LUFTIA HANIK

Lahir di kota Wali Demak Jawa Tengah sebuah Kota Religius yang santun. Domisili di kota Semarang. Suami asal Malang. Berputra 2 anak, si sulung lulusan sarjana...

Selengkapnya
Navigasi Web
GURU BERPIKIR OUT OF THE BOX DI ERA MILENIUM

GURU BERPIKIR OUT OF THE BOX DI ERA MILENIUM

Di jaman teknologi digital sekarang ini, peran generasi milenial menjadi sangat dominan. Di tangan merekalah dunia dalam genggamannya. Mereka lebih melek teknologi dibandingkan generasi - generasi sebelumnya. Rasa percaya diri yang kuat, rasa ingin tahu yang tinggi terhadap informasi baru serta rasa ingin mencoba hal-hal baru. Mereka ini hidup di jaman yang tidak bisa terlepas dari keberadaan teknologi dalam kehidupan sehari-harinya.

Generasi milenial ini adalah generasi yang lahir di tahun 1980 hingga tahun 2000 an. Dengan smartphonenya mereka bisa membuat berbagai konten dan mengakses apa saja dengan mudah. Melalui ide-ide kreatifnya, banyak diantara mereka yang meraih sukses. Namun masih sering pula dijumpai penyalahgunaan manfaat teknologi, misal mengakses konten-konten yang tidak benar hingga berakibat buruk bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Ikut menyebarkan dan mempercayai hoaks, ujaran kebencian, pornografi, liberalisme dan berbagai dampak buruk lainnya. Dengan segala kelebihan dan kekurangannya, siapkah generasi milenial menghadapi gelombang revolusi ini?

Pendidikan berkontribusi menentukan kemajuan suatu bangsa, dan guru menjadi aktor utamanya. Perkembangan teknologi yang demikian dahsyat ini, berimbas pada kebutuhan peningkatan kualitas guru hingga kompetensi siswa akan menjadi semakin baik pula. Peran guru bukan lagi sebagai transfer of knowledge, karena kini siswa dapat mengakses segala bentuk informasi yang sangat luas dengan lebih mudah dan lebih cepat dari berbagai sumber/media. Namun begitu kehadiran guru masih tetap relevan di tengah kemajuan teknologi menghadapi revolusi industri 4.0. Dalam situasi yang demikian, profesi guru menjadi profesi yang menantang, karena harus belajar dengan memanfaatkan kekuatan teknologi dan media. Sebagai guru harus adaptable yang tinggi, syukur-syukur mampu melompat jauh ke depan. Untuk itulah sebagai pendidik sejati, guru harus berani mengembangkan diri dan berpikir out of the box, yaitu berpikir untuk menciptakan gagasan di luar kebiasaan-kebiasaan yang ada. Guru harus berani membuat terobosan baru untuk sebuah peningkatan level yang lebih tinggi. Yakin dan tidak ragu-ragu, teguh pendirian, flexibel, kreatif, pantang menyerah, inovatif dan berwawasan luas dari berbagai sudut pandang dan tetap rendah hati. Guru harus menyadari bahwa kurikulum itu dinamis mengikuti trend perkembangan zaman ke depan. Belajar bukan lagi berdasar mata pelajaran saja, melainkan berbasis masalah. Guru harus memiliki karakter guru abad 21 yaitu mampu memahami, memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi yang melek IT, berpikir kritis, problem solver, kolaboratif, interaktif, serta dapat memanfaatkan konteks lingkungan eksternalnya sebagai media pembelajaran yang dapat membangun siswa sesuai kebutuhan di masa depan.

Guru melaksanakan pembelajaran dengan menguatkan kemampuan olah pikir, olah rasa, olah hati, dan olah ragawi setiap siswa. Hal itu penting agar mereka mampu memaknai, mengolah, menginterpretasi, menyaring berbagai informasi yang ada di sekitar. Siswa harus disadarkan bahwa ilmu pengetahuan bukan untuk dihafal, tapi dimanfaatkan dalam kehidupan. Untuk itu, materi pelajaran bukan sebagai tujuan, tetapi sebagai alat. Guru harus berani melakukan hal-hal yang tidak biasa. Membuka ruang bagi lahirnya kreatifitas agar menjadi lebih produktif menjawab tantangan kehidupan di era revolusi industri 4.0. Jika para guru tidak mampu beradaptasi menciptakan generasi yang berpikir jauh melampaui kecanggihan teknologi yang ada saat ini, maka mereka akan tergilas oleh zamannya sendiri.

Menyikapi hal tersebut diatas jika esensinya dipahami, guru tidak perlu galau dan resah. Guru dapat memberikan ruang yang cukup bagi munculnya kreativitas, menciptakan suasana belajar yang menantang, interaktif, inspiratif, menyenangkan, kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis mereka. Guru dapat pula memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, membantu mengoptimalkan potensi siswa, menjadi teman diskusi untuk bertukar pikiran yang menyenangkan, membantu siswa memfilter pengaruh-pengaruh negatif yang ada di lingkungannya termasuk di dunia maya.

Betapa pentingnya peran strategis seorang guru demi kemajuan negeri tercinta ini. Di tangan gurulah generasi milenial harus dipersiapkan dengan sungguh-sungguh. Sebagai pembangun insan cendekia, guru harus memiliki integritas, kepedulian, profesional dalam menjalankan perannya, ikhlas bekerja, serta sifat-sifat terpuji lainnya dengan penuh tanggung jawab. Menjadikan generasi milenial berakhlak mulia, cerdas secara komprehensif, memiliki ketrampilan intelektual yang tinggi serta berdaya saing sehat dan kompetitif.

 

 

Semarang, 28 Nopember 2019

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

doa yg sama buat bu rini...

28 Nov
Balas

Sukses selalu buat bunda Hanik

28 Nov
Balas



search

New Post