Lukman Ismail

Lukman lahir di Wanio sidrap provinsi Sulawesi selatan. Mengajar di smpn 2 panca lautang sidrap. Hobby menulis apa saja yang penting bermanfaat. Otak encer kala...

Selengkapnya
Navigasi Web
PETUAH ANAK GEMBALA

PETUAH ANAK GEMBALA

Sebagaimana kebiasaan anak-anak desa, setiap pagi bangun dengan rasa dingin menusuk. Tapi tidak menghalangi mereka pergi ke sungai untuk mandi persiapan ke sekolah. Walau badan menggigil dengan dinginnya air sungai itu, ya tetaplah dinikmati. Ya Begitulah nasib anak desa, yang hari hari nya hidup dengan kesederhanaan.

Ibu yang selalu membangunkan Aku. Dengan sabar melakukan hal itu, dengan nada suaranya yang lembut dan panggilan sayang padaku dan adik adikku. Nak.. Panggilan sapaannya kepada kami. Kalianlah tumpuan harapan ibu. Ayahmu yang telah meninggalkan kita tidak mewariskan apa apa nak!. Jadi, ku mohon kalian bersabar dalam hidup, jangan cengeng, bekerjalah kamu dengan keras tapi jangan buat ibu malu sama orang, artinya jagalah sikapmu, jangan sampai ibu malu karena kelakuanmu.

Aku anak nya yang paling tua, otomatis tanggung jawab keluarga ada padaku. Diusiaku yang masih kisaran belasan tahun harus menanggung beban keluarga dengan adik adikku Salman dan Mursalim. Jika kupandang wajah mereka, Aku sedih... Kadang sembunyi menangis. Siapa yang tidak menangis jika melihat adiknya makan makanan berlauk garam yang dicampur sedikit air dan minyak kelapa. Sebenarnya mereka tidak suka makan itu... Tapi, apa boleh buat.... Tetaplah dinikmati.

Disuatu pagi, adik adikku minta uang jajang di bawa ke sekolah. Bu, panggil Salman yang masih duduk di bangku SD kelas 2. Ada apa Man? Aku sudah mau berangkat Bu, minta uang dong! .Kulihat wajah ibu penuh iba, sama anak-anak nya. Man! Ya bu. Maafkan ibu ya nak, Kali ini ibu tak punya uang.

Melihat kondisi ekonomi keluarga yang jauh dari tingkat sejahtera, Aku berfikir sebagai anak sulung , apakah Aku berhenti sekolah atau tetap bertahan? Pikiran itu selalu membuat Aku bimbang dan cemas. Aku tetap sekolah atau berhenti saja ya.?

Betul betul resiko berat yang kualami. Aku bersyukur termasuk anak yang kuat dan sehat, modal itu yang kugunakan untuk bekerja ekstra untuk mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan uang jajan kedua adik adikku. Ibu memintakan saya pekerjaan sebagai pengembala kambing tetangga dengan perjanjian jika kambing itu melahirkan 2 anak, maka hasilnya dibagi dua. Dan akhirnya itu yang menjadi pekerjaanku sepulang dari sekolah, yang waktu itu baru duduk di bangku sekolah SMP kelas2.usiaku saat itu sekitar 13 tahun.

Hari hari ku jalani pekerjaan ku, ya mungkin Allah mentaqdirkan aku sebagai anak gembala, tapi Aku bersyukur padanya walau aku anak gembala tapi rezeki ku agak lumayan. Kebetulan baru sekitar 5 bulan Aku ngembala kambing sudah ada bagian kambing 2 ekor karena kebetulan kambing yang ku gembala 2 induknya melahirkan 2 anak. Dan jumlah ekor kambing yang kuawasi 10 ekor dengan betinanya 7 ekor.

Singkat cerita, kurang lebih satu tahun, Aku sudah punya bagian kambing 7 ekor. Kalau ada yang agak besar besar, itu yang kujual untuk biaya hari hari keluarga. Hingga pada akhirnya, Aku punya kambing agak lumayan berkembang biak. Karena begitu banyaknya, Aku minta si yang punya kambing gembala itu untuk menjaga kembali kambing nya. Dengan ucapan terima kasih kepada si yang punya, Dia pun merasa bersyukur melihat perkembangan biakan kambingku. Memang... Aku hormat padanya, termasuk orang yang baik hati di kampung saya ini.

Dari pengalaman ku sebagai anak gembala kambing, kuperoleh banyak pengalaman hidup termasuk pelajaran berharga menghadapi berbagai problema kehidupan. Sampai Aku dewasa, Aku tetap teringat pesan ibu, nak jangan buat Ibu malu, itu artinya yang kutangkap hendaklah kamu berlaku jujur dalam hidup dan senantiasa menjaga akhlaq mu kepada orang lain, siapapun Orangnya. Pesan itu yang selalu terniang dipikiranku, dan kuterapkan dalam hidup. Kemudian, Aku juga menangkap nilai kesabaran dan tanggung jawab dari pesan ibu dan bentuk penerapannya dalam mengembala kambing.

Pelajaran yang di dapat dari mengembala kambing itu adalah kesabaran dan kasih sayang kepada sesama mahkluk. Dari semua itu membuat Aku terasa lebih dewasa.

Kukisahkan perjalanan hidup ini, untuk kukenang masa kecilku yang mengandung nilai perjuangan dalam hidup. Siapakah nama Aku yang mewakili kisah ini, Dia adalah seorang sahabat bernama Pak Samad yang telah mengisahkan perjalanan hidupnya kepada ku yang menulis kisah ini.

Beliau selalu berpesan jaga kepercayaan orang lain kepadamu dengan menjaga kejujuran dan Kepribadian mu, sekali kamu berbuat salah, maka sulit mengembalikan kepercayaan orang terhadap diri mu. Maka hati hati lah dalam bertindak dan berucap,.

Aku angkat topi padanya, luar biasa Pak Samad, beliau termasuk orang yang sukses di kampung tempat tinggalku. Terima kasih nasehat hidupnya pak.
DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post