Mahmudah Cahyawati

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Bocil Dan Konsekuensi
stella maris

Bocil Dan Konsekuensi

Pagi itu, setelah makan bersama, Fathan dan Affan, bermain kapal-kapalan yang baru saja dibuatnya. Terlihat seru dan mengasyikkan. Namun entah apa sebabnya, tiba-tiba, mereka berdua saling memukul. Fathan terlihat mulai kesal dan memukul kaki Affan dengan kerasnya. Affan balas memukul dan fathanpun menangis.

"Kalian kalau memukul ya harus mau di pukul juga. Kalau mau main, ya jangan takut kalah.", ujarku pada mereka berdua. Fathan dan Affan hanya terdiam mendengar ucapanku. Entah mereka mengerti atau tidak, tetapi kulihat Fathan mengulurkan tangannya pada Affan dan meminta maaf.

Siang hari, setelah bermain bebas, anak-anak masuk kembali ke kelas. Kulihat beberapa anak masih asyik bermain diluar. Ehm, tampaknya mereka masih belum puas bermain di luar. Akhirnya, Haikal kuminta untuk memanggil Rafa, Arsello dan Tama untuk masuk ke kelas. " Kalian masih mau bermain di luar, tidak mau main di dalam kelas?". "Iya, bu masih mau main di luar", jawab Rafa cepat. "Iya, enakan main di luar, ayo main aja", bujuk Tama pada kedua temannya. Arsello hanya tersenyum dan mengangguk tanda setuju dengan perkataan Rafa.dan Tama.

"Ok, kalau Rafa, Arsello dan Tama, masih mau main di luar. Silahkan bermain, tapi mainnya sampai pulang sekolah ya. Karena itu sudah pilihan kamu. Teman kamu yang lain akan bermain beberapa permainan di dalam kelas". tegasku. Tanpa ragu, ketiga anak lelaki itu, berlarian menuju arena permainan outdoor. Sementara itu, di dalam kelas, telah kusiapkan 3 jenis permainan, play dough, main pasir dan balok. Anak-anak bebas memilih permainan dan bisa dilakukan secara kelompok atau individual.

Dari jendela kelas, kulihat tiga anak yang memilih bermain di luar tengah asyik bermain perosotan. Tetapi, kulihat tiba-tiba, Tama berlari ke arah kelas dan mengintip dari jendela. Tampaknya, ia mulai tertarik untuk bermain di dalam kelas. Tama kembali berlari ke arah perosotan dan kembali lagi ke jendela kelas mengajak Rafa dan Arsello. Tak lama, kudengar suara pintu yang di dorong paksa. Tetapi karena pintu di kunci dari dalam, maka pintu tidak bisa terbuka. Namun, Tama terus saja mendorong paksa pintu kelas sambil terus berteriak. "Bu, buka pintunya, Tama mau main balok. Ayo buka, buka".

Karena jam sudah menunjukkan 10.30 WIB, segera kuminta anak-anak yang ada di dalam kelas untuk membereskan semua permainannya. Sementara itu, aku menemui Tama, Rafa dan Arsello. "Kalian tadi sudah memilih bermain di luar kan?. Bermain sampai sekolah selesai, kan. Lalu kenapa berteriak-teriak seperti itu?". "Iya, tapi Tama mau main balok juga"."Ok, begini ya Tama, Rafa dan Arsello, tadi saat bu Utie tawarkan, kalian mau main di dalam atau di luar, kalian memilih main di luar. Ya, berarti kalian bermainnya di luar, sampai bel sekolah, paham kan". Maksud hati ingin memberikan penjelasan, tetapi Tama, Rafa dan Arsello, melihatku dengan wajah tanpa dosa.

Setelah anak-anak yang ada di dalam kelas, selesai membereskan alat mainnya, 3 anak yang memilih main di luar, kuminta untuk bergabung di dalam kelas..

" Teman-teman, tadi bu Utie, sudah ingatkan ya, kalau kalian memilih main di dalam kelas, ya silahkan bermain di dalam. Jika kalian memilih di luar, ya silahkan bermain dengan permainan yang ada di luar. Jadi jika kalian sudah memilih, ya harus mau melakukannya. Jika kalian bermain pukul-pukulan, ya jangan menangis jika kena pukulan teman. Karena kalian memukul teman, ya berarti harus mau di pukul juga, kan " ucapku, sebagai penutup sekaligus recalling hari itu.

"Bu, aku tadi enggak nangis, pas kena pukul Arshaka. Soalnya aku tadi pukul Arshaka juga". "Bajuku juga tadi di coret Haikal, tapi aku gak balas. Karena tadi aku juga coret gambarnya Haikal, bu". Kelas kembali riuh dengan celotehan mereka.

Itulah anak-anak, di tengah kegiatan bermain, sebenarnya mereka belajar secara konkrit tentang arti konsekuensi. Dan itu adalah salah satu soft skill yang harus mereka pahami dan mengerti sejak dini.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen ulasannya, Bunda. Salam literasi

27 Sep
Balas

Alhamdulillah, Matur suwun, Pak Dede. Salam Literasi

28 Sep



search

New Post