Muhammad Faturrahman (PAI 3C)

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
DI BANGKU STASIUN

DI BANGKU STASIUN

DI BANGKU STASIUN

Oleh : Muhammad Fathurrahman

" Permisi Ka ! "Kalimat pertama yang keluar dari seorang anak kecil penjual jasa semir sepatu di sebuah stasiun, dengan nada rendah menawarkan jasa semir sepatu kepadaku yang sedang duduk di bangku stasiun, menunggu kereta datang. terlihat matanya yang sayup dan badannya yang kurus membawa tas besar berisi peralatan semir sepatu dan sebuah botol air mineral. Akupun mengiyakan penawarannya, dengan sigap ia mengambil sepatu ku yang baru saja ku lepas, lalu mengeluarkan sikat dan semirnya untuk segera membersihkan sepatuku, matanya yang sayup beberapa kali melirik kearah samping ku tempat dimana aku menyimpan gorengan, melihat kejadian itu aku bertanya, " kamu mau,,?" Lalu dia mengangguk tanpa bicara satu patah katapun, dengan segera aku menyodorkan gorengan tersebut, " kamu makan dlu aja,, nanti lagi nyemirnya" kataku, lalu ia makan dengan lahap, disitu aku banyak mengajukan pertanyaan kepadanya.

Ternyata nama dia Guntar, tinggal bersama bapak dan seorang adiknya, ibu nya sudah lama meninggal, dan bapaknya hanya bekerja serabutan, terpaksa ia menjadi tukang semir sepatu, untuk membantu perekonomian keluarga nya, ia sempat cerita kepadaku bahwa sebenarnya ia ingin sekolah, tetapi keadaan yang serba kekurangan membuat mimpinya untuk sekolah hanya menjadi angan-angan belaka, jangankan untuk sekolah katanya, untuk makan sehari-hari saja udah susah.

Dari situ aku mengambil pelajaran, bahwa hidup harus tetap berjalan, seringkali kita mengeluh dan kurang bersyukur dengan apa yang kita punya, ternyata ada banyak lagi orang yang masih di bawah kita, ada banyak orang yang hidupnya kurang beruntung, tapi balik lagi ke diri sendiri yaa mungkin alasan kita dilahirkan yaa untuk menerima ini semua, walau bagaimanapun hidup harus tetap berjalan, tanpa menyerah apapun latar belakang kita , Guntar mengajarkanku satu hal bahwa, hidup harus ada perjuangan, tak kenal malu, gengsi dan tak kenal lelah, terima kasih ! Kelak kau akan menjadi apa yang kau inginkan,

Usai makan, ia segera melanjutkan menyemir sepatuku, kali ini gerakan lebih gesit, mungkin tadi ia lapar, makanya ia terlihat lemas, Selang beberapa menit kereta datang, dan ia pun selesai, segera aku memberikan uang sesuai tarif yang ia berikan, kalian mau tahu berapa? hanya Rp.3000 , dan saat ini jasa semir sepatu sudah tidak banyak diminati lagi dikalangan masyarakat, tak terbayang Guntar yang hanya mendapatkan penghasilan segitu untuk mencukupi kebutuhan keluarga kecilnya, masih mau ngeluh dengan gaji bulanan kita yang kita anggap kecil? Mungkin kita harus berkaca pada guntar.

Stasiun tambun 3 September 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Benar sekali pak.

17 Sep
Balas

Sudah saya follow

17 Sep

Saya follow balik yaa

17 Sep



search

New Post