Lukman Nur Hakim

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
TANPA SADAR MENYAKITI DIRI SENDIRI

TANPA SADAR MENYAKITI DIRI SENDIRI

TANPA SADAR MENYAKITI DIRI SENDIRI

Wahai manusia! Sungguh, telah datang kepadamu pelajaran (Al-Qur'an) dari Tuhanmu, penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada, dan petunjuk serta rahmat bagi oarang yang beriman. (QS. Yunus (10): 57). Ada bebera catatan yang sangat baik menurut penulis, dari Dr. Mustamir Pedak. Pada Seminar "Membangun Mental dan Budaya Integritas di Pemerintah dan Budaya Berbasis Spiritual Quotient," Sabtu, 11 Januari 2020 di Hotel Candi Indah Semarang. Penyampain beliau dari awal hingga akhir sangat menghipnotis peserta. Baik dari kalangan pendidik maupun profesi lain. Penyampaianya yang sangat luat biasa, kadang membuat peserta tertawa, senyum sendiri, mengakui kekeliruanya, bahkan ada juga peserta yang terus istighfar, termasuk penulis sendiri. Sebagai pembicaraan awal, dari beliau Dr. Mustamir yang lahir di Desa Pedak Rembang. Beliau mengatakan. Bahwa, Gen memegang kendali semua reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh. Bila gen berkata 'tidak' maka tidak ada reaksi kimia, dan bila 'ya' maka reaksi kimia akan segera dimulai. Lebih lanjut beliau mengingatkan. Bahwa Semua fenomena biologis di dalam tubuh terjadi akibat perintah dari gen. Bertambah panjangnya kuku dan rambut, mengantuk, lapar, dan sebagainya dikendalikan oleh gen. Dewasa ini ilmu pengetahuan modern telah membuktikan bahwa gen bisa diubah. Misalnya, dengan berpikir posistif, gen seseorang dapat berubah menjadi lebih baik. Sedangkan di dalam gen, tersimpan rapi berpuluh-puluh potensi kecerdasan manusia yang dasyat. Ini semua berarti, dengan mengubah gen kita dapat mengubah hidup. Dan, bacaan Qur'an telah terbukti mampu mengaktifkan gen positif serta menonaktifkan gen negatif. Disela-sela berbicara di seminar, beliau juga banyak menceritakan tetang kondisi psikologis pasien yang datang berkonsultasi dengan beliau. Seperti kasus, ketika ada seseorang yang sebelumnya dapat dikatakan sangat baik, alim, berkata lembut dan sopan. Namun dikemudian hari, tiba-tiba perkataanya kurang baik, cenderung kurang sopan, maka orang tersebut dapat diindikasikan mengalami masalah atau sakit pada Neokorteks (Neopalium). Dengan melihat riwayat perkataan yang jelek pada seseorang yang sebelumnya orang tersebut di anggap sangat baik. Janganlah dihukumi sebagai orang "kesurupan" atau kita melakukan pengusiran setan (rukyah) yang menempel pada orang tersebut. Padahal kita tahu bahwa tugas setan itu menggoda manusia. Tidak mungkin manusia lepas dari godaan setan. Maka yang harus dilakukan sebagai manusia adalah menjaga prilaku keimanan dan membentengi dengan kuat dari godaan setan. Selanjunya jagalah kata-kata dan prilaku jelek sendiri. Agar setan tidak berani mendekatan dan kita mampu mengalahkan logika setan. Ketika terkena penyakit Stroke, biasanya pasien akan mengalami lemah sebelah, tuli, rabaan dan persepsi yang berbeda-beda, dan salah satunya juga mengalami ketidakmampun dalam mengontrol syaraf ucapan, sehingga terkadang perkataanya sangat berbeda saat kondisi badan sehat sebelumnya. Persepsi dan kata-kata kadang sering menipu. Begitu juga kondisi pisik tubuh dan kekayaan harta yang membuat banyak orang tertipu, dan dapat dikatakan sebagai tipuan terbesar. Padahal organ tubuh dan harta mengikuti alam dan tidak kekal. Ketika kita mendewakan tubuh dan materi, tentunya materi dan tubuh ada batasnya dan banyak yang tidak diketahui dari tubuh tersebut. Seperti, kenapa jantung kita bergetar? siapa yang nyuruh. Maka perlu dicamkan oleh kita, memahami kehidupan saja tdk bisa, apalagi menguasai dunia. Imam Athoillah mengatakan, kamu saja mengekang keinginan diri sendiri tidak bisa. Apalagi ikut mengekang orang lain. Artinya mengurusi emosi diri sendiri tdk bisa. apalagi mengurus emosi orang lain. Ketika kita mengalami kesulitan menerima seseorang, maka akan sulit pula untuk mencintainya. Tetapi kalau kita mudah menerima perkataan dan prilaku seseorang. Maka kita akan mudah untuk mencintai. Ubahlah cara pandang kita pada seseorang, agar dapat memahami dan menyukai dalam hal kerjasama, pekerjaan maupun ibadah kepada Allah SWT. Sehingga kemudahanlah yang akan didapat. Ingat !. Hidupnya seseorang itu sering dikecokan pikiran dan dikuasai nafsu. Karena dalam perkembangan pikiran manusia juga sering error. Sehingga akan muncul ilusi-ilusi negatif, seperti keinginan banyak uang dan jabatan tinggi yang tidak masuk akal. Walaupun nantinya hal tersebut akan diraih. Maka yang ada, akan menjadi penyakit psikologis yang terus menggerogoti diri selama hidupnya. Kerena sesuatu yang diraihnya dengan nafus, tanpa ridho Sang Ilahi. Pasrahlah sama Allah, biarlah Allah yang menyelesaiakan persoalan hidup, rizki dan jabatan kita. Rasakan kehadiran Allah dalam hidup kita. Ada sahabat Rasulullah bernama Abdullah bin Masud. Sahabat yang kaya, tapi hidupnya sederhana. Ini contoh kesederhanaan salah satu sahabat Nabi yang perlu ditauladani selamanya. Sering kita merasa takut karena gambaran yang kabur. Padahal persepsi buruk inIlah, yang sering membuat tidak bahagia. Maka Persepsi buruk dan bentuk-bentuk trauma yang ada di pikiran kita wajib hukumnyan dibersihkan dengan cara bertauhid, beriman akan kodo dan kodarnya Allah. Kesombongan dalam jabatan merupakan salah satu disintegritas manusia di dunia dan akan fatal di akherat. Kesombongan akan menghancurkan kesuksesan. Maka sebaiknya mulailah menilai ukuran kesuksesan yang kita ubah dari material ke ruhaniah. Bukan hanya ukuran materi dan jabatan yang dimiliki, namun nilai-nilai ruhaniah yang terus mewarnai hidup. Kejujuranlah yang harus kita apresiasi bukan nilai maupun materi. Ingat "Sukses itu ketika ijroil datang, hati tenang menghadap Allah". (Khusnul Khotimah). Aamiin. Sering terjadi kejujuran kadang membuat orang lain marah. Kalau dalam dunia pendidikan jujur saja dimarahi, bagaimana anak akan jujur. Pentingnya berguru atau berteman agar dpt melihat sudut pandang orang lain. Janganlah berguru bukan pada manusia. Sebab kalau berguru bukan pada manusia berarti berguru pada setan. Sebenarnya, kitika kita mengatakan gagal, itu karena kita sendirilah yang melakukan pembandingan atau membanding-mbandingkan sesuatu. dan kalaupun kita senang ketika menang dan mengadakan pesta, berarti bahagia melihat orang lain kalah. Padahal yang harus kita lakukan tetap terus berbuat baik, tidak merendahkan dan membuat orang lain bahagai. Berbahagialah maka dengan sendirinya, anda berbuat baik pada orang lain. Karena perasaan bahagia dengan sendirinya membawa orang lain iku terbawa bahagia. Sadarkah, bila selama ini. Kita sendirilah yang menyakiti diri kita. Sebab ketika kita sedih, akan mempengaruhi paru-paru dan akan berdampat pada tumbuh penyakit asma. Begitu juga ketika marah, akan memperngaruhi jantung dan hipertensi. Selanjutnya sifat takut dan ketakutan akan mempengaruhi ginjal dan rasa keinginan kebelakang terus. Dan prilaku ketakutan yang berlebihan akan mengakibatkan traumatis. Melihat kondisi diatas, fengan mengambil langka meminum obat, bukanlah mengobati akar permasalahannya dan hanya meringankan sesaat dari rasa sakit. Hidup ini antara harapan dan kenyataan. Maka kenyataan yang pasti jangan diingkari, untuk selalu mengabdi dan mengabdi pada Sang Ilahi. Dzat yang maha penyembuh. Maaf, sebagai catatan tambahan dan ilustrasi. Ketika sesorang seneng pada sekuntum bungah maka Ia dimungkinkan akan mengambilnya.Tapi kalau mencintai bungah, tentu akan memeliharanya. Cintailah sesamanya, untuk tetap saling memilihara perasaan dan kekuatan keimanan. Ada cerita yang menarik dari Imam Syafii, yang disampaikan Dr. Mustamir Pedak. Ketika ada orang yang cerita kepada Imam Syafii. Bahwa orang yang tadi salaman, dibelakang memusuhi anda. Jawab Imam Syafii. Alhamdulillah berarti orang tersebut tidak berani dengan saya. Terbukti ketika ketemu, dia salaman. Dalam pandangan Dr. Mustamir, tentang obat mujarab bagi suami adalah istri kalau diagnosisnya benar. Sebab Istri dapat dikatakan sebagai penyakit kalau salah memahaminya, namun kalau memahami istri dengan baik maka istri adalah obat paling besar dalam menyembuhkan penyakit suami. sehingga makna perkawinan (nasehat) li taarufu. saling memaklumi, itu dapat diterapkan. Ketika kita memposisikan diri sebagai hamba Tuhan, yang taat dan menikmati kehidupan, maka akan didapatkan keajaiban-keajaiban yang akan datang. Seperti makan akan mendapatkan keberkahan. Manaka ketika mau makan, suruhlah tubuh dan pikiran kita untuk menikmati makan yang dimakan, agar lambung dan usus menerima dengan kenikmatan pula. Inilah makan yang dapat dikatakan sebagai obat, bukan makan mendatangkan penyakit. Karena kesalahnya sendiri, tidak mampu menyuruh pada usus dengan baik. Buatlah ibadah apapun terasa indah dan bahagia. Maka akan muncul keindahan dalam beribadah. Dan buatlah yang kita lakukan untuk ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kalau ibadah penuh orientasi materi maka akan sia-sia dan tidak terasa indah. Selanjutnya yang didapat hanya capai belaka. Merasa mulialah dihadapan Tuhan, maka kita akan mepertahankan kemuliaan tersebut. Kita tidak boleh merasa hina, karena manusia adalah makhluk yang mulia dihadapan Tuhan. Keindahan cara berpikir akan memperindahan dan dapat menikmati pemberian Tuhan dari menit ke menit. Wallu 'alam bishowab. (catatan yang difami penulis pada acara seminar yang disampaikan Dr. Mustamir Pedak, Penulis Lukman Nur Hakim, dari SMA Negeri 1 Brebes)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

masya allah makasih share ilmunya pa

15 Jan
Balas



search

New Post