Lukman nur hakim

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

BAHAGIA MENJADI GURU

BAHAGIA MENJADI GURU

Lukman Nur Hakim

Saat ini, aku merasa bahagia sekali. Bertemu muridku yang telah menjadi dosen, penulis buku dan telah menyelesaikan S3 di Negeri Sakura.

Rasa bahagia yang tidak bisa beli dengan apapun. Menjadi kebanggaan tersendiri bagi setiap guru. Bertemu dengan siswa yang telah berhasil. Menjadi gurunya para guru.

Bayangan ketika masa SMA, turut mengingatkan kembali, peristiwa yang penuh rasa suka dan duka. Berdiskusi, ngaji, berdzikir dan beristighosah bersama di masjid El-Fath. Untuk mendekatkan diri dan berdoa meraih kesuksesan cita-cita.

Dalam kesendirianya, aku sering menyempatkan diri menengoknya di masjid sekolah. Saat itu, ia sering menginap di sana karena rumahnya jauh dari sekolah. Selesai berkegiatan di sekolah karena terlalu malam maka ia tidak pulang.

Walaupun hanya menemuinya sebentar saja karena aku hanya mampir setelah pulang ziarah dan ngaji. Itupun hanya sekedar menyapa dan membawa sesuatu untuk mengganjal perut dan menemani belajarnya.

Sering aku melihat Ia seorang diri di masjid sekolah. Sholat dan belajar mandiri di sana. Usaha dan doa selalu dikerjakannya setiap waktu. Bahkan, Iapun berusaha merelakan ibunya tinggal seorang diri di rumahnya. Karena ayahnya lebih dahulu menghadap Tuhan Yang Maha Kuasa. Ya, dia seorang yatim.

Kini, ketekunan, keprihatinan semangat belajar saat di SMA tidak menjadi sia- sia. Masjid El-Fath menjadi saksi keseriusannya. Walaupun sering terganggu oleh nyamuk dan suara tanpa rupa.

Deretan kenangan bersamanya selama 3 tahun. Semakin menjadikan aku bersyukur. Rasa capai membimbing sudah dibayar langsung oleh Tuhan.Ternyata, bibit yang aku tanam dalam sekolah. Kini telah berbuah.

Buah guru, menghasilkan rasa manis ucapannya, dan langsung dapat dinikmati mahasiswa seluruh nusantara. Pada sisi goresan tintanya, membuat para pembaca, semakin dekat dengan Tuhannya.

Keharuman nasehatnya, bagikan air segar; yang datang saat kehausan. Ditambah kepahitan cerita hidupnya, sangat layak di jadikan tauladan untuk semuanya.

Guru juga bagaikan seorang petani. Penuh semangat dalam menyebar benih, merawat, memupuk dan berdoa untuk menunggu hasil panen yang melimpah dan penuh berkah.

Kebahagiaan di saat masa panen, dapat dinikmati untuk semua. Baik, dirinya sendiri, keluarga, masyarakat setempat dan secara tidak langsung para guru yang pernah mengajarnya.

Subhanallah... Nikmat manakah yang telah didustakan?

Tulisan-tulisannya sangat memotivasi,

tertuangkan dalam barisan kata yang tersusun rapi. Allah menganugrahkan salah satu siswaku menjadi permata yang dikagumi.

Masih ingat saat makan bersama dalam satu nampan bersama pun pernah. Rasanya baru kemarin, ia meninggalkan SMA ini. Rasanya baru kemarin, kita kajian bersama.

Ternyata, waktu telah berjalan dan menunjukkan kepada dunia. Telah lahir generasi hebat dari sebuah tempaan yang kuat. Hasil tidak akan mengkhianati proses. Mutiara akan tetap menjadi mutiara dan memiliki daya tarik yang tidak dimengerti.

Catatan seorang guru untuk maha guru.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Subhanallah...ikut bahagia membaca tulisan Pak Lukman...

15 Sep
Balas



search

New Post