Banyak di antara kita yang pernah mengalami suatu keadaan, atau peristiwa yang terasa seperti mimpi yang menjadi nyata, Dejavu kalau orang Perancis bilang. Suatu keadaan atau pengalaman nyata yang seolah pernah dialami di suatu ketika di waktu yang lalu, di tempat yang sama, dengan orang yang sama, atau dengan sesuatu yang sama.

Berbeda dengan keadaan yang terjadi di masa depan, keadaan ini belum pernah kita rasakan sebelumnya, tetapi sangat mungkin ada di angan-angan kita, atau setidaknya ada di dalam bayangan kita. Jika bayangan itu begitu kuat mempengaruhi, itu mungkin yang disebut cita-cita, sehingga kemudian kita usahakan terwujudnya.

Lebih berbeda lagi keadaan yang ketiga, yang sedang kita alami ini. Belum pernah di masa lalu ada keadaan seperti yang sedang kita alami. Dan sangat mungkin pula tidak kita bayangkan. Tetapi nyata bahwa sedang terjadi. Bukan dejavu, bukan pula angan-angan, apa lagi cita-cita dan keinginan.

Kita mungkin tidak pernah menyangka dan tidak pernah berharap bahwa di suatu ketika nanti akan nonton tv digital karena terpaksa, beli pertamax karena terpaksa, beli kompor gas karena terpaksa, bahkan ada sebagian dari kita yang makan enakpun karena terpaksa.

Di masa lalu, itu semua adalah barang kebutuhan mewah, hanya kalangan ekonomi kuat yang bisa menikmatinya. Sementara kaum menengah ke bawah cukup dengan tv hitam putih -yang tentu saja analog dan tv tabung- motornya pakai bensin premium, masaknya pakai kompor minyak tanah, makannya cukup tahu tempe dan sayur.

Fatamorgana adalah fenomena alam, adanya di kejauhan, bahkan paling sering muncul di padang nan gersang dan kering kerontang, yang jika diidekati pasti akan pudar, hilang, sisakan angan dan harapan yang melayang.

Begitulah, aneh memang rasanya, kita semua sadar bahwa ini sebenarnya keadaan yang tidak nyata, tetapi benar-benar kita ada di dalamnya. ...

Klimbungan, **(censored)**