Rama, salah seorang keponakanku, sangat lugu orangnya. Namun, ia cukup smart dalam pelajaran. Semenjak SD hingga SMA, selalu menjadi juara kelas. Hingga akhirnya ia berhasil di terima untuk berkuliah di universitas negeri di kota Jogjakarta. Masa kuliahpun ia habiskan dengan belajar dan belajar. Tak heran Rama dapat lulus dengan cepat dan tentu saja dengan predikat cum laude.

Di balik kepintarannya, Rama punya masalah dalam bersosialisasi. Namun sebenarnya itu tidak menganggu kesehariannya. Bagi dirinya, Rama menganggap ia sama seperti anak muda lainnya. Tetapi menurut orang lain, Rama termasuk cupu, lugu dan lurus-lurus saja pemikirannya. Sebenarnya menurutku yang paling bermasalah adalah keraguannya saat berhadapan dengan lawan jenisnya. Alhasil orang tuanya cukup panik, apalagi saat ini Rama sudah berusia 29 tahun. Dan ia masih asyik dengan dunianya sendiri, dunia teknologi. Baginya komputer lebih mudah di program dan di prediksi di banding wanita.

Hingga akhirnya, orangtuanya mencarikan jodoh. Sebenarnya Rama sama sekali tidak keberatan terhadap calon yang disodorkan orangtuanya. Baginya rihdo orangtua adalah ridho Allah SWT. Tetapi memang sifat dasar Rama yang lugu dan ala kadarnya, sehingga sikap yang tampak ke permukaan seperti tidak antusias. Hingga tibalah saat yang di nanti. Rama dan calon istrinya telah siap untuk melaksanakan ijab qobul. Melihat kedua calon mempelai tampak tegang, om Tanto, adik bapaknya, iseng bertanya. “Rama bagaimana perasaan kamu saat ini?”. “Ehm senang-senang aja sih, om”. Kami yang mendengarnya langsung ramai-ramai tertawa. Tampaknya Rama masih belum menyadari sepenuhnya bahwa sebentar lagi statusnya akan berubah. Akhirnya akad nikah berjalan lancar karena Rama berhasil mengucapkan ijab qobulnya dengan baik. “Mas Rama, sekarang sampeyan sudah menjadi seorang suami”, jelas bapak penghulu. “Bagiamana rasanya sudah punya istri sekarang?”. “Ehm, biasa-biasa saja pak. Belum terasa ada perubahan..Tapi ok lah, nanti akan saya coba jalani dulu , pak “.jawab Rama dengan seriius. Mendengar jawaban Rama semua hadirin tertawa keras. “Rama, kamu kira sekarang ini, kamu sedang main kawin-kawinan apa”, celetuk om Tanto.