Lukman Nur Hakim

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
TAMU ISTIMEWA DIAWAL TAHUN 2020

TAMU ISTIMEWA DIAWAL TAHUN 2020

TAMU ISTIMEWAHKU DI AWAL TAHUN 2020

Catatan diawal tahun 2020, aku kedatangan tamu yang menurutku sangat istimewa. Bagaimana tidak istimewa. Karena dari beliaulah aku dapat belajar makna dan arti dalam mengelola kehidupan, agar dapat menjadi manusia bermanfaat. Baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Walaupun sebelumnya, beliau sering silaturahim ke rumahku, Namun kali ini, jelas agak beda. Beliau (Pakdheku) sudah pensiuan dari Abdi Negara dan Budheku juga sudah tidak aktif lagi di warung klontong pasar Pagongan Slawi. Karena sudah udzur dan diteruskan oleh anaknya.

Kebahagiaan kali ini, menurutku memilki nilai yang sangat luar biasa. Pakdhe dan Budhe yang sekarang setiap harinya hanya berdua dirumah. Kini bisa jalan-jalan kerumahku, sekalian bakar ikan di tambak belakang rumah ibuku. Bersama 5 anaknya, 2 menantu dan 3 cucu.

Pertemuan dua suadara, Padhe, Budhe dari Debong Tegal dan Bapak Ibu ku, Randusanga Brebes, alhamdulillah masih dapat terjalin dengan baik. Keduanya pun bisa saling dapat melepas kangen dan rindunya. Walaupun sudah tidak mudah lagi, dan sering sakit-sakitan. Mempertemukan keduanya tentu dapat menjadi obat dan semangat sehat.

Saat aku ketemu Pakdhe, rasanya sangat bahagia. Karena aku teringat nasehat-nasehat yang dulu pernah beliau sampaikan kepadaku, saat berkunjung kerumahya. Keinginan untuk meniru prinsip dan semangat hidup beliau, menjadi poin tersendiri ketika bertemu dan ngobrol dengan beliau.

Sering ketika aku silaturahmi kerumah beliau dan bercerita tentang sesuatu yang aku lakukan, beliau selalu menyambutnya dengan positif. Padahal Bapak Ibuku saat itu tidak suka, terhadap apa yang aku lakukan. Sehingga tanpa sadar, aku mendapat dukungan dari beliau, terhadap keputusan yang aku pilih. Dan orang tuakupun akhirnya menerima terhadap keputusan yang aku ambil.

Pakdhe, menurut pandanganku, orangnya selalu terbuka untuk siapa saja. Apalagi kepadaku, terbukti ketika aku bersilaturahmi di rumahnya. Penyambutan dan kemampuan mendengarkan apa yang aku katakan sangat luar biasa. Seperti seorang psikologi saja, walaupun aku sarjana Psikologi, namun penyambutan dan penerimaan terhadap seseorang masih kalah jauh dengan beliau.

Yang kadang masih aku teringat nasehat beliau, ketika aku, sangat lama sekali menjadi guru honorer. Beliau selalu memotivasiku untuk selalu mensyukuri apa yang yang sekarang dijalaninya. Jangan berkeluh kesah terhadap profesi yang ditekuni, hiduplah penuh bahagia dan semangat.

Kata-kata beliau, menurutku tidak hanya ngomong belaka. Tetapi betul-betul beliau terapkan. Ketika beliau mengatakan " Hiduplah Penuh Semangat," terbukti hidup beliau adalah orang yang memiliki semangat tinggi. Bagaimana tidak?.. Jam 16.00 baru pulang dari kantor, sampai dirumah tidak langsung istirahat, namun menyempatkan diri untuk bercengkramah dengan anak-anaknya.

Maaf, para pembaca kalau saya suruh menebak jumlah anaknya berapa?, aku kira banyak yang salah. Beliau memiliki anak berjumlah 11. Dari gaji sebagai staf biasa di lembaga Pemerintah Kabupaten Slawi. Beliau mampu mengkuiahkan anaknya yang mau kuliah. Dan juga mampu memfasilitasi anaknya yang berwira usaha.

Cara pandang beliau, dalam melihat setiap masalah, yang biasa dikatakan padaku adalah sebagai tantangan, bukan cobaan. Sehingga masalah dalam kehidupan menjadi hal wajar, sehingga kebahagiaan hidup di dunia dapat dinikmati. Walaupun harus menyekolahkan dan menguliahkan anaknya, dari hasil gaji sebagai staf saja.

Berfikir positif yang beliau terapkan, ternyata menghasilkan energi positif, pada diri dan lawan bicaranya. Sehingga pemikiran dan sikapnya selalu baik kepada siappun, bersemangat untuk melakukan hal-hal yang benar dan hidupnya menjadi bahagia. Berfikir positif yang aku lihat dari pakdheku ternyata membuat hidup beliau dapat menerima keadaannya dengan besar hati, tidak terbawa pada arus gosif, dan kalimat yang dikeluarkanyapun selalu bernadakan positif.

Dimasa tuanya pun, aku masih mendengar kesejukan kata-kata beliau. Dan Alhamdulilah aku masih dapat berbagi dengan beliau, walaupun hanya sebotol madu murni.

Makasih pakdhe dan Budhe, walaupun posisiku sebagai penokan, namun di tanggal 1 Januri 2020. Engkau bersama istri, anak, menantu dan cucu mengunjungiku. Tuk semua saudaraku semoga sehat selalu. Amin.

(Lukman Nur Hakim)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post