MA'ARIF SETYO NUGROHO

Nama kecilnya Nu atau Enu, dilahirkan dan dibesarkan di tempat yang berbeda. Sumpiuh di kabupaten Banyumas dan Bobotsari di Kabupaten Purbalingga dari leluhur y...

Selengkapnya
Navigasi Web

Hardskills dan Softskills

Mungkin Anda pernah membaca status media sosial terkait attitude orang-orang di dunia kerja seperti yang pernah saya baca, yang intinya lebih kurang begini, "Pekerja jaman sekarang banyak sekali yang kurang memahami etika dan kurang berdaya juang/ulet menghadapi kerasnya tekanan di dunia kerja".

Saya masih terus teringat status seorang Manajer HRD yang menceritakan bagaimana dia mendapat email pada dinihari pukul 03.00, yang isinya surat pengunduran diri seorang karyawannya yang masih dalam masa percobaan, dan dia adalah seorang fresh graduate.

Di rentetan komentar yang masuk ternyata justru banyak sekali teman Sang Manajer yang juga menjadi manajer atau staff HRD yang memiliki pengalaman sejenis dan bahkan lebih parah, resign hanya melalui pesan WA, dan tak sedikit yang tanpa surat atau pesan apapun tetapi mengupdate status resign di feed Ige, itikotok, bahkan wasap atau telegaram. .

Sebagian besar alasannya adalah ketidakmampuan atau kelemahan dalam menghadapi tekanan yang sebenarnya bukanlah hal yang berat jika diukur dari kebiasaan yang sudah berjalan lama. Misalnya saja hanya karena sekali ditegur oleh pimpinan saat terlambat hadir, ditegur karena hasil kerjanya kurang sesuai dengan yang diinginkan klien, atau hanya karena ditanya konsep dasar yang digunakan dalam menyelesaikan pekerjaan.

Di sisi lain, bànyak juga para bos, juragan, atau majikan alias pemilik pekerjaan yang memiliki karyawan, IRT, atau teman kerja yang meskipun tidak "bergraduate", upah atau gaji standar atau di bawah rata-rata, tetapi memiliki etos kerja yang tinggi dan hasil kerja yang kualitasnya sangat baik.

Dari rentetan komentar dan status tersebut, kita dapat melihat bahwa ada tautan atau hubungan yang cukup signifikan antara sikap lara pekerja era ini dengan proses pendidikan dan hasil pendidikan yang sudah dijalani.

Setidaknya hubungan itu bisa saya amati, pikirkan, dan rasakan, kala menghadapi mereka di masa sebelumnya. Juga dari diskusi, obrolan, paparan, staus medsos dari para praktisi pendidikan seperti guru, dosen, tutor bimbel, guru ngaji dan masyarakat umum yang peduli pada kondisi pendidikan di negeri ini dan juga lingkungan sekitar. Lebih banyak faktor negatifnya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap ulasannya Mas gagah. Nendang bangrt.. Generasi Strowbery memang seperti itu.. hehe. Sukses selalu

12 Apr
Balas

Nah, Strawberry itu masih satu familae dari Timun Sayur, yaa begitulah kenampakannya hihihi...Mohon maaf lahir batin atas bullying ini :v

12 Apr

Mantap ulasannya ustadz, sukses selalu.

12 Apr
Balas

Jazaakillah Ustadzah

12 Apr

Mantap

12 Apr
Balas

Alhamdulilkah, terima kasih Pak

12 Apr



search

New Post