Lusy Novarianti

Lusy Novarianti, lahir di Bandung, 23 November 1969. Selepas SMA melanjutkan kuliah di IKIP Bandung jurusan Pendidikan Fisika, program Diploma 3. Pada tahun 199...

Selengkapnya
Navigasi Web

ADA CINTA DI MATANYA ( Bagian ke-12)

#TantanganGurusiana

Hari ke- 99

ADA CINTA DI MATANYA ( Bagian ke-12)

Hani duduk di teras kampus, menunggu kedatangan Tio . Tadi pagi saat berangkat Tio mengajaknya pulang bersama. Biasanya Tio menjemputnya pulang di teras ini.

Sudah lima belas menit Hani menunggu. Pesan whatsapp untuk Tio belum dibaca. Kemudain Hani menelepon sahabatnya itu, untuk memastikan Tio tidak lupa akan ajakannya. Namun teleponnya tidak diangkat.

Hani tidak putus asa dia kemudian menelepon kembali hingga enam kali. Hani kembali menelepon Tio, untuk ketujuh kalinya. Saat telepon berdering sekali, ada jawaban dari telepon tersebut.

" Halo, Tio, sampai di mana? ", ujar Hani terburu- buru.

" Maaf Hani, ini Satrio. Hmmm... Tio ada di Klinik Kampus, tadi waktu basket dia pingsan. Aku membawanya ke sini", ujarsuara di seberang

" Apa.. Tio pingsan?, sekarang di Klinik? Baiklah aku akan ke sana", jawab Hani sambil bergegas menuju Klinik Kampus.

Sepuluh menit kemudian Hani tiba di klinik itu. Tampak Satrio menghampirinua.

" Dia sudah sadar. Tapi dokter menyuruhnya untuk beristirahat dulu di sini", ujar Satrio

Hani menghampiri Tio yang terbaring lemah. Di tangannya tertancap jarum infus wajahnya sangat pucat dan berkeringat.

" Han, tolong sampaikan kepada Nenek kalau aku ada kegiatan dan belum bisa pulang" , ujarnya terbata- bata.

" Kamu tidak boleh bohong seperti itu, Tio. Aku akan katakan yang sebenarnya"

" Tapi aku tidak mau mereka khawatir kepadaku",

" Memang mereka pantas khawatir. Kondisimu seperti ini"

Tio bangkit dan duduk walau tampak masih lemah, namun dia memaksakan diri untuk tampak baik- baik saja.

" Jangan memaksakan diri seperti ini, kamu berbaringlah kembali. Satu atau dua hari lagi juga pasti pulih. Beristirahatlah. Jangan khawatirkan Nenek Kakekmu. Aku akan bicara baik- baik kepada mereka", ujar Hani menenangkan.

" Tuan Tio, silakan berbaring dulu. Nanti kalau tekanan darahmu sudah normal, baru boleh duduk" , ujar perawat usai memeriksa tekanan darah dan memberikan suntikan.

" Ayo berbaring lah dulu", ujar Hani sambil membantu Tio kembali berbaring.

Sore harinya, tampak Nenek dan Kakaek Tio bersama Ibu Hani datang menjenguk. Nenek memeluk Tio sambil sedikit terisak, begitu jiga Kakek Hani.

" Sudahlah Nek, kita doakan saja Tio cepat sehat. Lagi pula kata fokter tadi, Tio hanya kecapean", Ibu Hani menenangkannya.

" Iya Nek, besok juga Tio akan pulang", sambung Tio.

Nenek dan Kakek mengangguk sambil mengelus kepala cucu kesayangannya itu.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post