Lusiana

Guru SMPN 5 Kota Tangerang Selatan...

Selengkapnya
Navigasi Web
Remember November...

Remember November...

3 November 2013

Pagi masih gelap, embunpun masih malas beranjak meninggalkan daun. Usai sholat subuh akupun bersiap siap. Setelah memastikan tak ada perlengkapan yang tertinggal akupun menghampiri suamiku yang telah menunggu di halaman. Kucium tangan ibuku untuk berpamitan dan memohon doa, kebetulan hari itu beliau menginap untuk menemani anak anak saat kami berdua pergi.

Ya, hari ini aku akan mengikuti ujian penerimaan CPNS di lingkungan PemKot Tangerang Selatan. Berbekal SK sebagai guru honorer sejak tahun 1999 akupun terdaftar sebagai salah seorang guru kategori 2 atau biasa di singkat K2 yang berhak mengikuti ujian sebagai CPNS. Aku menyadari ini adalah kesempatan besar untukku karena yang mengikuti tes hanyalah guru - guru honorer saja sehingga peluang untuk lulus lebih besar dibandingkan biasanya. Untuk menambah percaya diri ku beli buku kumpulan soal soal tes masuk setebal hampir seribu halaman, walau pada perjalanannya bersamaku, ia lebih sering menjadi bantal tidur.

Putaran roda dua membelah dinginnya pagi. Kupeluk erat suamiku dari belakang, meliuk berkelok mengikuti alur jalan yang masih cukup sepi.

Lalu, braaaak.... semua terjadi begitu cepat.Tiba tiba saja kami sudah terpelanting dan meluncur di aspal, ikut terseret motor yang jatuh dan baru berhenti setelah membentur separator pembatas jalan.Sesaat aku seperti berada dalam gerak lambat, mencoba memahami apa yang terjadi. Aku berusaha untuk duduk, mengedarkan pandangan untuk mencari suamiku,alhamdulillah walau ia terlempar cukup jauh dari posisiku tapi kulihat iapun perlahan bangun untuk mencariku.

Seketika sekelilingku menjadi ramai, dan baru kusadari ternyata kami di tabrak sebuah angkutan kota dari belakang.Dengan di papah beberapa orang kami menepi. Kupandangi sepatu dan celana ku yang koyak, bajuku yang basah karena tempat air yang kubawa pecah,dan jilbab unguku yang bersimbah darah dari bibirku yang sobek.Yang ada dalam pikirku saat itu aku harus segera melanjutkan perjalanan.Aku mau ujian.

Riuh suara suara bersahutan saling menyalahjkan, rupanya angkot itu sudah diberi peringatan oleh pengendara lain karena mengemudi dengan ugal ugalan. Tapi aku mau ujian, berkali kali aku katakan hal itu."ibu ngga bisa ikut ujian, luka ibu parah" balas suara seseorang."Saya ngga perduli, saya mau ujian". Tapi iba juga hatiku melihat sopir yang pasrah di marahi orang orang, akhirnya akupun mengalah ikut sopir itu ke klinik dengan angkot , sedangkan motor kami yang tidak bisa digunakan karena rusak parah dititipkan di tempat itu.

Berbekal tiga jahitan di bibir, retak di kaki kiri serta nyeri hebat di tulang ekor dan bahu, diantar oleh satpam klinik akupun menuju tempat ujian. Sementara suamiku mendapat penanganan dokter.,kami berpisah untuk sementara hingga aku dijemput kembali selepas ujian. Perlahan ku susuri ruang demi ruang mencari nomor pesertaku,ternyata aku menempati ruang sepuluh di lantai dua. Tak bisa kusimak obrolan teman teman satu ruangan, hingga ada teman didepan yang mencoba mengajak bicara. Baru ku katakan perlahan sambil meminta maaf aku tidak bisa ikut mengobrol karena baru saja mengalami kecelakaan.

Sesi pertama , 120 soal yang harus aku selesaikan. Kupejamkan mata memohon do'a , Allah berikan aku kekuatan. Ku hilangkan dari pikiran segala macam rasa sakit,hingga yang ada hanyalah aku dan soal soal ujian. Pernah kubaca teori yang menyatakan bahwa alam akan merekam apa yang kita pikikan. Jika dalam pikiran kita adalah rasa sakit, maka sakit itulah yang akan selalu datang menemani kita. Kuselesaikan soal demi soal sambil sesekali menyeka darah di bibirku. Tersisa lima soal ketika akhirnya pandanganku mulai berkunang-kunang, seluruh tubuhku mulai kaku dan ngilu.Barulah saat itu rasa cemas menghantuiku, aku mengangkat tangan memohon ijin mengumpulkan jawaban soal. Rasa cemas kian bertambah,akupun menuliskan momor telepon suamiku berharap ia dihubungi untuk menemuiku. Pengawas ruang baru diberi tahu keadaanku, dan membawaku ke ruang paniitia menunggu ambulans tiba untuk membawaku ke rumah sakit.Hingga selesai waktu istirahat dan ujian sesi kedua, ambulans belum juga tiba. Akupun melanjutkan ujian 90 soal berikutnya diruang panitia, melawan situasi antara pingsan dan tersadar.Berkeras ku jalani mengisi soal dengan menahan rasa sakit, karena aku tak ingin hidup dalam pengandaian dan penyesalan. Apapun hasilnya nanti, aku sudah berusaha secara maksimal.

Dengan diantar sang pemilik angkot, selesai mengikuti ujian kamipun tiba dirumah.Ibu ku kaget melihat kami yang turun dengan tertatih, aku ceritakan apa yang terjadi, sambil berkali mengucap syukur betapa beruntungnya kami yang masih dilindungi oleh Allah.

3 November 2018

Malam mulai dingin, gerimis perlahan turun membasahi dedaunan. Lima tahun sudah peristiwa itu terjadi, masih berdebar kencang jantungku setiap mengingat moment itu, atau ketika ada mobil melaju dibelakang motorku. Masih kuingat hampir satu bulan lebih saat itu aku dan suami beristirahat di rumah untuk pemulihan.

Empat tahun sudah aku resmi menjadi seorang pegawai negeri. Alhamdulillah aku termasuk salah seorang yang lulus ujian. Buah manis penantian dan perjuangan selama ini. Tidak ada yang berhak membatasi apa yang bisa atau tidak bisa kita lakukan selain diri kita sendiri, pun pantang kita berhenti berusaha selagi masih bisa. Lulus ujian secara murni adalah keberhasilan yang akan selalu ku syukuri, mengingat masih banyak teman temanku K2 yang belum jelas nasibnya. Kini tugasku menularkan semangat berusaha dan belajar serta pantang menyerah kedalam jiwa murid muridku, agar mereka memiliki semangat juang yang tinggi, percaya diri dan selalu menanamkan kejujuran, dalam setiap perjalanan. Bersemangatlah.. bersemangat untuk hal hal yang bermanfaat bagimu....

Rumahku.. Disuatu malam...

051118

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post