GBM kepanjangan dari Guru Bisa Menulis, adalah satu-satunya komunitas di Kabupaten Semarang tentang literasi yang masih eksis hingga sekarang. Terbukti hari ini melaksanakan kopdar bahasa kekinian dari pertemuan para anggota GBM. Bertempat di warung ibu Sumartini, pinggir Rawa Pening Kecamatan Tuntang sekitar pukul 09.30 kami berkumpul.

Grup GBM Lebih berkembang membawa misi meningkatkan literasi anggotanya, begitu sambutan Ketua GBM, Budiyanti. Anggota GBM kebanyakan dari guru-guru yang tersebar mulai dari guru TK, SD, SMP, maupun SMA. Namun ada juga anggota yang berasal dari Pamong Belajar dan Penilik, dimana mereka adalah pendidik dan tenaga kependidikan di dunia pendidikan non formal.

Poin-poin penting yang dibahas dalam kopdar kali ini antara lain:

1. Sudah ada kelompok2 kecil dengan menunjuk penanggung jawab, tujuannya mengingatkan anggota supaya lebih gampang mengirimkan tulisan, namun anggotanya pasif.

2. Tulisan harian agar dirutinkan tiap hari tidak hanya satu dua orang saja yang mengirim tulisan. Solusinya bisa menjadwalkan tiap anggota punya jatah mengirimkan tulisan di grup tiap tanggal yang ditentukan.

3. Kita kurang mengapresiasi tulisan teman-teman yang ada di grup. Sebaiknya jika ada yang mengirim tulisan, siapapun bisa mengomentari atau mengapresiasi tulisan tersebut.

4. Rencana mengadakan event di peringatan hari Guru Nasional, yaitu launching buku 2 puisi dan 1 kisah inspiratif. Gagasan dari Ketua GBM, kegiatan launching buku GBM dan launching buku pribadi selama 2022, terserah boleh buku solo boleh buku antologi. Rencana launching di Palagan Ambarawa sekitar tanggal 26 atau 27 November 2022.

Sebagai motivasi, Guru Tuban, Sriyatmi, mengeluarkan 6 buku solo dalam setahun, launching dengan Bupati, bikin acara membaca puisi bareng, dan lain-lain.

5. Motivasi dari Ketua GBM, Teori tidak ada artinya, tanpa ada latihan. Latihannya ya menulis tiap hari itu. Wajib meluangkan waktu disela-sela waktu luang.

6. Tips menulis dari senior GBM, bu Sulastri, menulislah setiap hari. Menyelakan menulis. Belum tidur tenang kalau belum menulis.

Sumurup, Rawa Pening Tuntang

Meisa, dipaksa menulis