Lukman Nur Hakim

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

UNTUK COPET YANG MASIH BELUM SADAR

COPET YANG BELUM SADAR

Oleh : Lukman Nur Hakim.

Tulisan yang aku buat ini, barangkali dapat menjadi obat penyembuh, bagi para copet yang masih mengalami ketidaksadaran dalam pergolakan pencarian rupiah di negeri sendiri. Sebuah catatan buat istri atas kehilangan barang kesayangannya.

Tulisan ini juga, sebagai koreksi buat istriku yang awalnya menduga HPnya jatuh di dalam bis saat perjalanan ke luar kota. Jumat, 13 Desember 2019. Tepatnya pukul 13.10 Wib. Tapi setelah menghimpun berbagai informasi dan catatan kejadian sampai hilangnya HP, kesimpulan terakhir adalah HP nya telah berpindah tangan karena diambil oleh seseorang yang ada di sekitarnya, saat istri konsentrasi mau turun karena mencari lokasi yang akan dituju.

Catatan yang menyimpulkan sampai pada kata kecopetan adalah info terakhir dari para teman satu alumni tentang wilayah saat istri mau turun itu memang sering ada kejadian serupa dan merupakan tempat operasi. Targetnya adalah orang dari luar kota yang biasanya akan turun bersamaan karena tujuan utamanya adalah ke dalam kota. Dan diperkuat komunikasi lima menit setelah istri telpon terakhir, ada teman yang katanya menghubungi lima menit kemudian, karena pingin tahu posisi istri, ternyata HP sudah tidak aktif dan tidak bisa dihubungi sama sekali. Padahal sebelumnya istri rajin update posisi via WAG. 

Satu pembelajaran penting yang dapat diambil adalah tetap hati hati dan waspada terhadap orang yang berjalan ataupun duduk di sebelah kursi di bis umum. Karena umumnya kita tidak saling mengenal. Sebagai bentuk untuk proteksi. Namun jangan punya bawaan curiga kepada setiap orang. Hati hati dan waspada bukan berarti mencurigai. 

Kebutuhan akan alat komunikasi canggih ini ternyata juga menjadi peluang kejahatan. Era Revolusi Industri 4.0, sebuah trend otomatis dan pertukaran data terkini dalam teknologi pabrik, bahkan diyakini dapat meningkatkan perekonomian dan kualitas kehidupan secara signifikan. Sisi negatifnya era ini disambut oleh para pencopet yang belum sadar untuk membuka bisnis baru. Mereka beralih ke spesialis mencopet Handphone (HP) sebagai efek dari menjamurnya alat komunikasi yang sering diperjualbelikan. Dan kemudahan untuk menjualnya kembali hasilnya tanpa diketahui pemiliknya.

HP pintar telah menjadi salah satu kebutuhan sekunder di era sekarang dan di mata para pencopet pun, sudah menjadi incaran sasaran yang bergengsi. Memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan agak sedikit mudah mengambilnya. Dari pada nyopet dompet yang sekarang sudah dikasih alat pengaman, seperti rantai dan sebagainya.

Copet dulu, lebih suka mengambil isi dompet, dan kemudian membuang dompet yang bukan miliknya secara sembarangan. Namun, di era copet sekarang, bergeser ke spesialis HP. Nyopet HP, kemudian dimatikan dan yang dibuang nomor HPnya. Ini hanya perkiraan perilaku pencopet HP istriku.

Kalau HP sudah dicopet. Biasanya HP tidak bisa dihubungi langsung. Walaupun HP sebagai alat komunikasi canggih pada masa sekarang. Namun ketika HP sudah ditangan copet. Maka semua orang yang menghubungi, tidak bisa tersambung. Karena HP nya langsung dimatikan dan tidak menunggu lama akan dijual kepada orang lain. Mungkin ini juga, salah satu kecanggihan copet era milenial.

Dulu, tapi ini hanya praduga dalam khasanah yang dimiliki kaum percopetan. Ketika aku masih kuliah di luar kota dan sering pulang malam ke rumah, menggunakan bis antar pulau antar propinsi. Tanpa sadar, kadang dalam satu bis, duduk bersama para copet. Mereka biasanya bergerombol ketika naik bis dan turun kalau sudah dapat dompet, dari para penumpang yang tidur nyenyak.

Maaf, melalui media ini, aku menyempatkan menulis. Sebagai salah satu usaha untuk menemukan HPnya kembali, setelah dicopet dan barangkali bisa disebut mengingatkan para pencopet yang belum sadar. Karena dalam "Preman Pensiuan" kang Bahar dan kang Mus, sudah mengundurkan diri dari khasanah percopetan. Namun ternyata, ada saja, salah satu anak buahnya dalam preman pensiun ada yang masih nyopet. Seperti, sebut saja Ujang. Ia masih memimpin percopetan dan masih sering mengadakan kuliah percopetan di bawah kolong jembatan.

Dalam preman pensiun. Prilaku para copet akan mengalami kesialan dalam hidup. Kadang hasil copetan tidak cukup untuk makan sehari. Keluarga sering sakit. Salah satu sebabnya, karena makan hasil uang nyopet.

Apalagi kalau nyopet ketangkep dan digebugin, babak belur. Tentu akibatnya berhari-hari merasakan sakit. Di rumah sakitpun diborgol dan tidak ada yang berani menjenguk. Berbulan-bulan kedinginan dalam hotel prodeo, dan tidak pernah merasakan empuknya kasur. Bertahun-tahun menderita gangguan psikologis. Nggak berani pulang kampung, karena malu. Ketika orang tuanya sakit ataupun meninggal kadang nggak bisa menjumpainya. Malu yang perkepanjangan, walaupun musim telah berganti.

Ketika para pencopet meninggal dunia. Kadang, nama copet masih disematkan kepada anak cucunya. Walaupun keduanya tidak pernah merasakan hasil dari copetan yang menyakitkan.

Adapun pada orang yang kecopetan, baik HP maupun dompet. Kesedihan senantiasa mengiringi dalam perjalanan percarian barang yang hilang karena dicopet. Terutama karena banyak data yang hilang termasuk catatan transaksi bisnis online yang dijalani.

Hikmah yang dapat diambil dari kecopetan, kita segera move on untuk mengikhlaskan, bila memang masih rezeki kita insya allah barang akan kembali. Hati akan terasa lebih lapang. Dan bisa jadi akan diganti dengan yang lebih baik lagi. Karena setiap barang itu punya umur. Sebagaimana takdir yang telah ditetapkan, ketika sudah sampai batas kepemilikan maka bisa hilang atau mungkin rusak dan tidak lagi menjadi milik kita.

Hanya sebagai manusia biasa, mari kita berdoa agar para pencopet mau mengakhiri perbuatanya. Karena menjadi copet yang selama ini digeluti, akan merugikan dirinya sendiri, istri, anak dan cucu. Bahkan orang tuanya sendiri yang tidak pernah memakan uang hasil copet, ikut terbawa juga.

Semoga para pencopet, dibukakan pintu rizki yang halal. Bertemu dengan orang alim, yang mampu menyadarkannya.

Amin. 

Mudah-mudah tambahan doa, dan bacaan amin para pembaca terkobul oleh Allah SWT. Amin. Amin. Yaarabbal aalamin 

Wassalam.

 

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Amin, semoga para pencopet sadar. Sukses selalu dan barakallahu fiik

16 Dec
Balas

aamiin.

16 Dec



search

New Post