konsumsi Garam 1.003.750 gram.

alhamdulillah ya rab, puji syukur kita panjatkan kehadirat allah swt. Pagi cerah selalu menyambut terbuka mata ini. Ijin dan ridho allah semua yang menggerakan dan berkehendak di kehidupan manusia. Cuitan burung tetangga dengan kekhasan menjadi miliknya, juga berkat kemurahan yang allah berikan untuk makhluk satu diantara berjuta, bahkan kita tak sanggup menghitung jumlah penghuni dunia ini.

Sunatullah, mereka bergerak atas kehendaknya. Mereka menikmati apa yang diterimanya, sebagai rasa syukur atas nikmat yang dimilikinya.

Pagi sayup dalam hening pertanda bergeliat mengawali aktifitas kehidupan. Doa bersama sujud syukur sepertiga malam. Semua kulakukan semata mengharap ridho dan keberkahan dari Mu ya Rab. Selang bergulirnya pagi buta, hingga terdengar adzan penanda waktu subuh pun tiba. Air berkahmu ya Rab, sarana pesuci diri menghadapMu ya Rab. Sesaat kutunduk bertafaqur, mohon ampun dosaku. Kurasakan dosa telah menggunung. Kurasakan waktuku telah menyempit. Kurasakan sesak menghimpit saat bertaubat. Kurasakan pedih hilang waktuku bergeliat mengais amalan. Yaa Rab tetesan air mata saksi bisu. Doa membumbung berharap airmata akan berbicara dikala hari perhitunganMu.

Tiga gelas minuman hangat telah terhidan di atas meja ukuran sedang di pojok dapur berkahMu. Seruput air bening hangat menjadi konsumsi rutin ikhtiar sehatku. Gemerincing bunyi sendu dan merindu di dapur berkah, pertanda ada olahan untuk keluarga. Apapun gemerincing sentuhan alat masak saat itu, dikau sejumput garam terpercik menjadi bagian yang tak pernah terlewatkan. Manis, gurih nyeeem, kudapan pengisi perut untuk amunisi aktifitas pagi. Sejumput garam pagi itu bagian dari berbagai makanan yang masuk di tubuh ini. Sejumput itu setara sepuluh gram penafsiran tanpa perlu uji keakuratan. Kita telah biasa membuat perkiraan saja, karena keakuratan belum diperlukan jua. Sejumput itu kan terulang dalam dua puluh empat jam, hingga perkiraan akumulasi menjadi lima puluh gram, ini juga masih perkiraan. Yaa begitulah perhitungan ala ala tulisan kehidupan.

Pepatah yang telah melanglang berbunyi: “telah banyak memakan asam dan garam” ini diberikan kepada seseorang yang telah banyak mengenyam pengalaman. Banyaknya pengalaman yang dilalui seiring panjangnya perjalanan kehidupan yang telah dilalui. Perbandingan sederhana antara anak usia sepuluh tahun dengan orang dewasa usia dua puluh tahun, tentu memiliki pengalaman yang jauh lebih banyak yang berusia dua puluh tahun. Pernyataan itu sangatlah benar dan semua pembaca akan menyatakan setuju, sepakat ? contoh ini bisa kita jadikan dasar perhitungan berapa banyak kita telah mengkonsumsi apa yang kita sebut “GARAM”. Namun pemikiran ini apakah terkait dengan wacana dan menjadi berita kalau negara kita Indonesia memerlukan impor garam ? May be...

Pembaca yang budiman bolehlah menghitung berapa banyak garam yang sudah dikonsumsi hingga usia saat ini. Saya mencoba perhitungan itu sehingga muncul angka berikut:

50 gram per hari

365 hari setahun

55 tahun usia saya

50 x 365 x 55 = 1.003.750 gram

10.037,50 kg garam telah saya konsumsi.

Ini untuk satu orang, berapa untuk satu keluarga, berapa untuk satu kampung, desa, kecamatan, kota dan hingga negara. Kembali pertanyaan semula “impor garam” ah itu mah urusan orang pintar pergaraman yang diamanahi di negeri ini. Saya hanya menulis khayalan, barang mungkin menjadi penelitian yang bermakna, sila bersua dan berurus dengan orang pintarnya.

Alhamdulillah, konsumsi garam bagi tubuhku diberikan kenikmatan hingga jari jemari lancar menyentuh tuts tuts keybord hp. “fabiiayiialairabikumatukadiban”

#bm

#lenteraqalbu

#020419