Ludiazzuhri

Guru di SDIT Al Fatih Cipayung Kota Depok Provinsi Jawa Barat. Seorang guru yang mulai kecanduan dengan dunia tulis menulis, ketika di amanahi sebagai PJ Litera...

Selengkapnya
Navigasi Web
Bayang-bayang Kelam Aisha

Bayang-bayang Kelam Aisha

Bayang – bayang Kelam Aisha

Oleh : Ludiazzuhri

Aku berlari ketakutan meninggalkan Ghazi yang diam mematung kebingungan. Aku segera naik taksi yang berhenti tepat di depanku. “ Jalan cepat pak…”. Pintaku pada pak supir. Taksi pun segera meluncur menerobos dinginnya malam. Kulihat kebelakang, terlihat Ghazi mengejarku. Ia pasti kebingungan dengan sikapku. Aku tak pedulikan itu, yang penting sekarang aku harus berlalu dari hadapannya. Sesakpun seketika memenuhi dada yang bergemuruh. Buliran hangat sudah tak bisa terbendung lagi dari netraku, yang kutahan dari tadi..“ Sudah sampai mba…” suara supir membuatku terperanjat, dan tak menyadari kalau aku sudah sampai depan gang dekat rumahku. Kuhapus air mata yang menghablurkan pandanganku. Aku tak mau ibuku mengetahui, kalau hari ini aku menangis. Karena hal itu pasti akan membuatnya khawatir lagi. Setelah kubayar taksi, aku segera turun. “ Makasih pak…” ucapku pelan.” Sama – sama mba” jawab supir taksi sambil berlalu.

Kususuri gang menuju rumahku dengan gontai. Kakiku terasa lemas, seolah tak bertulang. Dari gang menuju rumah yang berjarak 150 meter, terasa berat malam ini untuk kutelusuri. “Assaalamu’alaikum…” ku ucap salam dan mengetuk pintu. Tanpa menunggu lama, ibuku datang membuka pintu. Kucium dengan takzim punggung tangannya. Ini adalah ritual yang sangat aku sukai sejak kecil. Aku begitu tenang saat mencium tangan ibu. Wanginya yang khas seolah – olah menjadi aroma terapy yang mampu menenangkan jiwa. Segera aku dipeluk ibu. Hal ini juga yang aku sukai dan tak pernah berubah sejak aku kecil. Ketika aku akan pergi, dan pulang sekolah ibu akan selalu memeluku dengan penuh kehangatan. Seolah – olah memberiku kekuatan kembali setelah aku beraktifitas di luar. Dan hal seperti ini akan selalu kurindu.

“ Gimana Is…kerjamu hari ini,menyenangkan?” Tanya ibu lembut, sambil menatap wajahku dengan seksama. “ Ehm…ehmm…baik bu” Jawabku gugup. Kuharap ibu tidak menangkap kecemasanku ini. “ Bu ..Isha mandi dulu ya, risih nih badan terasa lengket banget”. Buru – buru aku masuk ke kamar, untuk menghindari pertanyaan, dan tatapan ibu yang menyelidik. Dan biasanya saat seperti itu aku tidak akan bisa menutupi apapun dari ibu. “ Baiklah, ibu siapkan makan buat kamu ya is..” “ Ya bu makasih…” kujawab dari dalam kamar.

Ibuku memanglah sangat protect kepadaku. Meskipun aku punya dua adik satu laki – laki dan satu perempuan. Namun terhadap mereka ibu lebih cuek. Kalaupun pulang mereka sampai larut malam, ibu tak akan sekhawatir terhadapku. Aku yang selalu dilepas saat pergi dan disambut saat pulang. Terkadang adikku suka merasa iri terhadapku. “ Ibu mah sayangnya cuma sama kak Aisha doang, sama Zita mana ibu sayang”. Seru Zita adik perempuanku suatu hari. “ Zita kok ngomong begitu, ibu itu sayang sama kalian bertiga, kalian anak- anak ibu, kebanggaan ibu” jawab ibu dengan suara lembut. " Tidak ada yang ibu beda-bedakan, jadi Zita jangan ngomong seperti itu lagi ya...Ibu sayang sama kalian semua". Lanjut ibu dengan netra berkaca- kaca. " Iya bu, maafin Zita sudah buat ibu sedih". Seru Zita sambil memeluk ibu. Aku yang mendengar percakapan itu dari kamar, merasa bersalah. Ternyata selama ini aku begitu banyak menyita perhatian orangtuaku, terutama ibu.

Sejak peristiwa kelam itu memang ibu menjadi lebih perhatian kepadaku. Peristiwa yang sangat sulit untuk aku lupakan. Peristiwa yang sudah membuatku takut untuk melihat dunia. Bertahun – tahun aku mencoba untuk melupakan masa pahit itu. Bahkan sampai SMA aku masih diantar karena belum bisa melupakan trauma itu, Bahkan kadang aku minta ditunggu sama ibu. Dan ibu akan setia menungguku di luar kelas. Dan akupun tanpa malu sama teman – temanku. Meski aku sudah SMA tapi masih ditunggu ibu. Teman – temanku bilang aku seorang yang cantik. Tinggi tubuhku 167 cm. Jilbab lebar yang membungkus kepala dan menutupi sebagian tubuhku, katanya membuatku terlihat manis dan anggun. Kecerdasanku juga tidak kalah dengan teman – temanku. Aku selalu meraih peringkat tiga besar di kelasku. Tapi aku tidak seperti teman – temanku yang percaya diri dengan siapapun. Terutama teman laki – laki. Aku akan merasa ketakutan saat mereka mencoba mendekatiku. Karena kecantikanku, ada beberapa kali teman laki – laki yang ingin mendekatiku. Dan saat itulah aku merasa ketakutan dan berlari menjauh. Esok paginya pasti aku bawa ibu untuk menungguiku di sekolah. Agar anak – anak laki itu tidak mendekatiku. Alhasil anak – anak laki tidak ada yang berani mendekatiku, walaupun hanya sekedar untuk mengajak ngobrol denganku. Dan itu lebih aman bagiku. Aku tak peduli mereka akan menganggapku sebagai anak mami, aneh ataupun kolokan. Karena sudah SMA tapi masih ditungguin sama ibuku di sekolah. Bagiku bersama ibu, membuat hatiku merasa nyaman.

Karena ibulah yang selalu setia mendampingiku, membangun kepercayaan diriku yang sempat hilang selama bertahun – tahun. Kepercayaan diri yang bahkan sampai saat ini masih belum utuh hadir dalam kehidupanku. Meski kini aku sudah berani pergi kerja, dan menghasilkan uang sendiri, namun bayang – bayang itu terkadang masih saja muncul menghantuiku. Kurebahkan tubuhku di kasur,untuk melepas penat. Kutatap langit – langit rumah yang berlukisan awan. Kupejamkan mata ini, berharap bayang-bayang masa lalu itu lenyap dari memoriku. Dan tak menunggu waktu lama aku sudah terlelap dalam gelap.

Bersambung...

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap! Ungkap ceritanya, keren!

21 Jul
Balas

aamiin...makasih bu untuk apresiasinya

23 Jul



search

New Post