Orang Lise dikenal sangat kental dengan logika berbahasanya. Mereka mengungkapkan bahasa sesuai dengan konteks bahasa yang disampaikan. Bilamana menyampaikan pesan sebaiknya sesuai fakta atau tidak tidak mengandung multi tafsir. Sebab mereka berbuat sesuai dengan pesan yang disampaikan.

Sebuah kisah yang dituturkan oleh Pak Ahmad asli orang Lise yaitu. Suatu ketika Pak Ahmad ini adalah seorang kepala sekolah SD di wilayah kab Sidrap, pada suatu hari Pak Ahmad ditunggu oleh Pak Mihdar kepala Bidang Dasar Diknas kab Sidrap. Pak Ahmad ditunggu sejak pagi karena ada berkas laporan sekolahnya mau distor di Diknas. Karena Pak Mihdar terlalu capek menunggu Pak Ahmad, akhirnya ditelpon langsung Pak Ahmad . Dalam percakapan telpon itu Pak Mihdar mengatakan " Hallo Pak Ahmad, dimanaki sekarang? Di jalan Pak! Pada hal faktanya Pak Ahmad Ada di sekolahnya, cuma Pak Ahmad keluar sedikit di dalam ruangannya mencari jalan sekaligus menghindar dari amarah Pak Mihdar. Kemudian Pak Mihdar berkata lagi, Hallo Pak Ahmad apa yang kamu kerjakan sekarang? Pak Ahmad menjawab saya lagi berbicara dengan bapak. Pak Mihdar langsung marah marah sama Pak Ahmad lewat telpon, tapi sadar juga bahwa apa yang diucapkan Pak Ahmad memang juga benar sesuai faktanya.

Satu lagi kisah, Ada salah seorang orang Lise menunggu mobil penumpang dari pangka Jene menuju soppeng, Lise kebetulan dilewati jika mau ke soppeng. Sang penumpang bertanya berapa ongkosnya jika saya mau ke Lise? Jawab sopir mobil. Jika kamu duduk 20.000 rupiah. Penumpang mengatakan baiklah tanda setuju. Akhirnya penumpang naik di mobil. Sepanjang jalan sang penumpang berdiri terus di mobil sampai tujuan. Sewaktu mau membayar sang sopir, orang Lise tersebut membayar 10.000 rupiah dengan alasan Dia tidak duduk, cuma berdiri terus sampai tujuannya. Sang sopir tidak bisa marah marah karena dia mengatakan 20.000 kalau duduk.

Kisah tersebut adalah sebagian kecil mewakili berbagai kisah yang menarik untuk didengar, kadang kala ada ungkapkan ungkapkan orang Lise membuat kita tertawa namun ada rasa jengkel terhadapnya yang menuturkan bahasa itu.

Lise dalam logika berbahasanya di kenal oleh orang bugis dan masyarakat Sulawesi selatan. Bilamana ada orang berbahasa mirip dengan orang Lise langsung saja disebut mabbicara tau lise situe artinya kamu itu berbicara seperti orang Lise.

Orang Lise berbahasa seperti itu karena spontan diucapkan tanpa berfikir lebih dahulu. Hal tersebut memang dituturkan secara turun temurun mulai dari jaman dahulu sampai sekarang.

Menurut hemat saya, orang Lise memang tinggal di daerah yang teresolir dan mungkin jarang bersosialisasi dengan komunitas masyarakat lain. Tapi di sadari bahwa itulah salah satu keistimewaan orang Lise dan mereka bangga dengan bahasanya.