LUFTIA HANIK

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
DEGRADASI MORAL YANG MEMILUKAN....

DEGRADASI MORAL YANG MEMILUKAN....

DEGRADASI MORAL YANG MEMILUKAN….

Mendidik dan mengajar adalah tugas orang tua dan guru, yang membutuhkan kesabaran dan keikhlasan. Caranya pun harus dilakukan dengan penuh kasih sayang dan perhatian. Merawat anak, haruslah dengan cara yang welas asih, bukan dengan cara-cara yang kasar. Karena cara yang kasar, akan merusak jiwa dan cara berpikir serta pertumbuhannya. Saat di sekolah, guru adalah orang tua bagi siswanya, dan guru bertanggung jawab penuh atas cara dan pendidikannya. Guru dalam memberikan perhatiannya harus berlaku adil, tidak berlebihan memberikan hukuman dan pujian, juga tidak ragu dalam memberi teguran.

Di era globalisasi sekarang ini, sungguh memprihatinkan dengan mewabahnya krisis kesantunan moral. Rasanya sedih saat melihat siswa tidak mau mengerjakan PR (Pekerjaan Rumah), tidak bisa bersikap sopan bahkan berani melawan guru / orang tua, ugal-ugalan, cara berpakaian yang tidak etis, pencurian di sekolah, mengkonsumsi obat-obatan terlarang dan minuman keras di sela-sela pulang sekolah, siswa putri yang melakukan prostitusi terselubung, pergaulan bebas (free sex), tawuran pelajar yang marak dimana-mana dan berbagai perilaku menyimpang lainnya merupakan bukti bahwa moral generasi penerus bangsa ini sudah sangat rusak. Penyebab utama rusaknya moral antara lain : kemajuan teknologi, menipisnya kualitas keimanan, pengaruh lingkungan, hilangnya rasa tanggung jawab serta rendahnya kedisiplinan.

Indonesia yang dulu dikenal sebagai bangsa yang sopan santun, ramah, dan menjunjung tinggi nilai-nilai adat ketimurannya seakan-akan hanya cerita saja. Karena faktanya bangsa ini sedang mengalami degradasi moral yang memilukan. Memang tidak dapat dipungkiri, bahwa arus globalisasi dengan segala tawarannya sangatlah menggiurkan. Akankah generasi bangsa ini akan terus terpuruk dan tenggelam didalam arus yang tidak terbendung ini ?

Masih kita ingat sebuah kejadian beberapa waktu yang lalu ada seorang guru yang dipukul oleh orang tua siswa di Makassar sehingga memicu perdebatan di media sosial tentang kekerasan dan pendidikan. Orang tua siswa tidak terima atas perlakuan gurunya yang bermaksud mendisiplinkan anaknya di sekolah karena tidak membuat tugas menggambar. Dari kejadian tersebut semestinya semua pihak harus bisa memahami duduk permasalahan yang sebenarnya. Tidak ikut menghakimi siapa yang salah dan siapa yang benar. Guru memang dilarang memberikan sanksi secara fisik. Tapi, dalam batas tertentu, hukuman semacam itu bisa ditoleransi demi kebaikan anak. Karena pendidikan bukan hanya memberi curahan kasih sayang, tapi juga membentuk pribadi anak yang kuat, tangguh, dan tahan banting. Namun guru juga harus bijak dalam mensikapi permasalahan yang muncul pada siswanya. Mengetahui latar belakang dan penyebab timbulnya masalah yang sedang dihadapi. Demikian pula pihak orang tua, janganlah mengedepankan emosi ketika suatu permasalahan terjadi. Karena ini akan menjadi contoh yang buruk pada si anak karena segala sesuatu bisa diselesaikan dengan kekerasan. Dengan kejadian tersebut seakan-akan menjadikan institusi pendidikan belum mampu memberikan harapan besar dalam pembentukan moral bagi siswa dan masyarakatnya. Padahal penanaman moral ini menjadi tanggung jawab bersama yang terintegrasi oleh semua elemen yaitu keluarga, sekolah dan lingkungan.

Dalam mencetak generasi penerus bangsa yang berkualitas dan bermoral, guru merupakan komponen yang paling utama. Di tangan para guru inilah, akan tercipta manusia-manusia yang berpendidikan yang kelak dapat membangun negeri ini agar lebih maju dan bermartabat. Guru merupakan salah satu pilar untuk merevitalisasi penanaman sikap santun dan keramahan di sekolah dimana guru harus dapat mengajar siswanya dengan hati ( cinta dan kasih sayang ) dan memberikan contoh yang baik di setiap perilakunya. Namun, hal itu juga tidak terlepas dari peran utama orang tua dengan menanamkan pendidikan karakter sejak dini di lingkungan keluarga. Apalagi Pemerintah saat ini sedang gencar-gencarnya mengembangkan dan menerapkan pendidikan berkarakter. Yang mana pendidikan berkarakter ini merupakan suatu alat untuk memperbaiki perilaku dan moralitas generasi penerus bangsa Indonesia dan menjadi bagian dari proses pembentukan akhlak anak bangsa. Pendidikan karakter atau lebih dikenal sebagai penguatan pendidikan moral ini sangat relevan untuk mengatasi krisis moral yang sedang melanda negeri ini. Khususnya menanamkan keimanan dan ketakwaan pada Sang Illahi yang merupakan hal fundamental bagi generasi bangsa ini.

Orang tua dan guru mempunyai kewajiban memberikan pendidikan kepada anaknya, sedangkan bagi anak pendidikan sudah merupakan haknya. Rasa cinta dan kasih sayang seorang guru dapat dicerminkan melalui kelembutan sikap, menejemen emosi, kesabaran, keakraban, kedekatan, kepedulian, menebarkan aura positif kepada para siswanya serta selalu menghadirkan dalam setiap doanya. Memberikan pendidikan karakter yang lebih mendalam dan selalu mengingatkan segala bentuk konsekuensi baik buruk segala perbuatan yang dilakukannya. Respon balik siswa juga akan terwujud dalam bentuk penghormatan, kepatuhan, bergairah dalam berprestasi, serta sikap-sikap positif yang lain. Demikian juga pihak orang tua, agar lebih memperhatikan psikologis anaknya, memberikan pendidikan informal dengan baik, meluangkan sebagian waktunya dan menciptakan suasana yang harmonis dengan keluarga dan anak.

Degradasi moral ini harus mendapat perhatian semua pihak. Lihatlah !!! Moral anak bangsa ini ter degradasi. Kita tidak bisa menyalahkan perkembangan teknologi yang begitu pesat. Teknologi yang memang dirancang untuk mempermudah kehidupan manusia sepatutnya diterima dan diapresiasi oleh manusianya itu sendiri. Dapat memilah dan memilih mana yang baik dan mana yang buruk. Gemblengan spiritual harus terus dipupuk kepada para generasi bangsa ini, agar terbentuk akhlak yang mulia sehingga dapat menjadi solusi untuk mencegah kemerosotan moral. Marilah kita perbaiki bersama-sama dengan niat yang tulus demi anak bangsa ini yang kita sayangi.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post