Pada tanggal 24 April 2020, tibalah bulan yang penuh berkah, bulan paling mulia, bulan penuh berkah, dan bulan di mana dilpatgandankannya perbuatan baik dan buruk. Jika kita melakukan suatu kebaikan maka kebaikan tersebut akan dilipatgandakan. Misalnya, jika kita mengaji dalam satu huruf terdapat sepuluh pahala. Sebaliknya, jika kita melakukan keburukan, maka keburukan itu pun akan dilipatgandakan.

Seperti pada tahun ini, di mana kita memasuki bulan ramadhan dengan dengan adanya covid-19, virus ini dapat menyebar begitu cepat. Orang-orang bekerja dari rumah, beribadah di rumah, dan pelajar pun belajar dirumah.

Ramadhan tahun ini penuh drama, bukannya drama Korea atau drama lainnya. Pada bulan ramadhan ini, kita bisa melakukan kegiatan yang tak seperti biasanya. Di ramadhan tahun ini, kita berdiam diri di rumah, bahkan ke masjid pun ada yang nggak pergi. Aku dapat mengambil hikmah di balik pandemi covid-19 ini. Aku bisa belajar memasak, bisa kumpul lebih lama bareng keluarga, dan ada banyak waktu untuk sharing bersama keluarga.

Tak seperti tahun lalu, aku biasanya sibuk dengan androidku, atau malah keluyuran keliling kampung menemui teman lama. Namun pada tahun ini, aku sangat bersyukur bisa ngumpul bareng keluarga. Ada pula rasa sedih di balik itu, sebab ramadhan tahun ini aku tak bisa menjalankan ramadhan bersama ibuku. Intinya di tahun ini, aku bisa mandiri, beda dengan tahun-tahun sebelumnya.

Di kampungku, tepatnya di Desa Siapenre dusun Balangdidi, aku layaknya orang asing, kenapa? Sebab, hanya aku yang nggak menjalankan salat tarawih di masjid. Dan benar-benar lock down di rumah.

Walaupun begitu, aku harus semagat, aku bersyukur sebab tidak terjangkit virus tersebut, dibanding mereka yang sedang dalam pemulihan. Kita harus tetap menjaga daya tahan tubuh kita agar tak terjangkit covid-19. Ayo ikuti peraturan pemerintah agar kita bisa menjaga diri kita dari virus yang mematikan ini. Keep strong.