Lukman Nur Hakim

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
MENGGAPAI KEBAHAGIAAN BARU

MENGGAPAI KEBAHAGIAAN BARU

MENGGAPAI KEBAHAGIAAN HIDUP

Sabtu, 7 Maret 2020. Tanpa terasa sudah seratus hari orang tua saya, Bapak mertua telah meninggalkan ke-7 anaknya, 4 menantu, dan 9 cucunya. Sebuah perpisahan yang sangat begitu terasa bagi kami sekeluarga.

Diacara tahlil dan doa pada seratus hari Bapak mertua saya, H. Ichsan, dipimpin langsung oleh KH. Aslam Muhammadun, Putra dan penerus pondok pesantren Almarhum KH. Muhammadun Pondowan, Pakis, Pati, yang terkenal menjadi gurunya para kyai, khususnya di Jawa. Sedangkan pada acara mauidhoh hasanah disampaikan oleh KH. Minanurrahman, M.S.I. Katib Syuriah PCNU Kabupaten Pati. Yang juga pengasuh Pondok Pesantren Ar-Raihanah Kembang, Dukuhsekti, Pati.

Sebelum menyampaikan mauidhoh khasanah kepada ratusan jamaah yang hadir pada acara doa dan tahlil seratus hari. Mbah Minan panggilan akrab KH. Minarurrahman, M.S.I. Mengatakan, bahwa istri almarhum, Ibu Hj. Nur Maudhoah Al-khafidhoh masih termasuk keponakan, dan Almarhumpun termasuk orang yang sering silaturahmi kesaya. Kata Mbah Minan yang juga alumni Pondok Pesantren Sarang, asuhan Almarhum Mbah Maemun Zubair. Saya kesini, kata Mbah Minan atas undangan mas Dedy Syarif Hidayat putra almarhum yang sama-sama aktif di PC NU Pati. Dan saya kesini bukan yang pertama kali, karena saya sering silaturahmi dengan almarhum, semasa hidupnya. Alhamdulillah, pada kesempatan ini kita berkumpul dalam suatu kelompok majlis dzikir. Majlis yang tidak lain, kecuali akan dikelilingi atau dilindungi oleh para malaikat. Majlis dzikir ini dapat dikatakan sebagai benteng dari berbagai penyakit. Termasuk virus korona yang sekarang sedang ramai dibicarakan diseluruh dunia, termasuk indonesia pula. Maka dengan mendatangi ketika ada undangan tahlilan, yasinan maupun istighosah maka dataglah. Karena dalam masjlis tersebut para malaikat juga datang. Dan perlu diketahui bahwa; banyak hikmah yang dirahasiakan dalam majlis dzikir dan juga dalam majlis termasuk untuk menguji keimanan seseorang. Mbah Minan dalam mauidhonya mengingatkan. Siapa saja yang beramal shalih. Baik wanita maupun laki-laki dan beriman kepada Allah SWT. Maka niscaya Allah akan memberikan kebaikan kepadanya. Beliau juga mengingatkan tentang tanda-tanda orang bahagia sebagaimana yang dijelaskan dalam tafsir At-Thobari. 1. Selalu mencari rizki yang halal dan menerima. Artinya sedikit rizki yang didapat bersyukur dan kalau dapat banyakpun tidak sombong. Jangan sampai mencari rizki yang tidak halal. Seperti mencuri, nanti hidupnya tidak akan tenang. Kalau makan barang haram, maka akan menjadikan badan lebih panas di Neraka. 2. Selalu menjaga keiman dan keshalihan. Keimanan kepada Allah SWT. yang ada pada kita harus tetap dijaga, dipupuk agar selalu meningkat. Dan nantinya Allah lah yang akan mengangkat derajat kita semua karena keimanannya. 3. Menjaga akhlak, yaitu selalu takut kepada Allah setiap saat bukan kadang-kadang atau hanya setiap saat saja. Inilah karakter orang yang berakhlak yang selalu mengedepankan ketakutan kepada Allah selamanya (Khosya) bukan (khauf) yang hanya takut sesaat. Orang yang khosya maka akan semakin alim dan diberi kemudahan dalam menjalankan segala perintah Allah SWT. 4. Rajin Ibadah. Yaitu menekankan pada keluarga untuk menjankan ibadah dan terus mengingatkannya. Jangan sampai ada anggota keluarga yang tidak sholat. Karena ketaatan beribadah kepada Allah akan membuka pintu rizki atau mendapat kemudahan rizki. 5. Berteman dan berkumpul dengan orang shalih. Dengan berkumpul pada orang-orang shalih berarti kita dengan sendirinya akan selalu menjaga keshalihan kita, kelurga dan masyarakat sekitarnya. Kelima inilah, dapat dikatakan sebagai usaha untuk meraih kasih sayang, kenyamanan dan kebahagian dunia akhirat. Menurut Mbah Minan yang pernah menjadi santri Syaikh Muhammad Al-Maliki Makkah dan juga Anggota MUI Kabupaten Pati. Bahwa, adanya Majlis Istighosa, Dzikir dan Doa akan mendatangkan kebenaran dan dengan sendirinya akan menghilangkan kebatilan yang ada disekelilingnya. Berdzikir itu memiliki makna membuka hati. Jika hati sering berdzikir sama halnya dengan tanaman yang ada pada tanah yang subur karena di cangkul, dipupuk dan dirawat dengan baik. Namun bila hati tidak berdzikir seperti tanah yang kering dan keras, ditanami apapun tidak akan tumbuh subur bahkan akan mati. Ketenangan menurut Mbah Minan yang juga anggota Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Pati adanya di hati. Bila hati berdzikir maka dengan sendirinya hati akan tenang. Allah selalu menyebut orang-orang yang suka berdzikir pada malaikat. Karena Allah bangga pada hambanya yang ahli dzikir. Wallahu'alam bishowab. (Lukmanbbs)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap pak... Ada pembelajaran yang bisa di petik... Salam

09 Mar
Balas

Maturnuwun bu..Terus belajar bu.

09 Mar



search

New Post