Oleh: Luluk Maslukhah, S.Si., M.Pd.

(Guru Kimia SMK Negeri 3 Bondowoso)

Tantangan hari ke-90

#TantanganGurusiana

Piagam Emas merupakan sebuah penghargaan khusus yang diberikan oleh Media Guru Indonesia kepada siapa saja yang telah berhasil menjawab tantangan menulis 90 hari secara berturut-turut di Gurusiana.id. Tantangan ini di mulai sejak tanggal 15 Januari 2020 hingga 13 April 2020. Jangan khawatir, masih ada kesempatan untuk mengikuti tantangan ini, meski belum dimulai di tanggal 15 Januari 2020. Seorang penulis tinggal menghitung 90 hari kedepan sejak dia memulai tantangan ini.

Sering muncul pertanyaan, apakah ada syarat harus mengikuti diklat menulis Mediaguru Indonesia untuk bisa membuat akun gurusiana.id dan menulis di gurusiana.id.?. Atau apakah ada syarat harus mengikuti diklat menulis Mediaguru Indonesia untuk mengikuti tantangan ini. Jawabannya tidak. Sejauh yang penulis ketahui (jika ada yang salah boleh dikoreksi ya).

Ada banyak hikmah yang bisa diambil dari tantangan menulis 90 hari di gurusiana. Pertama, kita bisa disiplin untuk menulis setiap hari. Meski kadang ada kebuntuan mencari ide, hal ini akan memaksa diri untuk terus mencari ide-ide baru. Baik dengan membaca, memperhatikan gejala alam yang ada di sekitar atau mengikuti berita terikini yang sedang berkembang di masyarakat. Memang dalam pembiasaan kadang di awal perlu dipaksa. Lama-lama akan terbiasa. 90 hari menulis diharapkan membuat penulis terbiasa untuk menulis. Jika ada rasa yang hilang ketika kita tidak menulis berarti program ini berhasil bagi kita. Artinya muncul kesadaran bahwa menulis itu penting dan harus terus dilakukan untuk menginspirasi orang lain.

Kedua, dapat menjalin kedekatan bagi sesama gurusianer (gurusianer adalah julukan yang diberikan bagi siapa saja yang menulis di blog gurusiana.id.). Saling mengikuti akun, membaca, memberi komentar dan masukan kepada sesama gurusianer tentu saja akan semakin menambah kedekatan diantara mereka. Tak jarang dari mereka saling mengingatkan dengan mengirimkan pesan apakah sudah menulis hari ini?. Untuk hal ini ucapan terima kasih saya haturkan kepada ibu Dra. Juni Damajanti dan Ibu Choirun Nisa’, Guru SMK Negeri 3 Bondowoso. Secara khusus pula untuk suamiku tersayang, Febry Suprapto, M.Pd.I yang memberi dukungan penuh untuk menyelesaikan tantangan ini. Seringkali membangunkanku hampir tengah malam karena belum mengunggah tulisan di gurusiana.id. Ucapan terima kasih juga saya haturkan kepada semua sahabat yang telah berkenan membaca dan memberi komentar serta masukan ide dalam tulisan saya. Semua ini sangat berharga bagi saya. Guru penulis pemula.

Ketiga, tulisan di blog gurusiana dapat menjadi tabungan tulisan buku kita. Ketika kita menulis dengan tema yang sama harapan memiliki buku baru insyaAllah bakal terpenuhi. Sebagaimana yang dilakukan guru saya Ibu Enge Rika Lilyana dan Ibu Khatijah, dengan novelnya yang ditulis dan diunggah secara bertahap di gurusiana. Juga dengan Ustadz A. Nur Hadi yang konsisten dengan artikel yang memuat tentang bedah puisi. Tak lupa pula dengan ustadz Ach.Taufiqirrahman yang konsisten menulis tentang event dan prestasi yang diraih di sekolahnya. Ibu Asrah yang konsisten menulis tentang perannya sebagai seorang guru dan kepala perpustakaan, ibu Marlina dan Ibu Siti Mutawarridah yang tulisannya hampir konsisten menjadi artikel popular setiap hari di gurusiana. Sahabatku Risa Asnawi, Yuniar Prihanti, Ratna Meitarini dan Laurensia, guru kimia Indonesia sekaligus penulis yang telah menginspirasi dengan ilmu kimianya, menyuguhkan kisah-kisah penuh hikmah dan renyah untuk dibaca. Bapak Nur Muhammad Fadli, ustadz sekaligus guru Teknik Elektronika Industri dengan tulisan-tulisannya yang penuh hikmah dan kekinian di era revolusi industri 4.0, Bapak Aji Jatmiko Penulis hebat dan sangat produktif yang artikel-atikelnya sering muncul di media cetak, ibu Hermin Agustini dg semangatnya yg terus berkobar dan tulisan-tulisannya yang menginspirasi dan asyik dibaca. Ustadzah Menik, Ibu Nurul Januarti, Ibu Dwi Swarnaningsih, Bapak A. Saleh, Ustadzah Rina Lisnaningsih, Ustadzah Roriqatus Syarifah, Bapak Sutriman, ibu Kasiyati dengan tulisan-tulisan penuh hikmah yang selalu saya tunggu setiap hari.

Lalu setelah menyelesaikan tantangan ini, kita mau apa? Tentu saja aktivitas menulis tidak boleh berhenti. Bukankah menulis bisa menjadi sarana kita untuk meraih amal sholeh yang pahalanya terus mengalir? Apakah mau ikut tantangan menulis lagi hingga 365 hari? Bagi saya tantangan 90 hari sudah cukup untuk mendisiplinkan diri menulis setiap hari. Setelah ini lebih memfokuskan diri untuk menulis buku atau menulis artikel yang mencerahkan dengan enjoy. Semoga bermanfaat.