Luluk Ayunning Dyah P.

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Bu Ima : Pejuang Penumpas Bullying di Sekolah

Ekspresi terkejut tampak tatkala ada aduan dari orang tua murid yang menemukan selembar uang lima puluh ribu rupiah di tas anaknya. Ibu… saya menemukan uang ini di tas anak saya kemarin sore. Ini uang siapa? Anak saya tidak mengaku saat saya tanya. Uang ini sudah dua hari di tas anak saya. Saya mohon ibu untuk menyelidiki peristiwa ini. Saya tidak mau anak saya menjadi anak yang tidak baik. Demikian ratap orang tua murid itu kepada Ibu Muslimah di ruang Kepala Sekolah.

Dra. Muslimah, M.Pd biasa sehari-hari dipanggil dengan Bu Ima. Beliau adalah seorang Kepala Sekolah di SDN Kartika IX-4 Kota Cimahi. Istri salah satu perwira TNI ini semula bertugas sebagai pendidik di Papua. Karena sang suami berpindah tugas di Cimahi, maka Bu Ima memutuskan untuk pindah tugas mengikuti suami.

Karirnya sebagai kepala sekolah menuntut harus bisa menyelesaikan semua masalah. Dari masalah PBM sampai masalah kenakalan anak-anak diselesaikannya. Pelan namun pasti. Setiap masalah mampu beliau atasi.

Bullying. Masalah yang marak terjadi di kalangan anak sekolah. Tak hanya anak sekolah jenjang SMA, anak sekolah jenjang SD pun tak luput dari masalah yang sedang populer ini. Mengapa beliau begitu antusias memberantas masalah bullying di sekolah? Yaa… Menurut beliau kenakalan anak-anak jika dibiarkan akan mengakibatkan pembentukkan karakter anak yang menyeramkan.

Anak usia sekolah dasar adalah anak yang paling mudah pembentukaan karakternya. Maka sedini mungkin harus dibentuk karakter yang baik.

Awal September 2016 merupakan pembuktian bahwa Bu Ima merupakan pejuang penumpas bullying di sekolah. Saat itu, beliau bertekad untuk mengusut tuntas masalah yang menimpa salah satu muridnya, Risqi. Risqi adalah anak kelas 3. Dia mendapat perlakuan yang tidak enak dari temannya. Begitu menurut laporan dari orang tua Risqi.

Dengan bertekad ingin memberikan yang terbaik bagi dunia pendidikan, Bu Ima berjanji menumpas masalah uang misterius di tas Risqi yang telah ditemukan oleh ibunya. Guru kelas Risqi dipanggilnya. Diceritakanlah masalah yang menimpa pada Risqi. Menurut informasi dari guru kelas, di tas Risqi sering ditemui barang-barang temannya. Penghapus, pencil, pulpen dan lain-lain. Setiap ada yang kehilangan barang-barang di kelas selalu ditemukan di tas Risqi. Hal ini yang selalu membuat Risqi terpojok dan menangis.

Risqi pulang membawa surat panggilan untuk orang tuanya. Bu Ima memanggil orang tua Risqi untuk menyampaikan informasi yang diperoleh dari guru kelas Risqi. Ibu… tampaknya masalah ini agak serius. Menurut laporan dari guru kelas, di tas Risqi sering ditemukan barang-barang milik temannya. Mohon maaf ibu… bagaimana keseharian Risqi di rumah?

Risqi adalah anak tertua. Risqi gampang berkecil hati, gampang takut dan tidak percaya diri. Hal ini disebabkan karena dahulu pengasuh Risqi sering menakut-nakuti Risqi. Segala dilarang. Ini tidak boleh itu tidak boleh. Berteman juga dibatasi. Lebih parahnya, pengasuhnya menampakkan rasa sayang ketika di depan orang tua Risqi dan bersikap sebaliknya jika orang tua Risqi tidak di rumah. Hal ini menjadikan Risqi tumbuh menjadi anak yang gampang terpengaruh oleh temannya. Karena dia takut. Takut jika diintimidasi oleh temannya. Ini adalah kasus bullying. Kasus dimana ada anak yang lemah akan menjadi obyek sasaran anak yang nakal.

Ini sangat berbahaya, karakter Risqi masih bisa diperbaiki. Bu Ima meminta keterlibatan orang tua risqi untuk membantu mengatasi masalah ini. Tindakan Bu Ima sangat benar. Pembentukan karakter anak melibatkan tiga unsur, yaitu sekolah, keluarga dan masyarakat. Ini disebut dengan Integrasi Tri Pusat Pendidikan. Ketiga unsur ini adalah ekosistem pendidikan yang harus bersinergi. (Kemdikbud). Tindakan Bu Ima dengan memanggil orang tua Risqi adalah wujud dari implementasi Tri Pusat Pendidikan.

Di kelas 3 ada anak yang kecenderungan ingin mendominasi dan mengendalikan teman-temannya. Keinginannya ingin dituruti oleh yang lain. Jika temannya menolak, dia akan mengintimidasi. Jangan dibayangkan anak laki-laki yaa… Anaknya perempuan

Sehari setelah orang tua Risqi dipanggil, kini giliran anak-anak korban bullying yang dipanggil beserta dengan pelaku dan gengnya. Risqi, Karmel, Didi, Aura dan Aya. Dari ke lima anak ini Risqi adalah korbannya, Karmel adalah diduga pelakunya, Didi adalah anak laki-laki yang diduga juga pelaku, Aura dan Aya adalah anak buah Karmel. Azas praduga tak bersalah juga dipegang oleh Bu Ima. Mengingat mental anak sekolah dasar masihlah sangat labil.

Berlima mereka diinterogasi oleh Bu Ima terkait dengan uang yang ditemukan di tas Risqi. Kelimanya saling berkata tidak tahu. Risqi coba kamu ceritakan kenapa uang itu ada di tas kamu. Kamu jangan takut. Ada Bu Ima.

Aku yang mengambil uang itu dari tas bu guru. Aku disuruh sama Karmel. Kalau aku tidak nurut aku tidak akan ditemeni. Demikian Risqi mengaku dengan terbata-bata. Nah! Ketahuan sudah akar masalahnya. Bukan! Bukan aku! Aku disuruh Aya! Karmel mengelak dan terjadilah sedikit kegaduhan karena Aya tidak terima dituduh Karmel. Bukan… aku tidak pernah menyuruh Risqi. Kamu yang sering menyuruh Risqi mengambil barang teman-teman.

Karmel ! kamu harus berkata jujur. Jika kamu tidak jujur Bu Ima akan memanggil orang tuamu! Akhirnya Karmel berkata jujur bahwa dialah yang menyuruh Risqi untuk mengambil uang dari tas bu guru dan mengambil barang dari teman-teman yang kemudian dimasukkan ke tas Risqi. Akibatnya Risqi yang difitnah. Risqi sering menangis mendapat perlakuan dari Karmel. Ini bullying. Sifat risqi yang lemah dimanfaatkan oleh Karmel yang sifatnya selalu ingin jadi yang berkuasa.

Akar masalah sudah diperoleh. Saatnya untuk berkolaborasi dengan orang tua guna memberikan penguatan kepada anak yang menjadi korban bullying. Ini sangat penting dilakukan, mengingat orang tua adalah madrasah yang terbaik buat anak-anaknya. Anak yang terindikasi lemah, gampang berkecil hati dan tidak percaya diri harus diberi penguatan. Bakat anak apa yang bisa dibangkitkan agar anak tersebut bisa muncul rasa percaya diri. Orang tua beserta guru bersama-sama memberikan motivasi.

Kemudian bagaimana mengatasi anak yang mendominasi dan menjadi pelaku bully tersebut? Anak bersikap demikian pasti ada alasannya. Misalnya dia anak terkecil di rumah atau dia mempunyai orang tua yang keras dalam mendidiknya. Anak seperti ini akan cenderung agresif ketika bertemu dengan anak yang lemah. Kerjasama antara guru, kepala sekolah dan orang tua dengan orang tua adalah tindakan yang sangat bijak untuk mengatasi anak yang demikian.

Dimana peran masyarakat? Masyarakat disini adalah komunitas orang tua murid. Tindakan Bu Ima dalam memberantas bullying juga melibatkan komunitas orang tua murid. Ketika kasus uang misterius mencuat, Bu Ima memanggil orang tua murid kelas 3 untuk berdiskusi. Memberikan pengarahan bahwa pentingnya penanaman pendidikan karakter di keluarga.

Ayah, Ibu…sisihkan waktu di rumah untuk berdialog dengan anak-anak. Menjadi pendengar yang baik bagi anak-anak karena dengan begitu mereka akan merasa dihargai. Kemudian kembangkan potensi dan bakat yang mungkin bisa digali dengan cara berdialog dengan anak. Ajarkan juga bagaimana bersikap peduli dan empati kepada orang lain.

Begitulah sosok Bu Ima. Beliau sebagai kepala sekolah berupaya untuk menjadi pemimpin yang bertanggung jawab terhadap terlaksananya penguatan pendidikan karakter di sekolah melalui pengelolaan (manajemen) sekolah dan kepemimpinan (leadership). (Kemdikbud). Beliau berupaya menciptakan iklim yang kondusif di kelas 3. Sehingga semua anak di kelas 3 merasa aman dan nyaman dalam belajar.

Terimakasih Bu Ima… Ibu telah memberikan perhatian kepada Risqi dan Karmel. Ibu telah melakukan peran sebagai kepala sekolah yang mengimplementasikan penguatan pendidikan karakter melalui pengelolaan (manajemen) dan kepemimpinan (leadership). Integrasi tri pusat pendidikan juga telah ibu lakukan. Semoga ada sosok Bu Ima lain yang sangat memperhatikan pentingnya pendidikan karakter untuk anak usia sekolah dasar. Tabik.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap!.. penanaman karakter sejak dini.

07 Sep
Balas

terimakasih pak... iya pak... masa sekolah dasar adalah masa emas. jadi harus ditanamkan karakter yang baik...

07 Sep



search

New Post