TEMAN PILIHAN
Yang pertama mengatakan, jangan milih-milih, terimalah siapapun untuk menjadi teman kita, jangan hanya memilih teman dari golongan atau strata dan status tertentu saja, apalagi jika hanya didasarkan pada kepemilikan materi duniawi, Jangan !!! Itu yang disebut matre.
Kenapa?
Kita hanya akan dihargai oleh mereka saat mereka atau kita masih punya materai, eh, materi. Akhirnya hanya akan ditinggal saat materi kita atau mereka sudah habis, atau ada yang lebih kinclong màterinya.Syukur kalau masih dianggap teman, jika tidak, bahkan mereka akan bilang tidak kenal dengan kita, sadis sekali tipe orang-orang begini.
Yang kedua menganjurkan, agar kita pinter milih alias bisa memutuskan untuk berteman atau tidak berteman dengan orang dari golongan tertentu atau lingkungan tertent. Endingnya bisa sama dengan kalimat yang pertama, tentu saja sedkit beda, wong yang mengungkapkan juga beda, referensinya juga beda. Tingkat intelekualitasnya juga beda.
Entahlah...
Dua kata-kata mutiara yang saling bertolak belakang itu itu sudah cukup lama menghuni rongga kepala, dan keduanya seringkali ikut keluar mengitari atmosfer kepala seperti cincin saturnus. Berebutan untuk memasuki ruang batin, khususnya ketika sedang ada masalah akibat gesekan dengan teman, atau hanya sekedar ada beda suara akibat frekuensi medan listrik meskipun dari sumber yang sama.
Entahlah,
Paparan para ahli pertemanan, motivator kesuksesan, trainer dan sebagainya, sudah sering kubaca, kutonton atau kudengar. Semua bagus, semua baik, semua demi satu tujuan, yaitu untuk kehidupan sosial yang harmonis, yang mendatangkan kebahagiaan, ketenteraman. Namun seringkali tanpa disadari, dari paparan panjang itu tujuan sebenarnya adalah untuk kebaikan diri sendiri, ego si pencari teman. Kalau anda tidak percaya, bisa coba selami dengan lebih cermat lagi saat ada bahasan tentang friendship, barangkali pendapat saya keliru, berarti itu poin bagi anda, dan saya keliru (kalau anda teman saya, lekaslah ingatkan saya ! :P )
Begiitulah, ,
Sebaiknya kita berteman saja, dengan syarat tertentu saja sesuai situasi , biarkan mereka
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Aku temanmu tapi jangan pilih aku....ups..bercanda
Takkan kupilih dikau, karena sudah terpilih ... hehe. Terima kasih Bund.. sehat selalu nggih ?
Keren ulasannya pak, memang hidup harus memilih
Alhamdulillah masih bisa memilih, tak hrus ke bilik suara
Alhamdulillah masih bisa memilih, tak hrus ke bilik suara
Ulasan yang sangat baik sekali. 2 peribahasa yg menjadi sengketa. Salam literasi pak
Terima kasih, Hadirnya Bu. Mari bersengketa kata...hehe
Mmm...begitulah. Bila pertemanan kita agak tersendat, bukan karena pilih-pilih. Sepertinya langkahmu terlalu cepat yang membuatku sering tertinggal. Sukses selalu, Pak.
Begitukah temanku ? Jika demikian adanya, kutunggu engkau di persimpangan berikutnya haha...sukses juga Pak Jamal
Keren ulasan tentang pintar dan pandai memilih teman. Salam literasi pak
Sepandai-pandainya orang pintar, tetap butuh teman, begitu bukan ? Terima kasih hadirnya