaitu Dinas Perhubungan Kota Bandung dan Corporate Social Responsibility (CSR) dari Telkomsel. Menurut pak Makmun.

Pukul 12 siang kami tiba kembali di shalter Bus Bandros Balai Kota. Kami berkeliling kota Bandung sekitar sejam lamanya, dengan tarif per orangnya Rp. 20.000.-. Satu persatu penumpang turun, kami mengucapkan terima kasih kepada pak Makmun dan pak Ahmad atas pelayanannya mendampingi kami semua dalam perjalanan dihari yang indah ini.

Wassalam