Ranting-ranting Patah
H 228
Ranting-ranting Patah
Mendengar bisik perih daun-daun cemara
Yang berbagi duka
Dengan kumpulan bunga-bunga
Yang sedang mekar penuh warna
**
Manyaksikan rembulan yang menangis
Pedihnya menepis
Gerimis
Sehingga tak bisa duduk manis
**
Hari ini masih disini
Menyaksikan sinar mentari
Yang redup tak menyinari
Indahnya bumi
**
Ku tetap disini
Dengan ranting-ranting patah ku paguti
Yang terserak di jalan yang sunyi
Ternyata ku seperti ranting patah yang tergeletak tiada arti
**
Sepertinya aku harus menyerah
Walau ku berusaha dengan susah payah
Hidup ini tak ada lagi gairah
Senja memapahku begitu parah
Bukit Berbunga, 25 September 2022
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren menewen puisinya teh. Sukses selalu
Terima kasih hadirnya pak Burhani. Salam sukses juga.
Puisi yang keren
Terima kasih bunda Rismalasari. Salam sehat.
Puisi keren bunda
Cakep diksinya, Bu. Jangan menyerah, karena esok mentari bersinar cerah. Salam sukses selalu, Ibu.
Puisi yang indah penuh dengan makna. Salam sehat dan sukses selalu bunda