madu ratnawati

Lahir di Prabumulih 1 Oktober 1964, dari bapak ibu asal Madura. Sejak kecil memang bercita-cita menjadi seorang guru dan tetap senang menjadi guru. Tidak pernah...

Selengkapnya
Navigasi Web
Ketetapan Menu Sarapan

Ketetapan Menu Sarapan

(Tantangan Menulis 30 hari, hari ke 10)

“Mau sarapan apa, Mas?” tanyaku kepada pak suami yang sedang asik menyiram tanaman di taman mungil kami.

“Apa, ya? Bubur ayam, enak sepertinya ya?” sahut pak suami tanpa menoleh sedikit pun dari pekerjaannya.

“Gak bosen? Kan kemarin sudah beli bubur ayam? Nasi goreng aja?” aku berusaha menawar.

“Tadi menawarkan, sekarang malah ganti menentukan?” goda pak suami.

Aku tersipu deh jadinya. Begini nih, kalau sarapan aja gak punya ketetapan menu. Kalau Aku terbiasa sarapan roti dan teh manis. Sejak kecil sudah dikasih standar menu pagi setangkep roti pakai mentega saja atau kalau ada rejekinya, ditambah taburan meisis. Itu pun ditaburkannya jarang – jarang supaya semua anak mendapatkan sarapan yang sama. Maklumlah kami keluarga besar, ayah ibu dan 7 anak.

Tidak ada pilihan menu lain. Semua dilakukan supaya praktis. Setiap pagi pukul 06.00 semua sudah siap di meja makan dengan jatah sarapan masing – masing. Begitu saja setiap harinya, sehingga di otak bawah sadar, semua berjalan dengan rutinitas yang menyatu tidak hilang hingga sekarang.

Menu sarapan yang berbeda hanya ada di hari Minggu. Nasi goreng, ketupat sayur, atau … roti lagi. Tetapi minumannya berbeda, segelas susu putih. Sedangkan pak suami sudah terbiasa menu sarapan berbeda – beda dan tidak ada standar waktu sarapan. Saat lapar ya makan.

Perbedaan itu lah yang kemudian menjadi bentuk kesibukan tersendiri setiap paginya. Kalau sarapan roti, buat pak suami hanya jadi lem di perut. Hanya bertahan satu jam saja. sehingga, setiap pagi menu sarapan di meja makan kami selalu ada dua versi. Roti dan menu sarapan lainnya.

Siapa yang paling bahagia dengan kondisi ini? Anak – anak. Mereka jadi punya menu pilihan dan bisa sarapan apa saja jika ada kegiatan di luar rumah. Sarapan roti boleh, sarapan ketupat sayur, hayuk saja. Nasi uduk, gak menolak. Adakah penyesuaian di antara aku dan pak suami? Penyesuaiannya ya sama – sama saling menghargai saja.

Jadi, percakapan setiap pagi akan selalu terjadi seperti di awal ceritaku ini.

Siap sarapan apa hari ini?

Jakarta, 22 Februari 2021

MadhoeLibranagavenus

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post