Maghrib belum usai suasananya ketika hujan masih menemani keluarga sedang (tidak besar tidak kecil) itu bercengkerama di ruang favoritnya. Dua orang kakak perempuannya sedang beraktifitas sesuai selera masing-masing ketika Si Bungsu sambil duduk menyaksikan salah satunya menari dan yang lainnya makan sore.

"Lagi apa, sih, jogat-joget sendiri kaya orang nggak beres," tegur Ibunya pada Si penari, nadanya serius karena tak pantas di petang hari bertingkah begitu. Bapaknya sebenarnya memperhatikan, tetapi sikapnya seolah fokus pada gawai, hanya pandangannya sesekali menyapu mèreka semua di tengah aktifitas menulis sesuatu di blog favoritnya.

Tiba-tiba ada celetukan kecil dari sisi pojok kiri tempat duduk, di mana Si Bungsu berada, bersanding dengan Si Sulung. Mendengar itu seketika tawa Si Penari pecah sambil lari ke arah sumber suara, sementara reaksi Ibunya menampakkan senyum dikulum menoleh ke arah Bapaknya, "Oo bocah gelembung," katanya menirukan celetukan itu. Bapaknya yang kurang tanggap tak ikut tertawa bersama mereka semua, malah agak bengong. "Itu lho, Pak, mBak Uwin kaya bocah gelembung kata Adik" jelasnya. Wakakakaak...

Klimbungan, 202404201853