Studi lanjut bukanlah hal yang asing lagi bagi para pendidik. Dulu para pendidik merasa cukup puas menjadi seorang sarjana atau sarjana muda saja, bahkan ada yang cukup berbangga sebagai alumni SPG. Kini, banyak sekali guru muda berlomba-lomba untuk melanjutkan studi mereka, dari Strata satu ke Strata dua. Tak hanya guru muda saja, semangat menuntut ilmu yang lebih tinggi juga dimiliki para pendidik senior. Tak cukup sekedar menjadi magister, pendidikan doktoral pun ditempuh.

Keputusan untuk menempuh studi lanjut tidak semata-mata untuk meningkatkan kompetensi diri. Pernah suatu ketika saat matrikulasi kuliah seorang dosen menanyakan alasan setiap mahasiswa memutuskan melanjutkan studi. Aneka alasan pun terungkap, diantaranya beban moril telah menerima sertifikasi, ingin meningkatkan kompetensi diri, mencari suasana baru, merasa kurang dihargai di tempat kerja, mencari nilai PAK bahkan ada yang menjawab iseng saja.

Bagi ASN yang ingin melanjutkan studi dapat mengajukan ijin belajar (dengan biaya mandiri) atau mengikuti seleksi tugas belajar maupun mengajukan beasiswa kepada pihak sponsor. Namun yang terpenting bukanlah darimana sumber dana pendidikannya, akan tetapi komitmen kita untuk segera menyelesaikan studi tepat waktu.

Menjadi mahasiswa pascasarjana sambil melaksanakan kewajiban mengajar di sekolah menjadi tantangan tersendiri tentunya. Kita harus pandai memanajemen waktu untuk mengerjakan tugas kuliah dan menyelesaikan tugas-tugas kedinasan. Berat terasa, apalagi disaat yang bersamaan guru harus mengkoreksi PAS/ UKK, disisi lain harus melakukan presentasi dengan dosen killer atau menempuh ujian di kampus. Semua jerih payah tersebut akhirnya terbayar dengan senyuman manis tatkala ijazah sudah ditangan.

Mari kita belajar sepanjang hayat...