Sore itu langit mendung, ada tanda mau turun hujan. Suasana agak mulai sepi, Anitasari memilih pulang ke rumah dari pada bermain bersama teman temannya.

Anitasari.. Anitasari, panggilan teman-temannya yang ternyata mengikuti Anitasari ke rumah nya tanpa Dia sadari.

Hi teman-teman, Tumben, Ada apa ya! Ikut Aku? Tanyanya..Ya, kami ada acara besok, kamu mau datang khan? Tanya teman Anita. Masalahnya, kalau kamu tidak ikutan, pasti tidak seru Lho.

OK lah, Demi teman-teman ku semua, Aku pasti datang. Tapi di mana tempatnya dan jam berapa acaranya? Kembali Anitasari bertanya sekagus mempertegas keinginannya untuk datang.

Iya sorry, lupa beri tahu itu. Besok Mohon Kedatangannya di rumah Boy jam 4 sore. Tegas Jawaban teman nya Anitasari.

Insya Allah kawan, Aku pasti datang. Janji ya! Kata teman-temannya. Iya Iya, OK Da da... Sambil melambaikan tangan.

Dalam perjalanan pulang, mereka menyusun siasat sekaligus memberi surprise ke pada Anitasari. Mereka berharap besok bisa turun hujan walau rintik rintik saja. Demikian pula Anitasari selalu berpikir tentang acara di rumah Boy. Ada apa dengan Boy bikin acara mendadak seperti itu. Pikir Anitasari.

Besok hari nya, tepat sesuai janji mereka, dan harapan temannya Anita terkabul hujan pun turun dengan rintik rintik saja, namun demikian Anitasari tetap datang demi teman-teman nya. Sesampai di rumah Boy, Anitasari bingung. Kok tidak ada orang, pada kemana mereka., apa mereka membohongi saya? Tanya dalam hatinya. Bila memang benar membohongi saya! Itu tega banget. Gerutu Anitasari.

Suasana hujan di sore itu, Anitasari duduk melamun meratapi dirinya karena merasa dibohongi. Saat mau Pulang .Tiba tiba dari jendela rumah muncul sosok seorang yang bertopeng, dengan berucap Selamat datang gadis cantik di rumah ini, Kami sangat senang dengan Kedatangannya. Kemudian, tiba tiba muncul pula sosok manusia bercadar dengan pakaian serba hitam dengan berucap Selamat datang gadis cantik, Kami lama menunggumu.Anitasari penasaran dengan kedua orang itu. Lalu mencoba membuka topeng dan cadar kedua orang itu. Tapi nyatanya tidak bisa.

Ini seperti sandiwara, tapi memang sandiwara. Dari arah kamar datang sosok manusia lagi yang juga menutupi mukanya dengan cadar bersikap seperti pahlawan. Dialah melawan kedua orang bertopeng dan bercadar itu dengan membuka topeng dan cadarnya .Oh ternyata teman-temannya Anitasari juga yang memperlakukan begitu, sementara yang bertindak sebagai pahlawan adalah Boy. Oh yeah kamu itu, teganya memperlakukan Saya seperti itu? Lagak marah Anitasari keada teman-temannya.

Maaf Anitasari, kata Boy. Dia berusaha menjelaskan maksudnya melakukan sandiwara ini. Kami melakukan semua ini adalah sebuah tugas dari bu Guru fatma untuk membuat adegan sungguhan sebagai tugas praktek di sekolah. Kamu seorang yang cocok menjadi bintang pemeran utama yang didukung oleh wajah yang cantik dan ayu. Kata Boy menjelaskan.

Mungkin Anitasari tidak tahu kalau adegan tadi di rekam secara sembunyi agar kelihatan adegan sungguhan. Oh begitu, Kata Anitasari sepertinya tidak keberatan. OK lah kawan, maaf ya tadinya mau marah tapi tidak jadi, ha ha sambil tertawa.

Boy menghampiri Anitasari sambil minta maaf atas kejadian itu. Anitasari sebagai ucapan maafku sekaligus terima kasih ku, Mohon terima kadoku ini, sekaligus sebagai ucapan Selamat ulang tahun kamu yang ke 17.Anitasari kaget kalau hari itu ulang tahunnya.

Anitasari malah justru merasa bersalah karena tadi agak jengkel sama temannya. Dan apa yang bisa Aku katakan kepada mereka,! Katanya. Sambil tersenyum sedih dan berkata terima kasih kawan semua. Kalian itu baik sama Aku.