ANAK DURHAKA
Selama bertahun tahun bersama, sudah dianggap sebagai anak sendiri. Apapun kebutuhannya selalu berusaha dipenuhi. Hal tersebut dilakukan agar anak ini nanti betah tinggal di rumah Om Samir. Maklumlah Om Samir memang tidak punya anak walaupun sudah lama menikah dengan isterinya. Padahal isinya masih muda dan terlihat segar dan sehat.
Karena lama tidak punya anak, sehingga Om Samir mendapat tawaran mengadopsi seorang bayi laki-laki di sebuah Rumah sakit di kota. Setelah terjadi kesepakatan bersama antara pihak orang tua bayi dan Om Samir serta seluruh dokumen yang diperlukan untuk mengadopsi seorang anak . Sehingga bayi tersebut berhasil dibawa pulang ke rumah dengan perawatan yang intensif. Om Samir bersama istrinya merawat bayi itu layaknya anak sendiri hingga anak tersebut tumbuh dewasa dan mampu bekerja sendiri.
Anak tersebut selama ini selalu patuh dan taat kepada Om Samir karena memang sudah menganggapnya sebagai orang tuanya sendiri. Ya pantas saja karena memang tidak pernah diberitahukan kalau dia adalah anak yang diadopsi 20 tahun yang lalu. Dan orang tua anak tersebut tidak pernah juga datang mencari dan menemui anaknya. Entah kenapa tiba-tiba saja anak tersebut marah marah kepada Om Samir bagaikan anak kesetanan. Dia mencoba mengancam Om Samir bila tidak melakukan permintaannya. Om Samir mencoba istigfar kepada Allah tentang apa yang terjadi pada anak angkatnya. Sang anak menuntut agar Om Samir mengembalikannya ke orang tuanya tanpa menerima alasan. Lalu Om Samir bertanya baik baik "Nak Rafi, engkau anak saya satu satunya, dimana kamu tahu kalau kamu punya orang tua lain". Lalu sang anak berkata "Aku curiga Pak, karena wajah saya tidak ada kemiripan dengan wajah bapak dan ibu, jadi pasti saya bukan anak bapak. Om Samirpun mengelus dada dan berusaha bersabar, air matanyapun meleleh tak sanggup menahan rasa sakit melihat kondisi rumah tangganya dan mengakui kesalahannya kenapa tidak pernah terus terang terhadap Rafi anak angkatnya bahwa dia hanya anak yang diadopsi.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap banget ceritanya, salam sukses
Terima kasih pak
Duhh...anak durhaka. Membalas kebaikan dg air tuba
Ha ha, iya Bu Fransiska, ada juga mungkin namanya orang tua durhaka. Terima kasih Bu
Waduh...ini kisah nyata alias fakta ya Pak...
Kisah yang apik, Bapak. Semoga tak ada anak durhaka lagi...
Terima kasih Bu Cicik
Cerita yang ada di dunia nyata.
Betul Bu Nanik terima kasih Bu