Ludiazzuhri

Guru di SDIT Al Fatih Cipayung Kota Depok Provinsi Jawa Barat. Seorang guru yang mulai kecanduan dengan dunia tulis menulis, ketika di amanahi sebagai PJ Litera...

Selengkapnya
Navigasi Web
MAAFKAN AKU YANG KINI TAK CANTIK LAGI

MAAFKAN AKU YANG KINI TAK CANTIK LAGI

" MAAFKAN AKU YANG KINI TAK CANTIK LAGI"

Oleh : Ludiazzuhri

Dengan cermat perempuan berumur 40 tahun itu memandangi wajahnya di depan kaca. Di pandangi wajahnya yang sudah tidak secantik saat dia lajang dulu. Kerutan halus sudah mulai terlihat di dahi dan sudut - sudut matanya. Flek hitam dan komedo juga sudah mulai mewarnai kulit wajahnya yang kuning langsat. Kantung mata juga sudah mulai menghiasi matanya. Dipandangi tubuhnya yang kini juga sedikit tumbuh subur. Padahal tidak pernah diberi pupuk urea. Perut yang menggelambir karena sudah melahirkan lima anak juga tidak bisa ia hindari. " Jelek sekali aku sekarang ini " perempuan itu membatin. Dan tersirat dari wajahnya ada rasa khawatir dan rasa tidak percaya diri.

Seperti biasa pagi ini, perempuan itu melakukan tugas rutin yaitu mengantar suaminya berangkat kerja, sampai depan pintu pagar. " Bun...ayah berangkat dulu ya". Seru suaminya sambil mengeluarkan motornya. Perempuan itu mencium tangan suaminya seraya berkata, " Hati - hati ya mas di jalan!" " In sya Allah istriku yang cantik dan ndut.." Seru suaminya bercanda sambil mengecup kening istrinya. Perempuan itu sempat merona pipinya saat suaminya mengatakan dia cantik. Tapi kata - kata terakhir membuat hatinya gundah gulana. Dia melepas kepergian suaminya sampai motornya tidak terlihat di ujung jalan. Namun kata – kata terakhir suaminya masih terngiang – ngiang di telinganya dengan jelas..ndut. sebuah kata –kata yang membuat dirinya merasa akhir – akhir ini sering mematut diri di depan cermin.

Baru saja perempuan itu mau masuk ke dalam rumah, tetangganya bu Killa memanggilnya. " Assalamu'alaikum bu Sandra, apa kabar?" tanyanya ramah. Memang akhir - akhir ini perempuan itu jarang berkumpul atau sekedar ngobrol sama tetangganya. Karena dia harus mengantar anaknya yang ke empat dan kelima untuk sekolah di salah satu sekolah swasta di kota sebelah. Karena sekolahnya fullday jadi dia menunggu di sekolah, dan mengikuti komunitas orang tua murid, yang sambil nunggu anaknya pulang mereka melakukan kegiatan yang bermanfaat. Kebetulan sekolah anaknya ini menyediakan tempat yang dipergunakan orang tua menunggu anaknya, tapi tidak mengganggu kegiatan pembelajaran. Karena difikir kalau pulang pergi antar jemput lumayan juga. Jadi diputuskan ia lebih baik menunggu disekolah dengan mengikuti berbagai kegiatan positif untuk orang tua.

" Bu sandra sekarang gemukan ya...?tanya bu Killa sambil tersenyum. Dan bu Sandra hanya membalas dengan senyum yang agak sedikit dipaksakan. “ Alhamdulillah bu…”. Akhirnya bisa juga dia menjawab, walaupun di hatinya sebenernya sangat perih. “ Saya masuk dulu ya bu Killa, maaf masih ada yang harus saya kerjakan”. Ucap bu Sandra mengakhiri percakapan yang menurutnya banyak basa- basinya, dan akhirnya ia malah merasa sakit hati.

Hari ini bu Sandra mendapatkan kata – kata yang benar – benar membuatnya jadi merasa galau, resah dan kurang selera makan. Hari Sabtu yang biasanya dimanfaatkan untuk mencoba resep makanan yang baru dia searching. Karena anaknya libur sekolah. Suaminya kerja setengah hari. Tapi hari ini dia sungguh malas sekali ke dapur. Dia masak hanya dipagi hari, Untuk sarapan dan makan siang sekaligus. Dia sibuk menatap kulit wajahnya yang sedikit kusam di cermin. Mungkin karena sering kepanasan dan terkena debu, sehingga kulit wajahnya menjadi kusam. Bentuk tubuhnya ia merasa tak indah lagi untuk dipandang.

Tiba – tiba ia dikejutkan oleh suara telpon masuk. Dan ternyata dari suaminya. “ Assalamu’alaikum mas, ada apa?”.Tanya bu Sandra tak bersemangat. “ Wa’alaikumussalam, bun lagi ngapain?” Tanya suaminya di sebrang telpon. “ Ga ngapa – ngapain, kenapa emang mas? “. Tanya bu Sandra lagi. “ Ehmmm, hari ini kan weekend, gimana kalau nanti kita makan di luar, jadi bunda ga usah cape – cape masak, siapin anak – anak juga ya!”. Terang suaminya. Bu Sandra menghela napas, “Alhamdulillah,emang lagi malas masak” ucapnya dalam hati. “ Baiklah..in sya Allah mas, nanti anak – anak sudah siap, saat mas pulang”. Jawab Bu Sandra menenangkan hati suaminya.

Tidak seperti biasanya. Bu Sandra sore ini tidak bersemangat untuk pergi makan malam bersama suaminya. Biasanya ia yang selalu semangat ketika diajak makan di luar, namun berbeda dengan hari ini. Biasanya ia akan rapi sebelum suaminya pulang, tapi kali ini dia masih memakai pakaian kebesarannya di rumah, daster. Hanya anak – anak yang sudah disiapkan.

Terdengar suara deru motor masuk halaman rumah. Itu pertanda suaminya sudah pulang. Bu Sandra segera menyambar jilbab yang tergantung di pintu kamar. “Assalamu’alaikum..” ucap suami bu Sandra. “Wa’alaikumussalam…”.jawab bu Sandra sambil mencium tangan suaminya dan mengambil tas dari tangan suaminya. “ Gimana bun sudah siap semua? “ Tanya suaminya lagi. “ In sya Allah sudah siap mas…” jawab bu Sandra lemas tak bersemangat. Tapi ia mencoba menyembunyikan perasaannya dari suaminya. Ia tidak mau suaminya, jadi tidak selera makan, hanya gara – gara mengetahui dirinya lagi tidak selera makan.

“ Ayah…aku mau pesan kepiting ya,” seru Tika anak bu Sandra yang paling besar. “ Aku mau nasi goreng seafood ya bun..” timpal anaknya yang paling bungsu. Dan makan malam itu pun menjadi moment yang menyiksa bagi bu Sandra. Biasanya dia yang semangat untuk memesan. Tapi berbeda dengan malam ini. Dia tidak begitu selera melihat semua makanan yang sudah dipesan da tersaji di meja. Namun dia tetap tersenyum. Walaupun hatinya galau tingkat tinggi.

Sesampainya di rumah, bu Sandra mengantar anak – anaknya untuk sikat gigi, cuci muka dan tidur. Setelah anak- anaknya tidur,dia beranjak ke kamarnya. Ternyata suaminya belum tidur. “ Bunda kenapa, sakit ya? “ Tanya suaminya lembut. “ Nggak papa mas, emangnya bunda kelihatan kenapa gitu…” jawab bu Sandra berusaha menutupi. Seolah – olah memang tidak terjadi apa – apa dengannya. “ Ah..yang bener…ayah perhatiin bunda hari ini seperti ada hal yang berat yang sedang dipikirkan. Diajak makan di luar juga nggak semangat, padahal biasanya kan bunda yang paling semangat kalo ngajak makan di luar. Ayah perhatiin, tadi bunda makannya juga sedikit sekali, bunda sakit?” Imbuh suaminya lagi. Bu Sandra menatap suaminya lekat –lekat. Dia bingung, Apa iya dia harus mengatakan kegundahan hatinya pada suaminya. Apa nanti tidak diketawain. Bu Sandra menghela nafas berat. Suaminya jadi merasa bingung ditatap istrinya dengan begitu lekat.

“ Apa mas punya salah sama bunda?” Tanya suaminya lagi, karena melihat istrinya belum juga bersuara. “ Mas…menurut mas, bunda masih menarik nggak sih?”. Gumam bu Sandra pelan, hampir tak terdengar. Suami bu Sandra hampir saja ngakak, mendengar ungkapan istrinya. Namun ia tahan, khawatir istrinya tersinggung. “ Kok bunda nanyanya gitu?” jawab suami bu Sandra pura – pura kaget. “ Tadi pagi bunda ketemu sama tentangga, bilang bunda sekarang gemukan ya, dan wajahnya kok sekarang lebih sering jerawatan, mungkin karena sering nganter anak – anak sekolah, terus kena debu jadi wajah bunda nggak cantik lagi. Setelah bunda bercermin, memang iya bunda sekarang gemuk, wajah bunda juga ga semulus dulu, sekarang banyak jerawat, flek hitam, komedo. Itu karena bunda lalai nggak mau merawat tubuh lagi. “ Maafkan bunda mas, kalau sekarang tak cantik lagi.” . ucap bu Sandra menerangkan. Suami bu Sandra, memegang tangan bu Sandra lembut. Ditatap wajah istrinya dengan senyum lembut.

“ Bunda…bunda nggak usah dengerin apa kata orang, yang berhak ngelihat dan mengomentari tubuh dan wajah bunda seutuhnya adalah mas. Bukan orang lain. Kecantikan bunda akan senantiasa memancar, bunda sudah melayani mas sepenuh hati, menjaga dan merawat anak – anak dengan baik. Sehingga mereka kini jadi anak – anak yang sholih dan sholihah. Bagi mas bunda tetap cantik dan menarik, seperti pertama saat kita taaruf”. Terang suami bu Sandra menerangkan. Pipi bu Sandra memerah tersipu mendengar penuturan suaminya, yang menurutnya sebagai gombalan. “ Bunda akan kelihatan jelek kalau kayak tadi, diajak makan, diem aja,” timpal suaminya lagi, membuat cubitan bu Sandra mendarat di perutnya. “ Beneran mas, bunda masih kelihatan cantik, tapi kenapa mas juga suka ngeledek bunda dengan panggilan ndut?” Tanya bu Sandra memastikan. “ Hemmmm….gimana ya, tapi kalau bunda perawatan pasti bisa lebih cantik dari yang ini.’” Goda suaminya..Bu Sandra semakin keki dibuatnya.

Bu Sandra tersenyum tenang. Hilang sudah kegundahan di hatinya. Ia bertekad tidak akan baper lagi sama omongan orang. Namun ia berjanji dalam hatinya, ia akan mulai merawat diri dan rajin olah raga. Karena walau bagaimanpun ia ingin tubuhnya tetap sehat dan terlihat menarik di hadapan suaminya. Ia mulai memejamkan matanya, mempersiapkan energi untuk esok hari. Rembulan pun mulai memperlihatkan senyumnya. Menerangi malam, setelah awan yang menutupinya berarak perlahan meninggalkannya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post