Siti Magfiroh

Guru SMPN 1 Cikande dan TKA MDA Ar-rahman...

Selengkapnya
Navigasi Web

Misteri Hidup Yuri

Sebuah genteng jatuh menimpa atap kamarku, tepat pukul 00.00 dini hari, untung tak menimpa kepalaku, di saat yang sama lampu kamar mati tetiba dari atas terlihat sosok sebentuk hologram wanita sekira umur 15 tahun berpesan, kelak apapun yang terjadi di masa depanmu berdamailah dengan hatimu, bersabar dan selamatkan masa depan.

Saat Shubuh aku terbangun prihal perempuan itu kukira ia adalah mimpi tapi atap yang jebol karena tertimpa genteng padahal tak ada hujan atau angin itu benar.

Namaku Yuri entahlah mengapa ibu memberikan aku nama itu tapi menurut orang aku ibu bukan ibuku ia permpuan yang mengadopsiku semnjak umurku 1 bulan mataku yang sipit kulit putih alis hitam dan bibir tipis seperti muka orientalis, konon ayahku orang cina tapi entahlah aku tak terlalu memikirkan itu, hidup adalah hari ini dan apa yang kupunya saat ini, toh ibuku sudah bahagia dengan suami barunya dan ke tiga anaknya, dan tentang ayah saya itu saya tak pernah sedikit ingin tahu tentangnya. Walaupun pernah sayup terdengar kala itu katanya bapaku seorang pemgusaha di daerah Jakarta kemudian bangkrut dan akhirnya pulang ke tanah kelahirannya. Prihal ibu angkatku aku sudah menganggapnya sepeti ibuku meskipun cerewetnya bukan main, tapi setidaknya ia peduli dengan apa yang aku makan dan aku pakai.

Saat Shubuh berjamah aku menjadi imam mengimami buyut yang sudah sepuh umurnya kira 120 tahun begitu kata anak dan orang-orang di kampung dan juga ibuku yang SDpun katanya tak lulus. Mengaji sebnarnya bisa hanya saja kurang fasih.

Usai sholat Shubuh dan kupimpin doa dengan khusu buyut dan emaku mengaminikan doaku.

Salim ke mereka kemudia setelah itu aku cerita

"Emak, semalam plafon rumah bolong tertimpa genteng, untung Yuri gak kena emak."

"Terus kamu gak kenapa-kenapa Nong?" Tanyanya emak khawtir

"Gak papa kamunya Nong," tanya buyut lembut

"Gak kok, Yuri gak Papa Yut, emak,"

"Aneh yah gak ada hujan gak ada angin kok jatuh gentengnya?"

(Jangankan emaknakupun berpikir yang sama, prihal mimpi itu ingin kuceritakan tapi enggan takut emak cerita ke orang-orang emak-emak kalau udah ngobrolkan apa saja diomongkan).

"Nanti kalau emak dapat uang emak suruh Mang Dulah betulin kamarmu."

"Kemarin Uyut dapat uang kiriman anak Uyut, biarkan saja uang Uyut buat betulin plafon Nong Yuri."

"Gak usah Uyut, biar Uyut punya simpenan untuk jajan,"

"Dari pada plafon gadis Uyut rusak, lebih baik uang uyut berkurang,"

Aku memeluk Uyut penuh haru sedari kecil selain emak dan Abah yang ngerawat aku, aku di rawat Uyut, Uyut adalah neneknya emak tubuhnya kurus tulang belulang berbakut kulit tipis seperti plastik bening, rambutnya semua putih tak ada warna hitam satupun lucunya saat ku mencari kutu di rambutnya, kutunya pun berwana putih. Sehari uyut menggunakan tongkat untuk berjalan, tubuhnya yang tingginya sama denganku hanya 145 cm itu juga yang mungkin membuat tubuhnya tak bungkuk. Hal yang menjadi kegiatan sehari-harinya adalah nginang sebutan untuk nenenk-nenek yang melumat sirih lalu membuangnya lagi.

Pagi usai aku membuat nasi goreng, dan bersiap ke sekolah semntara Uyut suka sekali nasi yang lembek bak bubur.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

lanjut bu. cerita masih menggantung penasaran

12 May
Balas



search

New Post